Aku selalu berharap malam abadi, tanpa petang yang membisikkan harapan pada senja yang akan datang.
Namun, senja itu sendiri digantikan oleh gemuruh hujan, yang aku tak berani nantikan. Aku terlalu takut menghadapi kenyataan, takut akan derasnya rintik hujan yang menimpa.Di malam yang selalu beranjak menjadi fajar, bawalah aku pada senyuman seseorang yang wajar, seseorang yang bisa ku miliki hingga akhir hayat.
Bumi yang tak pernah merindukan bulan, sementara bulan perlahan pergi, sinarnya semakin redup tanpa bintang yang selalu kau tatap, terlepas dari pandanganmu.
Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebaris Rasa (2018-2019)
PoetrySELESAI TAHUN 2019 DI PUBLISH ULANG TAHUN 2024 Dalam setiap lembar buku ini, terukir kisah-kisah penuh makna dan emosi, seperti untaian kata yang melukis jiwa. Jika kau merasa terundang, pintu imajinasi ini terbuka lebar, tanpa perlu bertatap muka...