🖤 (2)

3.7K 462 89
                                    

Jungkook terduduk dilantai kamarnya, menangis seorang diri apa apaan semua ini?

Jadi ibunya adalah orang ketiga?
Berapa banyak dosanya pada rose?
Dan yang paling mengejutkan ginjal rose berada didalam tubuhnya?

Flashback on

"Apa maksudnya ibu"

"Jungkook naiklah keatas"

Jungkook tak mendengarkan ucapan sang ayah, tetap menatap sang ibu intens "ibu kumohon jangan menutupi apapun lagi" ucap jungkook dengan nada bergetar

"Dulu, kau mengalami gagal ginjal saat usiamu 12 tahun dan hidupmu tak kan lama lagi saat itu"

"Tapi saat itu rose datang mengatakan dia akan mendonorkan ginjalnya padamu"

Jungkook mengeleng "tidak waktu itu bukan rose tapi chaeyoung"

"Chaeyoung adalah nama samaran rose sebenarnya, kami memang membuatnya karna takut kau tak menerima pendonoran itu. Dan juga agar kau tidak merasa dikasihani oleh rose"

"Kalian dioperasi karna kebetulan cocok, dan sampai sekarang ginjal rose berada ditubuhmu,"

"Rose yang meminta ini, ia yang mengatakan bahwa kau tak perlu tau semuanya. Kau tau alasannya"

"Ia tak ingin kakaknya sakit mendengar yang sebenarnya"

Jungkook meninju lantai beberapa kali, membuat tangannya yang mengepal kini lebam akibat ulahnya ia menyesali semuanya.

Ia ingat berapa banyak dosa yang ia berikan pada rose?

Padahal rose selalu bersikap baik padanya.

Katakan jungkook menyesal, apa bisa semua diperbaiki?

.

Rose sudah bersiap menuju kekampus, turun kelantai bawah melihat dimeja makan sudah ada ayah, ibu dan jungkook

"Rose ayo ikut sarapan"

Seperti biasa rose hanya menurut ikut duduk dan sarapan bersama

"Rose kau akhir akhir ini sedikit pucat, apa kau baik baik saja"

Rose menganguk "aku baik, hanya kurang tidur"

"Ayah harap kau tak menyembunyikan apapun rose"

Rose hanya tersenyum melanjutkan makan nya dan berangkat kekampus menaiki bus seperti biasa.

Karna ia tau jungkook tak akan mau mengantarnya.

.

Selama pelajaran hari ini berlangsung jungkook sungguh tak fokus. Ia memikirkan bagaimana cara memulai berbicara dengan rose?

Namun ada sebagian kecil dihatinya yang tidak ingin berbicara dengan rose? Gengsi? Iya gengsinya membuat nya sedikit tak ingin memulai berbicara dengan rose

.

Sudah 2 minggu berlalu sejak jungkook mengetahui semuanya, namun ia tetap sama tak ingin berbicara dengan rose. Walau ia tak menghina rose lagi tapi keadaan diantara mereka kini sangat canggung.

Begitu pula dengan rose, ia akhir akhir ini sering sendirian dikamar atau ia akan keluar saat malam hanya untuk berjalan jalan.

Seperti hari ini, sejak pagi rose tak keluar kamar padahal ini sudah menginjak sore hari dan ia belum makan dari pagi.

Jungkook sekarang sedikit khawatir dengan adiknya itu "apa aku harus mengetuk pintunya" tanya jungkook pada dirinya sendiri

Dengan langkah berat jungkook sekarang tepat berada di depan pintu kamar rose, setengah hati ia melakukannya, setengahnya ia lakukan karna orang tua mereka yang berada diluar negeri yang meminta.

"Baiklah, lakukan untuk ayah dan ibu"

Jungkook mengetuk pintu itu, selang beberapa kali pintu itu terbuka menampakan wajah pucat dengan seyum yang sangat manis dan juga menyakitkan menurut jungkook

"Ah, kakak" hati jungkook menghangat mendengar ucapan rose. Ia selama ini tak membuka mata terhadap perlakuan rose padanya. Bahkan setelah semuanya ia tetap memanggilnya kakak.

"Kau sakit"

Rose mengeleng "tidak, hanya belum mandi dan berdandan"

Jungkook menyipitkan matanya "kau tidak berbohong?"

Rose hanya tersenyum "baiklah turun dan segera makan, aku tak tau ini makan siang atau makan malam karna ini sudah sore" lanjut jungkook membalik badannya.

"Terima kasih kakak" lirih rose namun masih terdengar oleh jungkook

.

Hari ini dikampus mereka ada acara besar, acara festival seni dimana semua boleh ikut berpartisipasi akan kegiatan ini.

Rose yang namanya berada dalam daftar ikut berpartisipasi sudah siap siap untuk tampil.

Sebelum tyuzu kekasih jungkook mengunting baju yang masih rose pakai untuk tampil nanti.

"Tyuzu apa yang kau lakukan" rose mendorong tyuzu sampai terjatuh kelantai

"Yak, apa yang kau lakukan ha" tyuzu bangkit lalu mendorong rose membuat rose terduduk disofa tempat ia duduk tadi.

Rose sedikit mengeram, dan membenarkan bajunya yang robek sangat besar "kau kenapa merobeknya"

"Rasakan itu, kau tau akhir akhir ini jungkook selalu memikirkanmu dan tak pernah fokus padaku" teriak tyuzu

"Aku membencimu" tyuzu menampar rose dengan kuat. Membuat kepala rose tertoleh ke samping dan jangan lupakan sedikit darah keluar dari hidung dan juga bibirnya.

"Yak kau apa yang kau lakukan pada roseku hah" lisa datang mendorong tyuzu dengan kuat membuat kepala tyuzu sedikit terpentok diujung meja.

Dan saat itu juga jungkook masuk dengan tiba tiba bersama anggota bts lainnya.

"Kau kenapa, tak apa?" Jungkook membantu tyuzu berdiri

"Dia" tunjuk tyuzu pada rose "dia mendorongku karna aku tak sengaja menarik bajunya hingga sedikit robek"

"Aku yang mendorongmu bodoh" ucap lisa

"Bukan aku kakak" lirih rose karna saat ini ia merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya

Jungkook melepaskan rangkulannya pada tyuzu, berjalan mendekati rose lalu mencengkram dagu rose kuat.

Walau ia melihat ada darah jungkook tak memperdulikannya. Ia kini tengah di kuasai emosinya "dasar anak tak tau diri, kenapa kau jahat sekali hah"

"Sungguh dia yang memulainya kak"

Namun yang terjadi selanjutnya, sungguh membuat semua orang disitu terdiam membeku, jungkook menampar rose ditempat yang sama dengan tyuzu sebelumnya.

"Jung--" jin berusaha menghentikan jungkook melihat rose terduduk dilantai akibat tamparan keras dari jungkook.

"Kakak" lirih rose dengan posisi menundukan kepalanya, menahan seluruh rasa sakit yang kini semakin menjalar keseluruh tubuhnya

"Jangan panggil aku kakakmu gadis sialan" teriak jungkook

Sebenarnya jungkook frustasi akan dirinya sendiri, atas apa yang berusan ia lakukan terdahap rose "adiknya"

"Sung- sungguh bukan aku yang memulainya ka- kakak" nafas rose tersegal segal sekarang akibat sakit yang menjalar sungguh hebat diseluruh tubuhnya

"Aku bukan kakakmu" jungkook membanting vas bunga yang berada disebelahnya dan berbalik meninggalkan ruangan itu dengan emosi yang memuncak.

Rose masih menundukkan kepalanya, menahan sakit "lis- lisa to-tolong aku"

Lisa yang sedari tadi diam membeku, langsung berjalan kearah rose dan mengangkat wajah rose.

Sungguh terkejut bukan main lisa melihat wajah rose yang sudah sangat pucat dan lebam dan darah yang semakin deras dari hidungnya.

"Ya tuhan rose" jerit lisa. Membuat anggota bts yang baru ingin beranjak meninggalkan ruangan itu berbalik ke arah rose

"Ka-kakak" lirih rose lalu pingsan dalam dekapan lisa membuat lisa sangat panik begitupula dengan anggota bts lainnya.







.

Rose Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang