My Friend (3)

3.4K 385 32
                                    

"tae, kau kenapa?" Tanya rose kecil saat duduk dibawah pohon

"Tidak ada aku hanya sedang berkhayal" "kita akan menikah nanti aku berjanji" taehyung kecil mengucapkan janji dan mengangkat jari kelingkingnya

"Tae tak usah berjanji, kau cukup buktikan"

.

"Rose kita harus terus bersama sama susah senang kita harus bersama" taehyung remaja merangkul rose memasuki sekolah baru mereka

"Rose mari berjanji untuk saling percaya dan tak akan meninggalkan satu sama lain" taehyung mengangkat jari kelingkingnya kehadapan rose

Namun rose lebih dulu berlari karna akan segera upacara, pada dasarnya janji yang akan mereka buat tak akan pernah menjadi kenyataan

Taehyung bangun dari tidurnya "mimpi apa itu" beranjak dari tempat tidur "ais, kenapa aku memikirkannya"

Taehyung segera mengambil kunci mobilnya tujuannya hanya satu kerumah rose, entah apa yang akan ia lakukan ia hanya ingin kesana mengikuti kata hatinya saja.

"Kenapa aku kesini" sedari tadi taehyung hanya memandangi rumah rose "ah mungkin ini firasat, mungkin aku akan memergoki baekhyun yang sudah kekorea beberapa hari tapi tak pulang kerumah"

Hampir 30 menit taehyung menatap rumah itu dari jauh, namun semuanya masih jelas dimatanya

Taklama seseorang berjalan gontai menuju rumah itu, taehyung merasa ia sedikit tak asing dengan postur itu, namun itu bukan postur tubuh baekhyun.

Taehyung terus mengamati rumah itu sampai rose membuka pintu dan lelaki yang taehyung lihat masuk, lalu mendorong rose hingga terjatuh tak sampai disitu taehyung juga melihat lelaki itu membenturkan kepala rose pada daun pintu dan taklama pintu itu tertutup.

Taehyung sedikit meringis melihat kejadian itu, dadanya sesak melihat sahabatnya mungkin ia juga mencintainya diperlakukan seperti itu.

Tapi mengingat apa yang terjadi antara rose dan dirinya membuatnya mencoba tak perduli, walau sebenarnya hatinya tak nyaman melihat kejadian itu.

.

Suara tangisan pilu rose mengema dikamar, entah setan apa yang kali ini merasuki jimin. Sedari tadi rose tak henti hentinya dicambuk oleh jimin perut, tangan, paha, betis tak luput dari cambukan jimin.

Bahkan sangking seringnya cambukan itu dilakukan ditempat yang sama, sehingga membuat luka yang sangat teramat perih.

Rose hanya bisa menangis dan menangis, mencoba menahan semuanya, mencoba menerima apa yang terjadi malam ini.

"Kau-- kau tau hari ini adalah hari apa" jimin meracau tak jelas sambil masih mencambuk rose

"Ibu ayah dan kak chan hari ini mereka meninggalkan karna mu"

PLAK

tamparan keras mendarat dipipi rose, rose merasakan sedikit darah keluar dari bibirnya sangking kerasnya tamparan itu.

"Kalau kau tidak merengek dan manja ini semua tak akan terjadi"

PLAK

Lagi, rose tak dapat berbuat apapun badanya mati rasa saat ini. Jangankan untuk mengeluarkan suara meneteskan air matapun ia sudah tak sanggup saat ini.

"Kenapa--" jimin menangis "kenapa kau lakukan ini padaku" "aku dulu menyayangimu tapi kau mengahancurkan hidupku"

PLAK

tamparan ketiga berhasil membuat rose pingsan seketika dengan tubuh penuh luka dan lebam, pipi dengan darah yang mengalir.

"Kau-- kau harus mati ditanganku" jimin mengarahkan pisau lipat yang ia bawa kepada rose yang pingsan

"Kau harus mati" jimin semakin mendekatkan pisau itu pada perut rose

"Tapi-- tapi aku menyayangimu adikku" tangis jimin pecah memeluk tubuh rose erat tak perduli rose yang sedang pingsan ia membawa tubuh ringkih penuh lebam itu kepelukannya mendekap erat seolah takut kehilangan

"Maafkan aku, maafkan aku"

.

Sudah 2 hari rose tak masuk kuliah, hal ini pun membuat taehyung khawatir bagaimanapun ia melihat kejadian didepan matanya pun 2 hari yang lalu. Pikirannya kalang kabut entah kemana

"Jimin masih tak masuk?" Tanya jungkook heran sebab jimin sudah 2 hari tak masuk kekampus saat ini

"Coba telpon" jhope memberi saran

"Sudah dari tadi, tapi masih tak diangkat?" Ya jin daritadi menelpon jimin masuk namun tak diangkat

"Apa anak itu ada masalah?" Pertanyaan suga membuat semua bungkam pasalnya masalah jimin yang mereka ketahui adalah adiknya yang kata jimin adalah orang yang paling jimin benci.

Taehyung tak tau bahwa jimin dan rose saudara, karna mereka masih sangat kecil untuk mengingat hal hal yang dulu terjadi, terlebih lagi sejak kecelakaan itu terjadi jimin pergi dan tinggal dirumah keluarganya.
Meninggalkan rose yang diurus pembantu kepercayaan keluarga.

"Kita keapartementnya saja" mereka tak mengetahui rumah jimin dan rose selain apartement

"Pulang kuliah kita kesana"

"Maaf aku tak bisa ikut" taehyung beranjak ingin menenangkan pikirannya

.

Jimin dan rose masih saling tatap dalam diam, rose masih terbaring lemah dikasur perbuatan jimin 2 hari yang lalu membuat seluruh tubuh rose serasa remuk hancur dan pecah bahkan lebam luka memar masih nampak berwarna terang, membuktikan kerasnya jimin menyiksa rose

"Kak" lirih rose akhirnya bersuara "pergilah, baekhyun sebentar lagi datang. Aku tak ingin dia memukulmu"

Ucapan rose membuat air mata jimin lolos begitu saja, bagaimana bisa adiknya membiarkannya pergi setelah melakukan hal sekejam ini

"Pergilah, aku tak ingin kau terluka" jimin menggeleng membuat rose mengehela nafas "kumohon kak, pergilah"

Jimin tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun selain menangis, menyesal? Itu rasa terbesar yang ia rasakan saat ini

"Pergilah, kejarlah cita citamu hiduplah bahagia" rose menitikan air mata "aku hanya ingin kau hidup dengan lebih baik" "kita tak berpisah, suatu hari kita akan bertemu dan aku berjanji"

Jimin mengeleng kuat "aku akan mengahadapinya" rose mencoba mengengam tangan jimin

"Baekhyun gila, dia bisa membunuhmu aku tak mau" "pergila, aku baik baik disini, nanti dengan cara apapun aku berjanji kita akan bertemu" rose memperat gengamannya pada jimin

"Dan jangan menyesal dengan cara kita bertemu" "kau harus hidup bahagia dan lebih baik, agar aku bisa memaafkanmu kakaku"

Jimin mendekap tubuh rose, tubuhnya bergetar hebat airmata mengalir bak berlomba saat ini.

"Maaf" lirih jimin

"Aku memaafkanmu, sekarang pergila, hiduplah bahagia dan tanpa penyesalan" rose menepuk nepuk pundak jimin memberi ketenangan

"Berjanjilah kita akan bertemu" rose menganguk

"Aku berjanji kita akan bertemu suatu saat nanti,jika sudah waktunya tanpa penyesalan dan tanpa air mata" rose tersenyum tulus












😊

Maaf mulai sekarang update ga bakal tentu, karna sekarang bener bener sibuk di real life, tapi tenang aja setiap cerita yang aku publish pasti sudah selesai dan sudah ada endingnya.

Karna aku juga ngerasain gimana baca tiba tiba gak selesai. Jadi yang masih mau tunggu cerita silahkan

Rose Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang