part 40

2.1K 49 6
                                    

Bener kan ini nih yang paling gua ga suka gua mengintip dan dokter Radit udah ngeluarin jarum suntik nya

"Ga usah di suntik napa" gua bangun dan bernegosiasi dengan dokter

"Nah kan bangun "sautnya dengan terkekeh

"Apa sih kak Radit ah ga mau di suntik plis"pinta gua

" Ini ga sakit ko "sautnya dengan santay

" Ih aneh orang yang sakitnya kaki kenapa tangan tya harus di suntik sih"cerocos gua

"Hehehehe" kekeh nya

"Ga usah ketawa deh"saut gua ketus

"Udah tau gua takut banget liat tuh jarum "

Gua pun mencoba untuk terus mengalihkan perhatian mereka dan gua terus ketakutan

Gua semakin menurun dan terus menurun agar semua badan gua ke tutup selimut besar ini ,yah gua bersembunyi di balik selimut ini

Saking takutnya tapi Kaka terus berusaha membuka selimut nya berkali-kali dia menarik selimutnya

Gua pun ga tinggal diam gua terus menahan selimut itu agar terus menutupi tubuh gua 

"Ih kak "teriak gua

"Cepat buka "titah nya

"Ga mau , singkirkan dulu jarum suntik itu "

"Iyah udah ga ada ko "saut dokter Radit

"Boong" saut gua

"Beneran cepet buka dulu mau di obatin kaki nya " saut dokter Radit

"Kalo ga di buka uang jajan dan uang sekolah Tya Kaka ambil semua yah"ancam nya

"Tapi Tya ga mau di suntik kak "

"Ga bakal "rayu nya

Dan setelah gua melihat emang ga ada sih jarum suntik nya jadi gua lega sedikit

Dan Kaka langsung menaruh pisau di leher gua 

"Ikhh kak apa ini ,jauh kan benda itu"

" Diam! Sedikit aja tya bergerak pisau ini melukai lehermu"ancam nya

Gua pun langsung menunduk ketakutan yah ini yang gua takutin ,takut Kaka kembali

Seperti dulu nya lagi baru saja dia baik dan bersikap lembut sama gua  tetapi sifat aslinya pun keluar

Setelah dokter Radit menyuntik gua dia langsung mengobati luka di kaki gua sedangkan Kaka dia pergi

Ke luar entah kemana dia pergi dan meninggalkan kamar gua , keheningan mengisi ruang kamar ini

Hingga akhirnya dokter Radit membuka suara

"Tya"mengalihkan lamunan gua dengan nada lembut

"Iyah" gua terus menunduk

"Kak Radit mau nanya boleh"

"Hmmmm boleh kak "

"Apakah kakak sering seperti itu?"

"Begitulah"jawab gua singkat

"Kenapa tya jadi pendiam seperti ini"

"Engga papa ko kak"

"Kamu trauma yah,apa kamu sedang ketakutan" tanya nya perlahan

Gua hanya menggeleng kan kepala dan dokter Radit mengerti semua nya karena gua ga bisa menjelaskan nya sekarang

Dan dia mengerti keadaan gua sekarang  gua ga bisa ceritain masalah gua sekarang

setelah itu dokter Radit pergi ke ruang tamu setelah mengobati gua menunggu kedatangan kak Alex

Sedangkan gua berbaring di kasur dan tertidur pulas hingga pagi hari pas gua bangun luka di kaki gua mulai terasa sakit dan perih banget

Sekarang waktunya sekolah tapi gua bingung sekolah atau tidak dan Kaka Alex langsung masuk ke kamar

Dia membawa makan dan obat beserta suntik kan  yang di bawanya gua ga tau itu untuk apa

Setelah itu Kaka menyuruh gua makan dan Kaka menunggu di samping pojok Deket meja belajar gua disana ada sofa yang sangat empuk

Kaka menunggu nya di situ sambil mengerjakan tugas sekolah nya memakai laptop nya

Gua terus menatap makanan yang Kaka bawa tanpa menyentuh nya sedikit pun

Kaka membawa kan bubur ,buah dan air putih berserta obat yang di berikan dokter Radit kemarin

Kaka menatap gua yang sedang menatap makanan yang dia bawa muka gua pun masih kusut Karena gua belum cuci muka dan belum bersih-bersih .

"Makan!" Perintah nya

" Ga Tya mau mandi dulu,Tya mau sekolah yah kak"

" Ga boleh tya diam saja di rumah ,kakak sudah mengirim surat sakit selama satu Minggu"jelasnya

"Hmmm baiklah "jawabku singkat

" Cepat makan ! "Perintahnya lagi

"Tapi nanti ga enak kak aku belum bersih-bersih"

"Ya udah Sono "

"Emang Kaka ga sekolah?"

" Engga Kaka ijin"

"Kenapa harus ijin coba?kan Tya baik-baik aja "saut gua

"Ih gr banget sih Kaka ijin karena kakak males Sekolah karena Kaka cape semalem Kaka jaga kamu di sini"

"Masa sih ?"canda gua

"Ya udah Sono mandi!"

"Iyah "

Gua pun melangkah kaki menuju kamar mandi dengan kaki yang sedikit di sered 

Kaka yang melihat nya tidak tega dengan keadaan gua dia melangkah kaki nya dan mendekati gua

"Dasar menyusahkan saja"ketus nya sambil menggendong gua ala bridal style

"Tya ga nyuruh"saut gua

"Brug,,,,, ahkk kak "dia menjatuhkan gua di bathtub kamar mandi

"Tadi katanya ga nyuruh"saut nya

"Ga usah di jatohin juga kali,sakit tau"rengek gua

.........................

Next ok mianhae yah maaf banget dah bikin kalian nunggu semoga kalian suka mau tau lanjutan nya

Gampang banget kalian tinggal vote and coment cerita ini dan yang paling penting tuh

Kalian harus vote and coment sebanyak-banyaknya itu yang membuat author semangat lanjutin nya karena dukungan dari kalian

Brother And SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang