Tentang Kita - 2

703 90 11
                                    

"hana ini apa? ubah ya kalau sudah nanti kesini lagi" ucap bu sarah dosen pembimbingku yang sedang mencore-coret kertas yang ku bawa tadi

entah kenapa pikiranku buntu
rasanya aku lelah dan ingin menyerah saja
memikirkan skripsi dan laki-laki yang seminggu ini tidak memberi kabar.
bayang-bayang buruk selalu menghantui
bukan tidak percaya tapi jarak yang membuatku takut,
takut akan hal kemarin terulang kembali dalam hubungan kami.
membuang jauh pikiran itu mungkin lebih baik
kita sama-sama berjuang disemester akhir ini dan pastinya kak nazar juga berkutat dengan pekerjaannya.

     "mungkin dia lupa" lirihku melihat jam menunjukkan 00:30 tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
tidak ada pesan singkat yang romantis, ucapan dan doa, apalagi kue dengan lilin yang menyala.
keadaan dirumah pun sepi, mama pergi ke nikahan saudara sedangkan kakek pasti tidur dikamarnya biasa sudah tua.

aku menggerutu dalam hati, memaksakan mata terpejam tapi gagal.
ada rasa janggal yang menambah ketakutan itu, perasaan itu muncul kembali.
bukan... bukan aku berharap mendapatkan kejutan atau apa tapi aku rindu akan kepeduliannya terhadapku

Flasback On
"halo kak ada dimana bisa jemput aku ke kampus aku gak bawa sepada nih" namun tak ada jawaban di seberang
"maaf mba eh bu eh " itu suara perempuan ku pastikan lagi melihat layar handphoneku, tapi benar ini kak nazar yang aku telfon kak nazar bukan perempuan atau siapapun itu.
hening..
"maaf bu pak nazarnya lagi di toilet saya sinta"
"oh iya sinta maaf saya kira kak nazar"
"saya yang lancang ngangkat telfon dari hpnya pak nazar, saya kira dari klient yang ngajak ketemu hari ini soalnya saya sama pak nazar sudah nunggu dari tadi"
"yauda sin nanti saya telfon lagi" langsung ku putuskan sambungannya

derrrt..
"han maaf ya aku ada diluar kota ada urusan hotel, kata sinta tadi kamu telfon aku, naik grab ya hati-hati" pesan dari kak nazar, begitu sibukkah sampai tidak bisa menelfonku atau cuma memberi tau saja.

diluar kota dengan sinta sekretarisnya yang cantik itu dan aku tidak tau
ada rasa pilu yang menghimpit sesak didadaku sambil lalu menatap lalu lalang mahasiswa sedang sibuk dengan dunianya

"pasti lagi mikir macem-macem sekarang, aku emang cuma berdua sama sinta tapi nanti sore pulang, gak nginep kok" pesan kedua dari kak nazar

tetap ! tidak ada niat sekali pun untuk membalasnya hanya aku baca saja
Flasback Off

Setelah kejadian itu tidak ada perasaan untuk mengabarinya, sekalipun aku ingin tetap ku urungkan

berusaha ku pejamkan mata perlahan untuk menghilangkan pikiran ini dari benakku, lalu mengistirahatkan hati dan tubuh yang lelah ini
namun semua itu gagal bel rumah berbunyi mengangganggu mata yang sudah mulai terpejam

melangkah menuju lantai bawah rasanya jauh sekali, apa karna aku yang mengantuk atau malas
"bentar ma"
pas ditangga anak tangga pertama suara bel itu sudah tidak terdengar lagi, cepat-cepatlah aku melangkah kaki
sambil berjalan aku menggeruti pasalnya baru kali ini mama tidak membawa kunci cadangan biasaya langsung masuk tanpa menganggu

krekkk.....
pintu terbuka dan tidak ada siapa-siapa
heran, takut, merinding dan pastinya aku ingin berlari sekencang mungkin
buru-buru ku tutup kembali tapi seperti ada yang menahan dari balik sana

"jangan main-main ya" ucapku bergetar
"Selamat ulang tahun calon istriku" ucap laki-laki yang menghilang dalam satu minggu ini dengan menampilkan senyum termanis yang dia punya.
membawa kue dan sebuket bunga merah.
kaget, haru, bahagia itulah yang aku rasakan, aku tak bisa berkata-kata lagi

hingga dekapan itu menghangatkan. pelukan yang sama dengan keadaan yang berbeda
membuang semua rasa pilu, takut yang terngiang-ngiang sejak tadi

"maaf ya aku sering nyakitin kamu, aku belum bisa jadi yang terbaik, tetap sabar sama sifat aku yang mungkin suka lupa kasi kabar ke kamu, jangan lelah ya, kurangin cemburunya karna kamu pasti tau hati aku cuma ada kamu" bisiknya yang membuat air mataku lolos jatuh dipundaknya
"Aku mencintaimu calon istriku" dan hanya ku balas anggukan.
rasanya tenggorokanku kaku, lidahku kelu tidak bisa berucap apapun mungkin aku terlampau bahagia, rasanya aku tidak ingin melepaskan pelukannya

"udah ah nangisnya entar dikira aku ngapa-ngapain kamu lagi mana  tengah malem" ucapnya seraya mengusap sisa air mataku
"makasi ya kak" ucapku dengan suara serak seraya tersenyum
"pasti kamu mikirnya tadi kemana-mana sengaja gak aku chat atau telfon kamu biar kepikiran" ledeknya
"ih jahat yaa awas aja" ucapku seraya mengerucutkan bibir

"tiup dulu dong lilinnya, udah ketebak nih doanya pasti cepet kelar skripsinya terus nikah" ledek kak nazar di iringi gelak tawanya
"ih ngambek lagi nih akunya" ancamku
"ampun deh kalo kamu ngambek aku gak bisa, udah mau nikah masih ngambek aja" ucapnya seraya mengacak rambutku

kak nazar memberikan sebuah kotak biru padaku
"jangan dibuka sekarang bukanya nanti pas aku pulang" pintanya dan aku mengiyakan









Happy Reading 😉
Semoga KYFA jodoh di kehidupan nyata amiin 😇
kira-kira akhir cerita "Imam Hidupku" gimana ya?
Cerita ini bakalan Tamat sampai chapter 40 ya 😁
Jangan lupa vote ya biar aku semangat nulis dan selesaikan cerita !!

Imam HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang