sekuat apapun kau mengganggu kita berdua tetap bersama

710 90 5
                                    

sampai di kafe pun aku masih diam sambil menunggu makanan
tampak pria di depanku tertunduk lesu sekali pasalnya sedari tadi setelah dia bercerita aku tak berbicara padanya lagi
ingin rasanya aku tertawa melihat raut wajahnya itu tapi kan aku masih marah padanya, aku ingin lihat sampai kapan dia mendiamiku juga

"kamu bisa lihat" ditunjukkan chat dihpnya padaku
penasaran saja ku baca isi pesan kak nazar dengan si rara itu tanpa berkata apapun
"sayang aku gak pernah bales atau ngegubris apapun yang dia bilang ke aku, lihat aja sendiri dia yang selalu ganggu aku" ucapnya seraya memegang tanganku

benar yang dia katakan satu pesan pun tak ada yang dibalas olehnya hanya rara yang setiap saat mengiriminya pesan

*meskipun lo sekarang tunangan tidak menutup kemungkinan lo bakal jadi milik gue
*zar bales dong jangan cuma dibaca
*kenapa ada tunangan lo yang nyebelin itu ya makanya lo takut bales chat gue
*lagian lo mau aja cantikan juga gue tunangan lo dekil gitu
*gue pastiin lo bakal jatuh cinta
*lagian si tunangan lo gak tau bisa kali kita pacaran diem-diem
*gapapa lo gak ngerespon tapi gue tetep cinta sama lo
*sekalipun lo udah nikah
*gue juga mau jadi istri kedua lo

kira-kira itu pesan dari rara yang isinya ungkapan perasaan cinta gilanya
itu hanya sebagian kalau aku baca semua sepertinya semalam pun tidak selesai
si rara sepertinya gencar sekali mengirimi pesan hampir setiap hari
dan itupun tanpa respon dari kak nazar

"nikahin deh kak kasian ntar jadi gila" ucapku diselingi dengan tertawa
"yah kelepasan deh kan cerita ngambek kok malah ketawa" gumamku dalam hati
"udah gak marah nih" tanyanya padaku
"masih" ucapku memanyunkan bibirku
"mana bisa kamu marah lama-lama gak mungkin betah" ucap kak nazar seraya menghampiriku diusapnya pucuk kepalaku

suasana seperti ini yang aku rindukan akhir-akhir ini

sekuat apapun usahanya tidak mungkin berhasil
aku tak akan memberikan celah agar dia bisa masuk dalam hubungan kita
karna aku tak sama dengannya
keinginan kita tidak sama
dan rasa pun tidak sama
apa mungkin tercapai jika tujuan kita saja berbeda

(nih buat hubungannya sering di ganggu perempuan tak diundang)
😁

"aku percaya kaka gak bakal ngelakuin hal yang buat aku sakit" ucapku
"maafin aku ya gak ngabarin kamu dan kamu lebih dulu tau dari orang lain, gausa percaya apapun omongan dia, emang jago ngarang dia han seolah-olah semuanya benar padahal cuma akal-akalan dia aja dan foto itu aku gak tau semua itu aku gak pernah merasa foto berdua" ucapnya panjang lebar seraya meletakkan kepalaku diatas dada bidangnya itu

mengingat perkataan kak nazar ku perlihatkan isi dm dari rara padaku kemarin
"emang gila tu cewek nanti aku marahin lagi pas dikampus sayang belum berenti juga kemarin foto di ig sudah dihapus eh sekarang main dm-dm kamu" ucapnya kesal
"jadi kaka marahin dia pantesan fotonya gak ada"
"udah sampe temen-temen kelas aja risih"
"kaka jangan kasar kasian kan"
"aku gak mukul cuma ngasi tau dianya tetep nyolot ya jadi kepancing deh akunya" ucapnya memanyunkan bibirnya
belum ku jawab, dia sudah berbicara lagi sepertinya dari tadi dia yang banyak bicara dari pada aku mungkin efek lama tidak bertemu
"pokoknya janji ya apapun yang dia kirim ke kamu kasi tau aku, kamu di katain apalagi dia nyakiti kamu langsung kasi tau aku, kamu harus terbuka tidak ada yang disembunyin akupun begitu" ucapnya sambil memain-mainkan rambutku
"iyaa"
"aku gak mau hubungan yang kita bangun selama ini hancur gara-gara cewek aneh itu"
"awas aja ya klo kaka kegoda"
"ya gimana aku gak pernah di goda sama tunangan sendiri ya jadinya digoda cewe lain kan" ucapnya diselingi tawa kecil
"gausa mulai deh baru aja baikan" ucapku seraya mencubit perutnya
"saki...it han" sepertinya dia meringis kesakitan aku merasa bersalah sekali
"maaf sayang sakit ya" tanyaku sambil mengelus bagian perut yang ku cubit tadi
clup.. dia mencium keningku
aku diam seribu bahasa pasalnya baru kali dia melakukannya
"Loveyou peri cantik" ucapnya seraya tersenyum
"loveyou too"

malam itu kita larut dalam berbincangan seperti sudah setahun saja tidak bertemu
bercerita masa-masa dulu bertemu dan aktivitas akhir-akhir ini diselingi canda tawa kita berdua

Jangan larut dalam satu kesalahan
Bicaralah dan selesaikan
jika tidak bisa dilanjutkan
ingatlah bagaimana dulu mendapatkan
jangan terlalu mudah melepaskan
pertahankan lalu bahagiakan
*(NH)

Imam HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang