Part 9

2K 148 11
                                    

Keadaan sunyi sepi hanya terdengar rintik-rintik hujan yang mulai membasahi rumput-rumput yang ku pijak, burung-burung berterbangan seakan hendak pulang ke persinggahan

Aku terdiam tanpa satu katapun aku tak tau ingin mengatakan apa-apa sedangkan kak nazar berada tepat dibelakangku

"Kak aku belum bisa lebih dari ini, aku tau kaka sayang sama aku kaka bisa lindungi aku, aku merasakan itu semua kak, aku yakin kaka udah berubah, aku percaya kaka gak seperti yang dikatakan orang diluaran sana, masih ada yang mengganjal dihati aku kak, maafin aku kak aku gak bisa seperti apa yang kaka inginkan" ucapku tak terasa bulir air mata jatuh bercampur dengan rintik-rintik hujan

"Han.. Jangan nangis aku gak maksa kamu buat Cinta sama aku sayangmu pun aku sudah bahagia han, han jangan pernah kamu netesin air mata cuma karna aku han" ucap kak nazar seraya memelukku

Pelukan itu sangat erat sekali kurasakan seperti kita akan berpisah dan akan pernah jauh sekali
"aku nangis buat karna kaka aku cuma merasa bersalah karna aku udah bikin kaka kecewa" lirihku dalam hati

Pelukan itu berlangsung lama sekali kita seperti melepaskan rasa yang sudah kita katakan satu sama lain yang intinya kita saling menjaga dan percaya

"udah jangan nangis nanti gak cantik lagi peri cantiiknya" ucap kak nazar seraya mengacak lembut rambutku
"aku gak nangis kok yeee" elakku
" yah kita gak bisa lihat sunset deh gak dukung banget cuacanya" ucap kak nazar seraya tertunduk lesu
"gak boleh ngomong gitu kak hujan juga nikmat dari Allah" ucapku
"kayak kenal nih kata-kata" ucapnya meledek
"yeee gak papalah" ucapku nyengir

Lalu kita pulang diperjalanan kak nazar seperti biasa diam dan tak banyak bicara
Sampai dirumah kak nazar berpamitan ke kakek nenekku

Malam itu aku rasa perasaan ini sedikit berbeda, kak nazar tidak menghubungi atau menchatku seperti biasanya aku merasakan perbedaan itu terjadi, tanpa berpikir lama aku chat kak nazar
"ka.. Maafin aku ya aku udah bikin kaka kecewa" aku memencet tombel send

Lama sekali aku menunggu balasan tapi tidak ada, aku menelponnya tidak ada jawaban
Sambil lalu menunggu aku buka Medsos ku lihat-lihat ada instastory adam terlihat disana mereka sedang kumpul disalah satu kafe tapi aku tak melihat keberadaan kak nazar, biasanya dia sangat lengket sekali dengan adam

Pagi sekali aku bangun memang sengaja ingin tau kabar dari kak nazar biasanya dia kalo bale s chatku pasti malem lalu ku lihat Hpku tak ada pesan masuk 1 pun, aku coba menelpon kak nazar tapi tidak ada jawaban
Aku siap-siap untuk ke sekolah karna sekarang ada pertemuan seluruh siswa untuk kegiatan sekolah saat libur nanti

*Sampai disekolah ku lihat kak nazar tak ada diantara temen-temennya
Aku memberanikan diri untuk bertanya pada mereka tapi sedikit ada perasaan malu
"pagi kak..." ucapku seraya tersenyum tipis
"Weee.. Peri cantiknya nazar dateng nih tapi pangerannya gak keliatan" ucap zein meledek
"Iya nih aku gak liat kak nazar dari tadi" sahutku
Tiba-tiba adam menarik tanganku menjauh dari mereka
"Han emang kamu gak tau adam sakit han, semalem aja aku ajak kumpul dia gamau sekarang dia gak masuk han" ucap adam
"gak tuh kak aku gatau apa mungkin karna hujan-hujunan kemarin ya"
"hujan-hujanan?"
"iya kemarin aku ke bukit terus disana hujan kak"
"beneran dia ngajak ke bukit aku yang saranin itu han, jadi dia ungkapin semua ke kamu? Terusan jawabanmu apa han? Teeus kalian udah pacaran?"
Pertanyaan kak adam membanjiriku aku hanya melongo melihat bibir kak adam yang sangat cepat mengatakan satu demi kata itu
"kaka kok tau" ucapku balik bertanya
"apasih yang gak aku tau aku kan udah bilang kita udah kayak sodara apa yang nazar lakuin aku pasti tau dan sebaliknya, dia cerita han sama aku, dia takut kamu gak bisa nerima dia karna di bukan laki-laki sempurna dia takut kamu dengerin perkataan orang-orang lain tentang dia diluaran sana"
"Oh" hanya itu jawabanku

Imam HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang