Part 12

2.2K 155 18
                                    

Udara pagi yang dingin serasa menusuk kedalam ragaku, ku tertegun memandangi kesekitar dengan sepoy angin yang membuatku merasakan dingin yang begitu mencekam, ini kedamaian yang sebenarnya jika bisa ku meminta pada sang pencipta kembalikan dia lagi padaku, tapi ku pikir lagi jarak sudah tak mendukung semua itu.

ku lihat diseberang sana seorang laki-laki yang memakai kaos putih santai dengan celana hitam pendeknya juga sedang menikmati udara pagi ini
Aku tak berani jika melihatnya terlalu lama ku takut bayang-bayangnya menghanyutkanku lagi karna aku akan belajar untuk pergi darinya seperti jarak yang telah dia perlihatkan padaku, karna ku tau perlahan-lahan rasa ini akan hilang karna tak butuh waktu lama untukku mengenal dan menaruh hati padanya mana mungkin aku tak bisa melepaskannya dengan waktu yang juga begitu singkat

"kamu gak siap-siap han" terdengar suara cempreng si ira dari dalam kamar, ku mendengarnya dari balkon yang sedari tadi ku berdiri,
ku hampiri sahabatku itu
"gila udah rapi aja kamu, kita mau wisata bukan ke pesta" ucapku karna ku lihat ira salah kostum saat itu

Ira menatap dengan wajah yang kurasa dia ingin tertawa lalu tanpa ira menjawab lagi aku tertawa keras sekali yang membuat ira juga ikut tertawa yang tak kalah keras dariku, seperti biasa aku hanya menutupi kepedihan ini dengan tertawa seolah aku baik-baik saja

Selesai dari kamar mandi ku lihat ke sudut ruang kamar tak ku temukan ira, mungkin dia sudah pergi dengan pacar barunya. Aku bergegas keluar dari kamar karna ku dengar Pak Yusi sudah mengomel diluar

"Oke semuanya kumpul kalau gak mau bapak tinggal"suara itu mengelegar di telingaku
"Yaelah pak dikota orang nih kurangin lah galak-galaknya" terdengar suara jail zein diujung sana
"jangan coba-coba ngatur-ngatur bapak, Oke hari ini kita akan pergi ke CANDI BOROBUDUR dan jika waktunya masih bisa kita juga akan ke pantai" ucap pak yusi "Yahh yeeyy..." terdengar suara anak-anak yang lain merasa senang dengan tempat tujuannya kali ini, aku hanya terdiam seraya memain-mainkan tali slingbag kecilku itu

Semua siswa masuk kedalam bus masing-masing tidak terkecuali aku juga menuju busku
Seperti biasa kali ini kak nazar sudah berada di kursinya ku lihat kakinya sudah tak menghalangi jalanku, aku mengerti dia juga menjaga jarak denganku
Aku duduk dikursiku ku tolehkan pandanganku ke samping kaca ku lihat rintik-rintik hujan yang mulai membasahi kaca bus itu
Aku seperti ingin menggapainya ku teringat waktu bersama dengannya, tapi sekarang dia begitu dekat denganku tapi apalah aku bukan siapa-siap dalam hidupnya, raga  memang begitu dekat tapi hati mungkin sudah melangkah jauh

Tak ada pembicaraan apa-apa diantara kita saat itu, aku juga tak ingin mengatakan apapun

*Sampai di tempat tujuan
Rintik-rintik hujan itu tetap jatuh perlahan pelan
"Kalo lama-lama begini bisa basah juga bajuku" gumamku dalam hati
Tiba-tiba seperti ada yang memakaikan jaketnya padaku, aku tak ingin melihat seseorang yang sedang mengedakan jaket itu padaku, karna ku pikir mengapa perlakuannya setiap saat berubah ini yang membuatku sulit untuk pergi darinya, aku tak ingin melihatnya tapi rasa hati ingin tau, kubalikkam badanku dan ku lihat dia ezo bukan laki-laki yang sedang ku harapkan

"Han pake jakut aku ya nanti kamu sakit" ucap edo seraya menepuk lembut pundakku
Tak ku rasa ada sepasang mata melihat kearahku, ya kak nazar aku langsung mengajak ezo pergi dari tempat itu

Ku lihat ira sudah mulai naik ke atas, aku melihat diseberang tampak kak nazar adam mira zein dan ina sedang berada di bawah pohon itu, aku langkahkan kakiku tiba-tiba adam memanggilku
"Han tunggu" ucap adam
Aku hentikan langkahku yang sedari tadi aku berjalan sendiri karna ezo berkumpul dengan teman-teman jurusannya
"iya ada apa kak" tanyaku
"gabung yuk ngapain lu sendirian mulu emang gak bosen" tanyanya padaku
Belum ku jawab kak nazar dan yang lain tiba-tiba  menghampiriku dan adam
"udah lah dam jangan ganggu orang udah ada pacarnya juga masih aja lu ajak gabung" ucap kak nazar ketus seraya meninggalkanku dan menarik tangan mira
"Han... Kamu beneran udah punya pacar, sapa han? Dia cinta banget sama kamu han dan ku lihat kamu juga begitu tapi kenapa kamu taruk hatimu ke lain hati han" tanya adam yang ku rasa dia kecewa padaku
"Wah gimana sih han, pantes aja nazar akhir-akhir ini lebih suka diem" susul zein
"yah bagus lah jadi kesempatan buat mira, kan pengganggunya udah ilang" susul ina yang kurasa ucapannya saat menyakitkan hatiku

Imam HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang