kehidupan baru

723 81 3
                                    

kini kak nazar mulai sibuk dengan pekerjaanya, aku masih bingung ingin mengambil jurusan apa
karna dari kecil menginginkan menjadi guru tetapi untuk TK atau paud saja karna menurutku disana bisa menemukan kebahagiaan selain menyalurkan ilmu aku juga bisa bertemu dengan anak-anak yang sangat menggemaskan, mungkin itu bisa mengusir rasa sepi dalam kehidupanku tetapi saat kak nazar datang dalam kehidupanku rasa kesepian itu menghilang

"kak kalo aku ambil jurusan guru paud gimana ya" aku mengirim chat itu kepada kak nazar
selang beberapa menit dia menelfon
"ya aku sih dukung aja asalkan kamu nyaman dan itu keinginan dari diri kamu sendiri, lagian nanti habis kita nikah kamu tidak usah repot-repot kerja kamu tinggal duduk manis aja dirumah kan ada aku" kak nazar terus saja bicara panjang lebar sampai memotong sedikit pembicaraan
"mama bulan depan pulang dan menetap disini karna sewa butik di jakarta sudah habis katanya sih mau pindahin butiknya ke sini aja, nanti kaka ikut ya kalo aku jemput mama ke bandara" ucapku tanpa ada jawaban dari seberang
"kak... kak kok gak jawab"
"eh ya pasti sayang jemput ibu mertua nih" candanya

hari ini aku mendaftar di sebuah kampus keguruan swasta di kotaku
mama dan kakek nenek juga sudah setuju dengan apa yang aku ambil
kak nazar juga kuliah tetapi berbeda dengan kampusku dia mengambil jurusan menejement kebetulan mengambil jadwal kuliah malam dan hari minggu
karna hari biasanya dia sibuk mengurus hotel
selain bisa kuliah dia juga bisa mengurus amanah dari papanya
tidak mengapa jika tidak sesuai dengan rencana kita dulu
kuliah dikampus yang sama dengan jurusan yang sama
aku tersenyum kecil memikirkan itu
mungkin jalan hidup memang seperti ini ada jalan lain yang tuhan siapkan untuk kita berdua

dan betul saja rencana mama pulang bulan depan batal
malam ini mama pulang tanpa ada rencana karna nenek tiba-tiba masuk rumah sakit padahal selama ini beliau baik-baik saja, aku menangis tak henti-henti mengingat beliau bukan hanya nenek bagiku beliau sudah ku anggap seperti ibuku sendiri yang menggantikan mama selama ini
kondisinya mulai tidak membaik pikiran aneh pun menghantui perasaanku aku tak ingin tuhan mengambilnya terlalu cepat

setelah mama sampai keadaan nenek sedikit membaik beliau sesekali membuka matanya dan berbicara
aku sedikit lega tanpa sadar ternyata aku terlelap sesaat, suara disekitar membangunkanku ku lihat mama duduk dilantai sambil menangis aku tak pengerti apa yang terjadi
dan ya yang aku takutkan terjadi tuhan telah mengambil perempuan yang berarti dalam hidupku
aku menangis sejadi-jadinya sambil ku peluk mama dari belakang

kak nazar yang mengetahui hal itu langsung saja menyusulku kerumah sakit
tepat saat subuh nenek dibawa pulang untuk disembayangkan dan di antarkan ke tempat terakhirnya
aku tak tau bagaimana perasaan kakek saat itu dia memilih ikut mobil jenazah tanpa memperbolehkan satu orangpun yang menemaninya sedangkan aku dan mama bersama kak nazar

"tante saya nazar" seraya mencium tangan mama ketika ingin masuk ke dalam mobil
"tante sudah tau nak hana selalu cerita tentang kamu" ucap mama sambil tersenyum
diperjalanan mama tak henti-hentinya menangis begitupun aku, kak nazar fokus menyetir sesekali melihat kearahku

hari ini nenek sudah kita antarkan ke tempat terakhirnya, mungkin tuhan lebih menyayanginya kita sudah mengikhlaskan meskipun begitu berat
karna sejatinya semua manusia akan pulang kepada yang pencipta
duka masih ada tetapi kita tidak terlalu menangis mengingat ustad yang dipemakaman berkata semakin banyak menangisinya semakin tidak tenang nenek disana

Imam HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang