Aku Marah tapi tidak pernah diizinkan untuk berteriak
Aku sedih tapi aku tidak pernah diizinkan untuk menangis
Aku lelah tapi tidak pernah diizinkan untuk mengeluh
Aku muak tapi aku harus menuruti
Aku, aku tidak pernah bisa melakukan apa yang kuinginkan
Aku selalu dibungkam dan tidak diizinkan untuk mengungkapkan apa yang kurasakan.
Aku harus terus terlihat baik-baik saja karena jika aku terlihat sedang tidak baik-baik saja dia akan murka.
Aku akan dihujani dengan ribuan emosinya. Yang entah mengapa selalu aku yang menjadi sasarannya. Selalu aku yang dianggap menjadi titik api dari setiap kemarahannya, Bahkan aku tidak melakukan apa-apa. Lalu mengapa Aku yang menjadi penyebabnya?
Atau kehadiranku saja yang memuakkan baginya?
Atau memang karena diriku saja yang terlalu tidak diingginkan berada di sekitarnya?
Aku sungguh tidak ingin menekankan kalimat-kalimat itu pada kepalaku yang sudah penuh akan pemikiran jahat itu.
Aku tidak pernah ingin menjadi seperti ini, menjadi seseorang yang dijadikan objek pelampiasan atas semua kemarahanmu. Jikapun aku bisa memilih takdirku aku juga tidak ingin menjadi adikmu.
Aku lelah menjadi pemendam emosi, pundakku semakin melemah. Dan kau terus-terus saja mengisi beban disana, seakan-akan aku ini penampungan luka. Hahaha iya tidak apa-apa rusak saja aku, biar aku yang hancur dan kau yang membiarkanku melebur hancur bersama kepingan luka yang kau ciptakan.Aku membencimu dengan sepenuh hatiku.
Tapi aku selalu mencoba menjadi adik yang baik, meskipun luka di sudut dadaku tidak pernah mengering. Aku selalu akan mencoba tersenyum untuk setiap kemarahanmu,bentakanmu dan makianmu.
Semoga memang benar, aku ini sekuat baja walaupun kita tahu baja bisa berkarat juga.
_______________
Terimakasih sudah membaca teriakanku. Sesungguhnya aku sendiri tidak tau kemana arahnya tulisanku ini, hanya saja aku sedang lelah dan ingin mengungkapkan apa yang selama ini terpendam.
-Fey
_____________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Anxiety
Short StoryCerita ini tentang apa yang aku rasakan,ditunjukan kepada siapa saja yang berkenan membacanya.