Eight

352 47 9
                                    

Pagi hari yang cerah untuk memulai kegiatan. Kegiatan apa saja di lakukan hari ini rasanya baik baik saja. Tidak ada cuaca terik dan tidak ada cuaca yang terlalu dingin.

Matahari sudah menampakkan diri nya, bersinar terang hingga memasuki ke sela sela jendela kamar Yoona. Ia mengerjapkan mata nya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

Sudah jam 08.30. Ah sial, kenapa unnie nya tidak ada yang membangunkan nya. Untung saja ini hari sabtu. Yoona berjalan ke kamar mandi nya untuk mencuci mukanya, mandi? Tidak perlu mandi jika tidak pergi kemana mana bisa bisa hari libur cuma mandi sekali sehari. (Relate T_T)

Yoona merasa sangat lemas karena dia merasa sangat lapar. Ia tidak tau Irene kemana dia berjalan ke dapur siapa tau unnie nya ada di sana. Yoona terkejut saat melihat perempuan yang bukan Irene tapi orang lainnya. Ah bodoh, padahal semalam dia mengajak seseorang tinggal di rumah nya dan ternyata itu Jennie. Unnie baru nya.

"Irene Unnie kemana?" Ucap Yoona tiba tiba dan itu membuat Jennie terkejut.

"Aigoo....kamu datang tiba tiba seperti hantu. Kata Irene unnie tadi dia pergi tapi gak tau kemana" Jawab Jennie.

"Sudah lah nanti kamu telpon saja dia, ini aku sudah membuatkan mu sarapan" Lanjut nya.

"Hmm nee"

Suasana begitu canggung hanya suara aduan sedok dan piring yang terdengar. Jujur saja Jennie sangat tidak suka kecanggungan akhir nya dia memulai pembicaraan dengan orang di depannya.

"Apa tidak apa apa kalau aku tinggal bareng kalian? Maksud ku aku punya uang lebih dari cukup untuk membeli rumah" Jennie memulai pembicaraan.

Yoona menghentikan aktivitas makannya dan memandang lawan bicara nya.

"Jika kamu tidak suka tinggal disini tidak apa apa kamu boleh pergi, mungkin kamu bisa membeli rumah yang lebih baik dari ini" jawab Yoona dingin. Sebenarnya dalam hati ia merutuki dirinya sendiri kenapa ia harus berkata seperti itu? Gimana kalau Jennie akan benar benar pergi?

"Bukan gitu, aku hanya tidak mau kalian berdua repot karena dir-" Ucap Jennie terpotong lagi.

"Kamu tidak merepotkan ku sama sekali, aku tidak suka sendiri aku lebih suka kalau rumah ini ramai dengan sahabat dan unnie ku bukan orang lain"

"A-apa aku sahabat mu sekarang? " Jujur saja Jennie sangat terkejut dengan perkataan Yoona karena dia menyebut kata 'sahabat' dan 'unnie'.

"Ya mulai sekarang kamu adalah unnie ku, jadi berhentilah merasa kalau diri mu merepotkan diriku dan Irene unnie" Ucap Yoona final.

Jennie hanya diam dapat ia lihat mata berkaca kaca Yoona yang menghentikan aktivitas makan nya. Apa ia salah bicara sampai menyakiti hati anak ini?

"Kenapa mata mu berkaca kaca? Apa aku menyakiti mu? Mianhe... Jika aku salah bicara pada mu" Jennie khawatir dan merasa bersalah prasaan nya tercampur aduk menjadi satu.

Yoona menitikkan air matanya, karena ia sangat takut Jennie akan pergi hati nya sebenarnya sangat lunak. Bicara dengan sedikit emosional saja bisa membuat nya menangis, karena rasa takut kehilangan yang sudah menguasai dirinya sepenuhnya.

"Unnie membuatku takut. Aku takut kau meninggalkan ku- sudah cukup aku tidak di pedulikan semua orang. Aku tidak mau kamu termasuk sebagai manusia munafik di dunia ini a-aku tidak mau kalian semua pergi--" Yoona sudah menangis tersedu sedu Jennie pun langsung memeluknya untuk menenangkan Yoona.

Tak disangka ternyata anak sedingin ini ternyata lebih rapuh dari diri nya, lebih lemah dari nya. Selama ini Jennie berpikir bahwa hidup nya lah yang paling mengenaskan yang paling sulit ternyata ada yang lebih dari dirinya. Dan orang itu adalah orang yang sedang di peluk nya ini Yoona Kim. Adalah orang yang sangat sangat membutuhkan kasih sayang seseorang.

Di rasa Yoona sudah tenang dan Yoona memang tidak menangis lagi tapi dia mendengar suara nafas yang memburu. Ia melihat Yoona yang sulit bernapas dan memegang dada nya yang terasa sesak.

"Kau kenapa?" tanya Jennie setenang mungkin.

"I-in-inhealer ku dd-di ka-kamar" Ucap Yoona dengan terbata bata.

Tanpa berlama lama Jennie berlari ke kamar Yoona mencari inhealer yang di butuhkan nya. Hanya itu yang dapat menormalkan nafas nya kembali. Jennie mencari di meja rias Yoona tapi tidak ada dan ia mencari di laci laci lainnya juga tidak ada. Ternyata benda itu ada di laci meja nakas di samping tempat tidur Yoona.

Bodoh, kenapa aku malah mencari sampai sana- batin Jennie.

Jennie segera kembali ke dapur Yoona masih berusaha mengontrol nafasnya, setelah Jennie sampai di hadapan Yoona segera ia memasukkan alat itu ke dalam mulut nya menekannya beberapa kali agar isinya keluar.

Sekarang Yoona kembali perlahan ke nafas normalnya. Jennie merasakan rasa iba ke Yoona, selain rapuh ia juga memiliki beberapa penyakit. Ia terus saja memerhatikan Yoona yang masih mengelus elus dadanya. 🌚

Yoona menyadari tatapan Jennie dan ia bersuara.

"Aku tidak apa apa" Ucap Yoona tanpa ada yang bertanya.

"Apa itu penyakit tetap?" Tanya Jennie khawatir.

"Tidak, aku hanya sesak jika aku terlalu terisak saat menangis dan jika emosi"

"Ku mohon belajarlah mengontrol nafas mu saat emosi, itu tidak baik untuk jantung mu" Ucap Jennie seperti seorang dokter kesehatan jantung.

"Hmm baiklah" Yoona tersenyum tipis.

-⭐-

Jennie dan Yoona sudah membersihkan peralatan makan mereka saat nya mereka menonton tv di ruang keluarga. Keadaan sunyi tetapi tidak terasa canggung karena Yoona sangat sibuk berkutat pada hp nya dan tidak menemani Jennie mengobrol sama sekali. Ayolah Jennie sangat benci itu.

"Apa benda itu lebih menarik dari pada berbicara sesuatu pada ku? " Tanya Jennie sedikit dingin. Dipikir Yoona aja yang bisa dingin Jennie juga kali.

"Hmm?" Yoona bingung .

"Nothing" Jawab Jennie jutek.

"Ahh..arraseo unnie ingin ngobrol apa?" Yoona mengalah.

"Apa kamu sudah tidak apa apa? Ayo ih kita pergi jalan jalan ke taman gitu sambil beli baju baju untuk aku" Ajak Jennie

"Nager banget sumpah" Ucap Yoona malas.

"Ya udah ga jadi" Jennie kembali merasa bad mood karena Yoona.

"Ya ya aku siap siap dulu" Yoona mengalah sekali lagi. Ini yang unnie sekarang siapa sih? Dia atau Jennie?

Yoona dan Jennie sudah siap dan sedang berada di trotoar jalanan. Jennie ingin mengambil hp nya di dalam tas yang dikenakannya dan tak sengaja dia melihat kunci sebuah mobil. Ah ya Jennie baru ingat waktu dia pergi ke bar itu dia meninggalkan mobil nya di sana.

"Yoona, temanin unnie ke bar yuk" Ucap Jennie belum selesai bicara dan sudah di potong oleh Yoona.

"Hah?! Ke bar? Aku masih kecil umur ku belum cukup, unnie jangan ajarkan aku yang tidak tidak dong! " Ucap Yoona sediki panik.

"Hobi banget ya motong orang lagi ngomong, maksud nya temenin ke bar buat ambil mobil unnie" Jawab Jennie kesal dan menunjukkan kunci mobil nya.

"Ohh bilang kek unn, yaudah kajja"

-⭐-

VOTMENT BIAR RAJIN UP!!!🐻💖


I'm depression human [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang