Eighteen

294 46 11
                                    

Irene sedang duduk di sofa ruang keluarga. Ia tengah menunggu Jennie yang belum juga keluar dari kamar nya. Disini sudah ada Yoona dan dirinya.

Irene tak dapat menunggu lebih lama lagi. Ini sudah hampir satu jam hanya menunggu satu orang yang entah apa di lakukan nya di kamar itu.

"JENNIE-YA!! PALLI!!" Teriak Irene menggelegar di seluruh penjuru rumah. Membuat Yoona menutup telinganya. Teriakan unnie nya ini seperti lumba lumba.

"IYA SABAR NAPA!" Balas Jennie dengan teriakan dari kamarnya. Setelah beberapa detik dengan teriakan nya, ia keluar dari kamarnya dan bergabung dengan yang lainnya.

"Ini penting dan aku serius" Irene memulai pembicaraan. Ini lebih seperti rapat para pemerintah karena raut wajah Irene berubah drastis menjadi sangat sangat serius.

"Jangan memotong pembicaraan ku sebelum aku menyelesaikan nya" Lanjut nya dengan raut wajah yang masih serius.

"Nee" Ucap Yoona dan Jennie mengerti.

"Karena aku sudah membawa dokumen dokumen penting dari Daegu. Aku memutuskan akan berkerja sebagai pegawai perkantoran" Ucapan Irene membuat Jennie bingung.

"Unnie mau berkerja di mana?" Tanya Jennie karena ia tidak tau unnie nya akan berkerja dimana.

"Di YG&SM Crop" Irene menjawab pertanyaan Jennie tadi.

"Baiklah aku setuju" Ucap Yoona yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara.

"Dengan syarat. Jika unnie mau berkerja, tolong jangan lupa menjaga kesehatan. Dan ku harap kamu tidak terlalu sibuk sampai mengabaikan adikmu" Lanjut nya dengan raut wajah tak kalah serius.

"Kalau begitu, aku akan melanjutkan kuliahku yang satu semester lagi bakalan selesai" Ucap Jennie antusias. Karena ia ingin ikut berkerja bersama Irene.

"Aku belum bisa membiayai m-" Ucap Irene terpotong karena Jennie membalasnya cepat.

"Tidak perlu. Unnie tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk diriku" Jennie tersenyum pada Irene dengan wajah bertanya nya.

"Haha... aku ini di lahirkan di keluarga yang kaya. Jadi aku memiliki tabungan sendiri. Apapun yang ku mau pasti bisa ku beli. Dan aku hanya tak mendapatkan kasih sayang orang tua dengan uang ku ini" Ucap Jennie yang awalnya tertawa semakin lama itu berubah menjadi senyum kecut.

Irene dan Yoona yang berada di sebelah kiri dan kanan Jennie. Refleks memeluk tubuh Jennie yang sudah bergetar karena menangis.

•••

Yeri dan Yoona sedang mendengarkan penjelasan dari guru matematika mereka yang mempunyai kepala botak licin ini. Penuturan nya dalam menjelaskan membuat yang melihatnya merasa sangat mengantuk. Sebenarnya ia menerangkan ke murid nya atau bicara sendiri?

Yoona tak tahan dengan penjelasan nya lagi. Ia memilih tidur dan tak peduli sama sekali jika dia ketahuan oleh si guru berkepala botak.

Baru saja tidur selama 15 menit sebuah penghapus papan tulis mendarat di kepalanya dan membuat ringisan keluar dari mulutnya.

"Hampir kena nih aku nya anjir"-batin Yeri

"Shh... siapa sih yang lempar" Oceh Yoona dengan keadaan setengah sadar.

"Kalo saya yang ngelempar kenapa? " tanya pak guru tersebut.

"Ohh gak ada sih pak" Ucap Yoona santai dengan tatapan datarnya.

I'm depression human [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang