19. Hidup Baru

972 58 5
                                    

Beberapa bulan kemudian..

Sidang pengadilan Risky sudah dibacakan dan Risky pun mendapatkan hukuman 25 tahun penjara atas perbuatannya tersebut.

Seharusnya Risky mendapatkan hukuman mati, tapi Lesti tidak tega melihat anak Risky yang masih kecil. Jadi Lesti pun akhirnya meminta hukuman untuk Risky diringankan.

Dan hari ini Lesti pun berdiri ditempat peristirahatan terakhir kakaknya Reza.

"Kak.. Maafin Lesti, sepertinya Lesti gak bisa tinggal dijakarta lagi.
Karna Lesti sudah memutuskan mau ikut kemanapun suami Lesti pergi.
Dan Lesti janji akan membahagiakan suami dan sahabat kakak itu.."kata Lesti sambil memeluk dan mencium batu nisannya Reza, setelah itu langsung pergi ketempat Fildan menunggunya.

"Sudah?? Kok cepet banget pamitannya??"tanya Fildan waktu melihat Lesti sudah kembali.

"Sudah dong, soalnya kalau lama takut ada yang cemburu.."kata Lesti dengan memberikan senyum manisnya.

"Cemburu?? Ya enggaklah sayang, karna yang ada disamping kamu untuk selamanya itu kan aku..
Reza itu hanya menjaga jodohnya aku aja tahu.."kata Fildan mencari alasan.

"Ngeles aja terus kaya bajai.."kata Lesti yang langsung memeluk Fildan dan dibalas Fildan dengan pelukan dan ciuman dikening juga.
Sang supir taksi pun hanya bisa tersenyum melihat kemesraan penumpangnya yang dalam perjalanan menuju bandara.

Beberapa jam kemudian..

Fildan dan Lesti pun sudah sampai di Singapura kembali, ketempat tinggal Fildan dan mertuanya.

"Kamu langsung istirahat aja de, pastinya capek kan.."kata Fildan dengan membawa dua koper bajunya dan Lesti.

"Lah terus kakak mau kemana??"tanya Lesti begitu melihat Fildan membawa bantal dan selimut tambahan dari lemarinya.

"Ya kakak juga mau siap-siap juga buat istirahat de.."kata Fildan.

"Gak mau mandi dulu gitu??"tanya Lesti sambil mendekap kedua tangannya didada.

"Lihat jam dong de, ini tuh udah jam berapa?? Gak baik malam-malam mandi, nanti bisa rawan penyakit.."kata Fildan menjelaskan.

"Tapi setidaknya kakak bisakan ganti baju sama cuci muka aja.."kata Lesti lagi yang langsung membuat Fildan tersenyum mesem sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Lesti pun langsung menyiapkan baju tidurnya Fildan dan menyerahkannya ke Fildan.

"Makasih sayang.."kata Fildan dengan menerima baju tidur pemberian Lesti dan setelah itu langsung masuk kamar mandi, tidak lama kemudian Fildan pun sudah keluar kembali.

"Jangan tidur malam-malam ya sayang, gak baik buat kesehatan kamu.."kata Fildan dengan mencium kening Lesti, setelah itu menuju sofa untuk istirahat.

"(Kamu emang laki-laki baik kak, aku beruntung bisa menjadi istri kamu. Usia pernikahan aku sama kak Fildan udah lewat beberapa bulan, tapi kak Fi tidak pernah sedikit pun meminta haknya sama aku.
Disisi lain aku memang belum siap, tapi disisi lain juga aku merasa berdosa karna belum bisa melayani suami dengan baik..)"kata Lesti dalam hati begitu melihat Fildan sudah mulai memejamkan matanya.

Selama berbulan-bulan ini keduanya memang tidur satu kamar tetapi tidak satu ranjang, Fildan tahu Lesti belum siap untuk menjadi istri yang seutuhnya buat Fildan.
Dan Fildan pun memahami itu.

Lesti masuk ke kamar mandi dan tidak lama kemudian keluar dengan pakaian seksinya.

"Kak.. Bangun dong.. Kak.."kata Lesti dengan membelai wajah Fildan lembut.
Fildan yang merasa tidurnya terusik pun langsung terbangun dari tidurnya.

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang