Sixìéme

4.7K 517 33
                                    

Xiaojun membawakan sebaskom penuh air dingin yang diminta oleh Jungwoo, si manusia sialan kurang kerjaan yang setiap hari hanya membuatnya repot. Jungwoo datang ke studio music pribadinya dengan wajah yang tak terkondisikan, banyak sekali lebam disana ditambah dengan beberapa luka terbuka di ujung bibir dan hidungnya, Xiaojun mendesah pasrah saat menemukan sosok babak belur Jungwoo di depan pintu studionya.

"Kau tidak bosan selalu merepotkanku?" Tanya Xiaojun dengan wajah khawatirnya, meski pedas namun pemuda asal China itu baik. Jungwoo menggeleng asal, tangannya sedang aktif memeras saputangan kain milik Xiaojun untuk dijadikan kompres di wajahnya.

Xiaojun adalah seorang imigran gelap asal China yang melarikan diri karena kasus pengerusakan dan penipuan beberapa tahun lalu, ia sampai di Korea dengan menaiki kapal antar pulau dan berakhir di kota megah Seoul tanpa masalah. Ya itu memang cerita yang tidak masuk akal, Xiaojun yang bercerita padanya saat mereka bertemu dua tahun yang lalu. Tidak perlu terlalu di percaya, toh Xiaojun adalah mantan penipu jadi mudah saja untuk ia mengarang-ngarang cerita hidupnya. Kembali pada kesibukan Jungwoo yang kini sedang berusaha membersihkan bekas darah yang mengering di wajahnya. Dia benci sekali jika harus disuruh mengurus dirinya yang berantakan seperti saat ini.

"Punya plester?" Tanya Jungwoo, tatapan tajam Xiaojun langsung ia dapatkan tanpa menunggu lama.

"Kau pikir studio ini klinik pribadimu?!"

"Mmh, mungkin?"

"Sialan!" Xiaojun melempar bantal dibelakang tubuhnya kearah Jungwoo karena kesal dengan jawaban Jungwoo yang terkesan seenaknya sendiri. Pemuda itu merespon singkat dan sangat menyebalkan bagi Xiaojun, jika saja Jungwoo bukan temannya mungkin anak itu sudah diusir pergi dari sana bahkan jika perlu Xiaojun akan mencetak edaran tentang larangan seorang bernama Kim Jungwoo untuk masuk kedalam studionya.

Jungwoo menyeringai tipis, sebutir telur mentah telah disiapkan untuk mengompres lebam di pipinya. Dia mendesis pelan merasakan perih dan dinginnya kompres dipipi, sementara Xiaojun hanya memperhatikannya dengan mata jengah, bosan, dan tak habis pikir karena Jungwoo selalu berakhir dengan wajah berantakan setiap kali mampir ke studionya.

"Kau masih berusaha melunasi hutang orang itu?" Tanya Xiaojun, Jungwoo mengangguk santai sekali seolah itu adalah kewajibannya yang memang harus di lakukan.

"Lihatlah dirimu Jungwoo, kenapa harus memikirkan orang lain saat kau sendiri sudah sehancur ini?" Xiaojun tak tahan dengan pola rumit yang ada di otak temannya itu, bagaimana dia harus menjalani kehidupan yang tak pernah adil sama sekali.

"Dia tetaplah Noona ku, satu-satunya keluargaku jika kau lupa" jawabnya sedikit mengingatkan, walau sering berkelahi namun Jungwoo sangat menyayangi kakak gilanya tersebut.

Ya, Jungwoo selalu mendapat tindakan tak manusiawi berkat keserakahan Seola-kakak kandungnya sendiri- gadis itu berhutang pada rentenir sinting dengan bunga 25% disetiap bulannya, jika tak bisa membayar tepat waktu maka ia akan dipukuli habis-habisan oleh orang suruhan rentenir itu. Bayangkan betapa mahal harga yang harus dibayar Jungwoo dengan hasil curian dan pekerjaan kasar lainnya bahkan hingga tubuhnya hancur sekalipun rasanya hutang-hutang itu tak pernah berkurang sedikitpun.

"Jika aku jadi kau, aku tidak akan menganggap gadis itu kakak ku. Dia gila" Xiaojun menggeleng ngeri membayangkan jika ia menjadi adik dari gadis itu, tawa sumbang Jungwoo terdengar samar karena ekspresi wajah Xiaojun yang berlebihan.

"Dia mirip denganku"

"Ya, kalian memang gila" cepat Xiaojun. Jungwoo tertawa lagi, membenarkan bahwa dia memang sudah gila.

Merasa penah dikepalanya mulai lenyap Jungwoo memutuskan untuk pulang kerumah kecilnya, dia pamit pada Xiaojun selaku pemilik tempatnya singgah tak lupa berterimakasih atas bantuan kecil Xiaojun walau beberapa umpatan juga ikut terlontar, mereka tertawa di sela-sela umpatan. Puas saling mengejek keduanya memutuskan berhenti Xiaojun masuk kedalam studionya dan Jungwoo meneruskan perjalanannya menuju rumah.

INTIMIDATE [Jaewoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang