Dix Huit

3K 352 36
                                    

Ada sebuah rasa yang tak dapat diungkapkan oleh Jungwoo saat ini entahlah ia merasa bahwa keputusannya meninggalkan si psikopat cinta itu adalah benar, meski tak sepenuhnya jauh dalam dirinya ada sesuatu yang mengusik relung. Jungwoo mendesah lelah, ia sangat lelah untuk mengenang hari kemarin yang telah lewat, baginya semua telah selesai.

Perjalanan mereka masih panjang, sekitar delapan belas jam untuk sampai di provinsi selanjutnya, Jungwoo berdiri di dek kapal ferry menikmati hembusan tajam dari dinginnya laut malam ini. Kapal ini bukanlah sebuah pesiar mewah dengan pelayanan nomor satu, bukan sama sekali ini hanyalah kapal murahan yang ia dan Mark pakai untuk melarikan diri dari kerasnya kehidupan kota ramai. Jungwoo ingin kembali pada hidupnya yang damai seperti sebelum ia bertemu dengan Jaehyun, sebelum segalanya menjadi serumit ini.

Jungwoo tak pernah punya pilihan untuk menjalani hidupnya, sebab dunia memang tak pernah bermurah hati padanya. Bahkan, saat ia merasa kebahagiaan ada di depannya harapan itu segera pupus berkat campur tangan sang pengendali. Dulu sekali, delapan belas tahun silam Jungwoo pernah berurusan dengannya ia seorang anak kecil yang menolong Jaehyun dari pembullyan, bukankah seharusnya ia mendapat penghargaan atas jasanya saat itu, tapi bukan sebuah pujian apalagi penghargaan yang di dapat Jungwoo kecil justru harus merasakan pedihnya hidup terpenjara karena sebuah kasus yang tak benar-benar ia lakukan untuk dirinya sendiri.

Ia membela Jaehyun saat itu, Jungwoo hanyalah seorang bocah kecil penuh tekanan di hidupnya, terbiasa menjadi seorang gelandang membuatnya seperti seorang hulk tangguh yang menyelamatkan teman baik.

Malam itu seorang pria dewasa datang ke kantor kepolisian untuk membuat sebuah tuntutan hukum, pria itu menuduh Jungwoo telah melakukan pembunuhan berencana dan ingin menghilangkan nyawa anaknya. Saat itu Jungwoo masih tidak mengerti sama sekali, ia terlalu kecil untuk paham atas semua hal yang terjadi.

Lalu tanpa di duga ia diseret masuk kedalam sel bersama tawanan lainnya, hukuman itu berlangsung sangat lama bagi Jungwoo, membuatnya tak dapat merasakan waktu bermain atau sekedar mencari nafkah di jalanan seperti sebelumnya.

Pria dewasa itu adalah Tuan Besar Jung Daeho—ayah dari Jung Jaehyun—itu benar, pria itu yang telah merusak masa kecilnya. Membuatnya menjadi seorang kriminal dan meninggalkannya seorang diri.

Jaehyun mungkin tidak tahu itu, sebab Daeho menyembunyikan fakta itu dengan sangat hebat memanipulasi semua kejadian tersebut seolah-olah Jungwoo lah yang paling berdosa diantara semua orang.

"Mark?" Suara serak Jungwoo mengalun pelan kala melihat sosok Mark yang baru saja terbangun, pemuda itu menyusulnya untuk berdiri di dekat dek.

"Tidak tidur hyung?" Tanya Mark, wajahnya jelas mengantuk. Jungwoo tersenyum kecil.

"Aku tidak bisa tidur" balasnya, "masuklah, diluar sangat dingin" katanya kemudian.

Mark hanya menuruti perkaan Jungwoo layaknya anak anjing yang patuh pada sang majikan, itu bagus karena Mark ternyata tidak serumit yang Jungwoo bayangkan. Sementara ia menikmati kesendirian itu, seseorang yang telah berkilo-kilo mil ditinggalkannya di ibukota mulai meraung.

Jung Jaehyun pasti tak akan membiarkannya lolos, namun Jung Daeho sudah berjanji bahwa putra sulungnya itu tak akan bisa menemukannya. Entah, itu adalah sebuah perjanjian konyol yang ia buat bersama Jung nomor satu.

"Aku mengetahui bahwa putriku Jung Chaeyeon tewas sebab Jaehyun membunuhnya, dan rupanya itu adalah permintaanmu pada Jaehyun. Delapan belas tahun lalu kau dan Jaehyun bertemu dan hampir membuat putra sulungku terlibat masalah & sekarang kau kembali di kehidupannya yang hebat. Kau mungkin tidak tau bahwa dirimu hanyalah sebuah hama dalam hidup Jaehyun, ku rasa kau memang harus hilang dari pandangannya"

INTIMIDATE [Jaewoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang