Neuf.

4.2K 440 3
                                    

"Kau yakin bajingan itu ada di rumahnya?" Jaehyun bertanya dengan nada rendah.

"Cukup yakin, kenapa, kau khawatir?" Jaehyun menggeleng. Ia tak pernah merasa khawatir selama lebih dari delapan belas tahun.

Suasana khas pedesaan di daerah laut langsung menyapanya ketika ia dan dua rekan kerjanya sampai-untuk suatu urusan profesional- angin laut bertiup cukup kencang saat sore hari, helaian rambutnya terkibas elit menampakkan wajah tampan miliknya dalam dimensi yang lebih baik. Jaehyun turun dari mobil operasional kantornya lebih tepatnya adalah kantor dalam dunia Shadow yang dimilikinya, selain memiliki pekerjaan bersih Jaehyun juga memiliki segudang usaha yang menggurita di dalam bayang-bayang ekonomi dunia. Ketiganya beranjak dari sana dengan berjalan kaki karena demi Neptunus yang agung di lautan jalanan di desa ini sempit dan dan licak sekali akan sangat merepotkan bila nantinya mobil mereka terperosok dalam kubang lumpur hisap.

Setengah jam berlalu setelah ia mencoba untuk tetap tenang selama berjalan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, sebuah rumah gubuk menyedihkan yang terletak jauh di dari desa berpenduduk. Jaehyun memilih untuk menunggu saja dan membiarkan dua orang pekerjanya melaksanakan tugas. Pintu itu hanya terbuat dari kertas bambu tipis, beberapa kali pintu itu diketuk dengan kasar yang tak juga mendapat jawaban. Jaehyun mengangguk memberi maklumat untuk mendobrak saja pintu sialan tersebut.

Tak lama setelah dua pekerjanya masuk akhirnya keluarlah tiga orang dari dalam sana, dua lainnya tentu pekerja yang tadi ikut bersama Jaehyun yang ia datangkan jauh-jauh dari Seoul sedang yang satu lagi juga pekerjanya hanya saja orang itu tak tau diri, keparat itu kabur ke dunia antah berantah menyedihkan seperti ini setelah mencuri dana perusahaan Shadow miliknya sebesar 1 juta Pondsterling. Sebenarnya itu bukan angka yang besar bagi Jaehyun itu hanya sebesar 1,5 miliyar Won hanya saja ada sesuatu yang sangat di benci oleh Jaehyun dari si keparat yang kini dipaksa bertulut di depannya.

"Senang bertemu denganku, James?" Jaehyun menyapa lelaki kurus kerontang itu dengan seringaian menakutkan khas seperti Jeffrey yang dikenal banyak orang.

Tubuh James bergetar hebat wajahnya lebam disana-sini mungkin pekerjanya lebih dulu memulai rencana penyiksaan, Jaehyun tersenyum hingga tertawa sarkastik ia memcoba menyentuh wajah penuh lebam itu namun sang empu menghindarinya, "J-jangan bunuh keluargaku" kata James, alis Jaehyun terangkat dengan senyuman licik dibibir indahnya.

"Oh tentu keluargamu sudah lebih dulu ku habisi, kau lupa cara bermainnya hm?" Tenang Jaehyun, ia masih tetap sama bajingannya seperti tahun-tahun sebelumnya. James menatap marah kearahnya.

"Kau bunuh putraku?!" Tanya James dengan tenggorokan yang tercekat.

"Kau ingin aku menjawabnya James?"

"KAU BUNUH PUTRAKU?!"

"Hahaha, itu sama sekali bukan gaya ku James, aku tidak menyakiti bayi malang itu. Tapi istri cantikmu-dia mati kemarin lusa karena gagal jantung, secara teknis itu bukan perbuatanku oke?" Jelas Jaehyun pada James, entah apa yang ada dalam pikiran James saat ini tapi Jaehyun yakin keparat miskin itu pasti sedang memikirkan cara untuk lari dari Jaehyun sekarang.

"Lupakan uang itu, sekarang beritahu aku dimana Prototype itu berada?" Jaehyun masih dengan wajah ramah ketika bertanya keberadaan benda yang dicarinya, James menutup mulutnya rapat-rapat.

"Ck ck ck, berani benar kau meremehkan ku, baiklah jika kau memaksa" Jaehyun berdecak sangsi pada orang di depannya, ia berdiri mengambil dua buah sarung tangan karet dari saku celananya, ia memakainya menjentikan berkali-kali suara tarikan karet sarung tangan.

Jaehyun melangkah pelan, ia memainkan ujung karet sarung tangannya hingga bosan karena si keparat James itu tak juga berminat untuk membuka suaranya. Jaehyun sedikit menundukkan tubuhnya tangannya terjulur mengusap wajah James dengan penuh penekanan, ia masih tersenyum kala James sudah sangat pucat dibuatnya.

"Ssh, tak apa James jangan takut. Kematianmu akan ku buat sangat cepat" kata Jaehyun, ia mengeluarkan sebuah ampule putih berisi cairan mematikan, cairan itu bisa membuat siapapun mati dalam hitungan detik setelah masuk kedalam tubuh, sebuah racun dari laba-laba brazilian wandering, awalnya racun itu akan membuat rasa sakit disekujur tubuh, peradangan pada organ, hingga kehilangan kendali otot, dan berakhir dengan kematian.

Jaehyun sengaja membawa racun mahal itu di tangannya, karena seperti yang ia katakan tadi kematian James adalah kematian yang akan berlangsung cepat. Jaehyun menusukkan jarum suntik berisi racun tersebut tepat di intravena James, keparat itu menegang seketika bola matanya menceleng lebar saat reaksi dari racun itu terasa di tubuhnya.

Bibirnya bergerak gelisah meminta pertolongan dari siapapun yang ada disana, namun Jaehyun tak peduli, ia menyeringai dan segera meninggalkan James di gubuknya dengan cara menggenaskan.

"Ayo kembali, bereskan semua bukti yang ada, dan biarkan keparat itu mati disana" kata Jaehyun memberi komando.

Jaehyun memutuskan untuk kembali ke mobilnya sesekali ia menghela napas jengkel karena hal ini ia harus pergi selama beberapa hari dari Seoul yang itu artinya ia tak bisa melihat Jungwoo selama ia pergi, dulu saat masih kanak-kanak mereka seringkali menghabiskan waktu di taman bermain tak jauh dari kompleks tempat tinggal Jaehyun, biasanya Jungwoo kecil akan datang setiap sore dan baru akan pulang saat matahari hampir redup. Kebiasaan kecil itulah yang kini menjadi habbit baru Jaehyun, ia akan mengunjungi Jungwoo setiap sore dan akan pulang ketika malam tiba atau seandainya boleh ia akan menetap disana terus memandangi Jungwoo dengan tatapan rindu dan memuja. Tentu, Jungwoo akan mendampratnya lagi seperti yang sudah-sudah.

Jungwoo tak hangat, tak lagi bisa diajak bermain. Dan Jaehyun selalu marah mengingat hal tersebut. Mengikuti keinginan Jeffrey yang bermain licik atau tetap pada kuasa Jaehyun yang selalu taktik, ia tak tahu jiwa seperti apa yang harus di ikutinya untuk meluluhkan Jungwoo sekarang.










 Mengikuti keinginan Jeffrey yang bermain licik atau tetap pada kuasa Jaehyun yang selalu taktik, ia tak tahu jiwa seperti apa yang harus di ikutinya untuk meluluhkan Jungwoo sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
INTIMIDATE [Jaewoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang