Eight

3 1 0
                                    

Aku tak dapat bicara. Aku hanya bisa menangis. Namun aku tak mau menangis. Karena itu sia-sia.
Kim Jeno


Jeno melangkah keluar dari apartemen. Ia akan segera berangkat ke sekolah barunya. Saat ini ia ada di Sumatra Barat. Agar ayahnya tak lagi menemukannya. "Ayah? Dia ayahku? Hm, aku tak tau itu"

Lalu ia berjalan ke arah mobilnya terparkir. Di sana sudah supirnya. Ya, sebenarnya Jeno sudah lama mengurus kepindahan sekolahnya. Ia sudah menduga ini akan terjadi.

"Ayo, aku harus segera berangkat!" ujarnya. Lalu ia segera masuk ke mobilnya dan berangkat.

***

Salah satu guru masuk ke kelas Naza dengan satu murid dibelakangnya. Murid itupun ikut masuk. "Oohh!!!" teman-teman Naza berteriak. Yaiyalah, muridnya ganteng abis.

Setelah sedikit berbincang dengan guru yang mengajar di kelas Naza, guru itu pun pergi. "Silahkan perkenalkan dirimu!" ujar bu guru.

"Annyeonghaseyo! Perkenalkan nama saya Kim Jeno bisa di panggil Jeno. Maaf saya tidak pakai salam, karna saya baru mu'alaf" ujarnya. Satu teriakan histeris plus kompak lagi dari X MIPA.

Jeno menatap gadis yang ada di hadapannya karena dia menjawab "ne" jawabnya. Jeno hanya tersenyum tipis.

Setelah di persilahkan duduk Jeno duduk di salah satu bangku kosong. "Oh iya Jeno, rambutnya nanti di gunting ya kayak teman-teman kamu" ujar bu Lisa. "Kalau gitu nggak usah digunting bu, sama aja bu! Mending juga rambut Jeno bu, panjang tapi rapi, nggak kayak mereka, kayak gorila hutan bu"

"Iyalah Za gorila di hutan masa di empang, kalo di empang mah ikan"

"Haha, bener Gi" jawab Naza. Gio ikut tertawa.

***

Bel istirahat sudah berbunyi. Waktunya isirahat. Naza dan teman IPA-IPSnya akan pergi ke mesjid untuk shalat dhuha. Jadwal wajib INS.

"Aku boleh ikut denganmu?" tanya Jeno. "Boleh, kau mau shalat?" tanya Naza. "Jam segini shalat apa?" tanya Jeno bingung. "Shalat dhuha"

"Wajib?"

"Di INS wajib"

Jeno mengangguk. Entah apa arti anggukannya, Naza bingung. Lalu mereka pergi. Saat diperjalanan, mereka jadi pusat perhatian siswa-siswi INS.

"Mereka kenapa melihat kita?"

"Bukan kita, lebih tepatnya kau"

"Kenapa?"

"Karena kau itu murid baru dan bertampang ala oppa Kim Joonmyeon, itu alasannya"

"Jadi, kau K-Poper?"

"Ya"

"Hm."

Akhirnya mereka tiba di masjid. "Kau tau cara berwudhu kan?"

"Ya, aku sudah mempelajarinya" jawab Jeno. Ya, Jeno udah mu'alaf dari beberapa hari yang lalu. Tapi, orangtuanya belum tau. Toh apa gunanya?.

***

Razafh mendengar ocehan teman-temannya. Perihal ia dan Adza. Mak Comblang. Padahal, Adza lah yang kemana-mana mengikuti Razafh. "Hadeuh!!! Sumpah ya, gue bingung kok bisa ya cewek kayak Adza malah suka cowok culun kayak lo? Si Aja matanya katarak tuh!" oceh Varel.

"Bukan Rel, kayaknya si Aja matanya keselek biji salak" jawab Nino asal. "Eh ogeb! Mana ada mata keselek? Atau jangan-jangan si Ajab guna-guna si Aja tuh"

"Wah, ntar lu ken ajab Jab"

"Muka bapak lu ajab!!" lalu Razafh pun masuk ke dalam masjid. Percuma ngomong sama dua tante girang. Hobi mereka cuma gosip ae.

Drama In My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang