Ten

4 1 0
                                    

Kenapa aku merasa akan kembali menemukan yang telah hilang, namun hati ku bergetar seolah semua membawa kesedihan. Apa yang akan terjadi?
Rizky Rafaeland


"Kapan?" tanya Rizky. "Lusa"
Lusa? Bathin Rizky bertanya.

***

"Ho a ho ee!! Zena terpilih mewakili kelas X IPS, si Gio perwakilan kelas kita, kalian cocok abis!!" ujar Naza berniat jadi Mak Comblang abal-abal tepi pantai dotcom.

"Ih nggak tau! Aku mah maunya ketemu si Fariz aja, eh tunggu! Si Razafh itu kan ikut, kok kamu nggak ikut Za?" tanya Zena. "Hoalah, egp?"

"Egp?"

"Emang gue pikirin" jawab Naza. Zena emang sedikit tulalit kalau di otak nya sudah ada F.A.R.I.Z. FARIZ.

"Kalian sahabat?" tanya Jeno. Membuyarkan lamunan Zena tentang si KetOsLok. "Baru nyadar.." ujar Zena. "Apaan?" tanya Naza. "Ada yayang Jungkook" jawab Zena.

"Uek! Yayang? Lo tuh cocoknya sama V, sama-sama alien, apalagi tu Jongkok!" Naza bergaya seperti orang muntah. "Nggak gitu bacanya, Za! Jungkook jangan dibaca Jongkok! Itu U bukan O" jelas Jeno. Naza hanya menatap Jeno lalu "iyain dah!"

Jeno hanya geleng-geleng kepala melihat Naza. Emang gini yah orangnya? Bathin Jeno. Satu hal yang pasti, Jeno merasa begitu mudah akrab dengan Naza.

***

Razafh duduk di bundaran atas sambil memainkan ponselnya. Game online. Tiba-tiba Adza datang. "Razafh... Ih kamu mah ngilang terus. Aku kangen tauk!" Adza menghentakka kakinya manja di lantai bundaran.

Razafh mendongak. "Oh?" lalu ia kembali menunduk. "Iihh Zafh, denger nggak sih?" Adza mulai menyungut kesal. "Lo bisa nggak sih nggak manja? Sama yang lain aja sono, Varel kek, Nino skalian!" Razafh kesal.

"Yaudah, padahal gue cuma mau nanya, eeh malah dimarahin sama coek!" ujar Adza mulai nanya. "Lo nanya tapi kayak mancing-mancing gue? Lo nggak tau kan gue kalo kepancing kayak gimana?" tanya Razafh.

Adza cengo.

"Kepancing maksudnya?"

"Itu tadi namanya mancing, kemana-mana ikutin, ntar gue bikin lo nggak ngikutin lagi baru tau rasa lo! Trauma deh tu lo ketemu gue" ujar Razafh.

"Terserah deh lo ngomong apa, gue cuma mau bilang, gue mau masuk ekskul panahan"

"Mm"

"Ih jawab napa!??"

"IYA, puas lo?" sumpah demi apapun, emosi Razafh sudah di ubun-ubun. Dan yang diteriaki pun hanya nyengir kuda.

***

Fariz berjalan menuju kelasnya. Saat melewati persimpangan asrama dan kelas XII-XI ia melihat Razafh sedang mengobrol dengan perempuan yang ia duga adalah murid baru.

"Dasar! Emang ya, lo itu buaya danau INS banget!" ujarnya. -Lah, sejak kapan di danau INS ada buaya? Author aja dari INS nggak tau.

Lalu Fariz pun memutuskan untuk pergi ke kelas.

***

Seorang pemuda tengah duduk di sebuah kursi taman di sekolahnya. "Bagaimana? Kau sudah menemukannya?" tanyanya.

Laki-laki bertubuh tegap dengan pakaian serba hitam dari kulit dengan mata berwarna abu-abu, berusia sekitar 20 tahunan itu menjawab pertanyaan pemuda yang masih bercelana abu-abu itu. "Ia sekolah di SMA INS, ia kelas X IPA, statusnya full day"

"Oh? Pantas aku melihatnya sore itu berseragam hitam putih... Ia membuatku ingin segera bertemu dengannya, heum.." ia pun menyeringai.

"Aku pamit. Takut jika ada yang melihat, aku akan menjemputmu"

"Baiklah, hari ini aku pulang jam delapan malam, setengah jam sebelumnya kau harus sudah sampai"

Drama In My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang