Dinasty emperor(huanzhi reynata)🌹

21⏱️

.................................®®®

“aku gak perna tau jika di balik tembok yg memiliki kisah menyeramkan tersembunyi keindahan yg sulit di jelaskan dengan kata kata”ucap anzi yg saat ini berbaring di bahu zhao romantis.

"peninggalan kakek,sejak kecil aku melati kemampuanku di sini,memanah, menggunakan pedang dan mempelajari tehnik peperangan,dan juga tempatku melati kemapuanku yg lain"jawab zhao mengelus elus rambut anzi.

"jahat sekalih"

"jahat"sahut zhao heran.

"iya kau baru membawaku ke tempat ini,kenapa bukan yg lalu lalu si pangeran."pangeran sedikit ambigu dengan bahasa yg di gunakan anzi namun dia berusaha mengerti gadis itu.

"menunggu waktu yg tepat"ucap zhao.

"jika kau membawaku siang hari mungkin aku akan mandi di air terjun itu"tunjuk anzi pada air yg mengalir di atas celah batu dengan sangat indah.

Keduanya larut dalam keheningan membiarkan tubuh mereka berinteraksi merasakan kenyamanan satu sama lain sebagai rasa cinta yg sangat bersejara.kisah cinta mereka yg memiliki bayak rintangan,kisah cinta yg tak perna usai di setiap kelahirannya kisa cinta yg selalu berkorban satu sama lain sebagai pembuktian cinta yg abadi.

Zhao bangkit dari rebahannya di ikuti anzi yg ikut duduk kemudian zhao membantunya berdiri dan membawanya ke dekat air terjun yg nampak segar di bawa rembulan.zhao terus berjalan sambil merangkul bahu anzi menuju genagan air terjun itu.anzi pikir air itu akan menyejukkan namun saat kaki jenjangnya memasuki air dia merasakan ke hangatan yg sangat merileskan pikiran jika di buat mandi,zhao terus berjalan menuntun anzi menuju tempat  di mana air berjatuhan,hingga tibalah keduanya di bawa air yg berjatuhan dari celah bebatuan.

Tidak ada yg memulai pembicaraan zhao terus saja menatap anzi sambil sesekali mengelus kedua pipi anzi yg membuat sang empu memejamkan mata menikmati sentuhan dari orang yg sangat di cintainya.perlahan jarak mereka semakin menipis hingga mereka dapat meresakan deru napas masing masing.zhao terus saja mengelus pipi anzi menggunakan ibu jarinya,dengan berani anzi merapatkan tubuhnya disusul tangannya yg menyelinap masuk di tengku zhao membuat keduanya dalam posisi intim.

"Biarkan malam ini menjadi milik kita"bisik zhao di telinga anzi sambil menggigit kecil disana,lalu zhao melepas juba  kebesarannya dan melepas tusuk konde yg anzi gunakan sedangkan anzi terbuai dengan kenikmatan hakiki dari air hangat yg menggusuyur Kepala cantinya."jadikan malam ini kisah cinta yg sempurna di antara kisah cinta di kelahiran kita yg lalau dan akan lebih sempurna di masa depan."ucapan zhao bagaikan puisi di telinga anzi yg sedang di mabuk cinta,tampa iya sadari semuanya telah Tanggal tak sehelai benangpun.tidak ada alasan untuk menolak biarlah di melakukan ini hal yg tak perna di lakukan di setiap kelahirannya.dan malam ini akan menjadi malam sempurna cinta keduanya atau mungkin malam ini akan mepermudah jalannya menjadi dewi kematian dan dewi kehidupan.

****

Huh.....huh....huh....nafas memburu ketika dirinya tidak sengaja melihat seorang pria yg sedang menghisap dara seorang manusia,hampir saja di berpekik kaget jika saja dirinya tidak segerah menutup mulutnya dengan kedua jari kemudian melangka mundur dan meninggalkan pria itu,pertanyaan demi pertanyaan muncul di kepala cantiknya apakah,dia akan di hisap,apa pria itu akan membunuhnya,!dia mulai kwatir dengan dirinya,belum sempat dia melihat wajah pria itu dirinya telah lari dari tempat itu,hanya juba hitam merah yg sempat iya lihat selain taring yg panjang dan di aliri dara dari korban, setelah menetralkan nafasnya dia kembali melangkah namun langkahnya tiba tiba terhenti saat seorang pria berjuba mendarat tepat di hadapannya.

Kaget!

Tentu saja,apakah mahluk ini belum puas menghisap dara orang itu, hingga dia akan menghisap darahnya juga.perlahan mahluk itu menurunkan jubah yg menutupi wajahnya dan wanita itu tidak berkutik sedikitpun dengan ketampananya yg di sertai dara segar yg masi menempel di bibir bawahnya hingga nampak seperti perona bibir di kulit wajahnya yg putih pucat layaknya salju.