chap 08

3.3K 302 13
                                    

Istana mewah itu sedang mengadakan pesta pertunangan umur ke tiga bagi pasangan Sasuke dan Naruko. Hari itu, si gadus telah berdandan cantik namun enggan untuk keluar dari kamar.

Pelayan berkali kali menenangkannya, membujuknya agar berhenti menangis dan mau keluar dari kamar.

"Aku ga mau sama dia! Hiks..." isak gadis kecil yang malang itu. Pelayan itu terdiam sambil memeluk tubuh rapuh itu. Mengelus kepalanya dengan penuh sayang.

"Ya sudah. Kalau begitu, jangan dekat sama Sasuke saja. Hadiri acara tapi tak perlu deketin Uchiha satu itu." Sebuah suara membuat perhatian dua makhluk kaum hawa itu menoleh.

Seorang pelayan--pelayan baru--memberikan pernyataan. Wajah nya tidak terlihat karena pake cadar. Matanya biru dan surainya tidak terlihat karena ia seakan seperti sedang memakai jubah atau jilbab.

"Shion.. kamu tidak boleh seperti itu." Tegur pelayan yang menenangkan Naruko. Pelayan baru itu berjalan mendekati Naruko yang masih terisak.

"Maafkan saya, Itsumi-san. Tapi, putri tetap tidak mau keluar dan Raja sudah meminta saya untuk menjemput Putri." Lirih Shion.

Shion menatap Naruko. Dibalik cadar itu, ia tersenyum. "Tidak apa-apa putri... semua akan baik baik saja." Kata Shion dengan penuh kasih. Naruko tersentak. Ia seperti mendengar ucapan kakaknya. Tapi, yang didepannya itu adalah pelayan baru.

"Kamu harus hadiri acara tapi.. jangan dekati Uchiha itu. Simpel, bukan?" Tanya Shion. Tanpa sadar, Naruko menggangguk.

"Ayo, putri. Saya antar." Kata pelayan yang memeluknya. Naruko berjalan dan meninggalkan kamar. Pelayan baru itu tersenyum. Ia membuka cadar, dan tampaklah wajah yang amat dirindukan itu.

.

.

"Kenapa lama sekali?" Bisik Sasuke menahan amarah. Tapi, Naruko tak menjawab dan malah melewatinya begitu saja. Dan berdiri disamping ayahnya.

"Baiklah, Putri sudah datang dan kita mulaikan acaranya." Kata Raja dengan penuh bahagia.

Acara pun dimulai...

"Kyaaa...! Dia sangat tampan." Kata putri haruno bersurai gulali. Sakura.

"Iya. Sayangnya dia malah bertunangan anak haram itu.. hih.." ejek Putri Yamanaka dengan jijik. Naruko yang mendengarnya hanya memalingkan muka.

"Kok bisa sih, dia menjadi tunangan Sasuke? Padahal, aku lebih cantik." Kata Sakura dengan iri.

"Iya, aku juga. Dia tidak pantas."

Tidak tau malu. Kerajaan mereka lebih rendah, tidak bisa dibandingkan dengan status Naruko sekarang.

"Kenapa ia tidak mengikuti kakaknya yang mati sengsara itu?! Jangan-jangan juga penyembah iblis?!" Dengus Sakura.

Kini, Naruko tidak mampu bersabar lagi. Ia berjalan menuju Sakura dan Ino, lalu mendorong gadis gulali itu.

"Jaga ucapanmu, putri Haruno!" Seru Naruko. Dua putri tak sopan itu hanya mengangkat alisnya sebelah. "Kakakku bukan penyembah iblis! Dia tewas dibunuh!"

"Oh, baguslah. Kenapa kau tidak mati juga?" Tanya Ino dengan pongah.

"Mulutmu!"

"Kenapa ga suka? Orang sepertimu memang pantas mati. Jaga sok deh." Katah Haruno dengan pedas.

"Oh, ya?" Naruko melipat tangan.

"Apa putri rendahan seperti kalian cocok bersanding denganku? Apa kalian tidak sadar kalau dibandingkan aku, kerajaan kalian masih sangat jauh dibawah?" Kata Naruko yang tidak mampu menahan emosi.

"Apa? Sialan kau!" Kata Sakura dan melayangkan tangannya, hendak menampar Naruko. Naruko menutup matanya. Tapi..

Seseorang memeluknya dan malah menampar Sakura dengan sangat kencang. Naruko mendongak dan mendapati Shion menampar Sakura hingga jatuh terduduk.

Karena suaranya yang amat kencang itu membuat perhatian semua orang terpusat pada kumpulan yang tengah bertengkar itu. Mata Sakura membelalak saat ada seorang pelayan menamparnya dengan kencang.

"Shion! Apa--" kata pelayan lain yang begitu kaget.

"Saya tidak terima kalau anda, putri haruno mengejek putri dengan ucapan tidak pantas!" Seru Shion dengan emosi yang ditahan.

"Astaga, Sakura. Kau tidak apa apa?" Tanya Mebuki.

"Hiks.. kaasan... sakit.." lirih Sakura. Memang, tamparan Shion begitu menyakitkan.

"Kamu, pelayan rendahan! Beraninya menampar anak saya?" Seru Mebuki tidak terima. Sasuke dan Minato sudah mengeraskan rahang saat pelayan itu mempermalukan acara yang mereka buat.

"Kamu.. pelayan baru! Saya pecat!" Seru Sasuke.

"Lho? Saya kan membela putri! Anda harusnya mengajarkan putri anda tentang tata krama yang baik!" Balas Shion, mengabaikan Sasuke.

"Ini putri saya. Anda tidak perlu ikut campur!" Balas Mebuki, lagi.

"Nah. Pantas saja putrinya seperti ini. Ternyata dari ibunya ."kata Shion.

"Kamu.. kurang ajar!" Seru Mebuki dan Sasuke marah. Pemuda itu menarik Naruko dan Mebuki menampar telak wajah Shion.

Namun naas.. cadar yang ia pakai terlepas dan menampilkan wajah yang sangat mereka kenal. Lidah Sasuke kelu saat melihat wajah itu.  Semua merinding ketakutan.

Naruko menangis. Ia melepaskan diri dari Sasuke dan memegang wajah perempuan itu. Menangis..




Karena?








Itu kakaknya.



Naruto.

TBC guyssz

HAPPINESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang