Chap 09

3.4K 309 25
                                    

"Neechan... apakah itu kau?" Lirih Naruko sambil memandang wajah datar Shion yang disangka Naruto. Sedetik. Dua detik. Shion tersenyum.

"Ya, sayang. Ini Neechan..." kata Shion yang tak lain dan tak bukan adalah Naruto.

Deg!

Gadis itu memeluk Naruto dan menangis kencang. Tak peduli kalau ada ratusan bahkan jutaan pasang mata menatapnya sekarang.

"Kau.." lirih Sakura.

"Ara... aku ketahuan ya? Dan, kau Haruno. Mulutmu benar benar sepertu kalajengking beracun." Desis Naruto kejam dengan manik mata berubah menjadi hitam.

Ia mengeluarkan sebuah senjata seperti senjata malaikat maut yang begitu besar. "Menindas adikku dan berbuat cerita kalau adikku yang bersalah? Hei," gumam Naruto sambil mengarahkan senjatanya itu keleher Sakura. Gadis gulali itu gemetaran ketakutan.

"Tak sadarkah kau? KERAJAAN MU JAUH LEBIH RENDAH DARI KERAJAAN KU. " Kata Naruto. Disambut dengusan Sakura dan Minato serta Sasuke tentunya.

"Kerajaan mana yang kau maksud, hm? Kau sudah dibuang dari kerajaanku!" Seru Minato.

"Terserah," kata Naruto yang sukses membuat pria bersurai pirang itu naik darah. "Well, karena aku sudah ketahuan mau gimana lagi kan? Aku pulang aja ya?" Desisnya bicara sendiri. Saat ia akan berbalik, Naruko menahan tangannya dan matanya berkaca-kaca. Membuat wanita bersurai pirang itu menahan gemas akan wajah Naruko.

"Hiks... neechan.. ajaklah aku bersamamu.." isaknya. Semua orang terbelalak kaget. Naruto tertegun. "Aku kesepian. Aku selalu merindukanmu dan mengadu dimakam mu. Aku tidak mau bersama Uchiha sialan itu... hiks.. bawalah aku bersamamu... kumohon.." cicit Naruko.

"Namikaze Naruko! Apa katamu?" Teriak Minato.

"Dia iblis, Naruko! She is dead! NARUTO IS DEAD!!" Teriak Sasuke.

"DIAM KAU, BRENGSEK!" balas Naruko sambil menatap tajam kearah Sasuke.

"AKU TIDAK PERNAH MENCINTAIMU. MENIKAH SAJA KAU DENGAN HARUNO ITU. Aku ikhlas, Sasuke. Aku ikhlas! Kakakku bukan iblis! Bukan iblis!" Teriak Naruko dengan satu nafas. Jadi, lebih terdengar tengah nge-rap.

"Kau..."

"Sialan kau, iblis sialan. Kau menghasut tunanganku! Kau itu udah mati!" Seru Sasuke sambil mengeluarkan pedangnya. Tangan Naruto ikut mengeluarkan senjatanya.

"Iya. IYA! AKU MEMANG SUDAH MATI! MATI KARENA KAU DAN RAJA NAMIKAZE. KAU PUAS?"

deg!

"Apa?"

"Kau membunuhku dengan pedangmu malam itu. Lalu, kau pikir aku mati? Haha.. tak semudah itu Uchiha. Membunuhku biar bisa memiliki adikku? Adikku saja tidak mau bersamamu, KENAPA KAU MALAH MEMAKSA?!!" seru Naruto berang. Rambut pirangnya berubah menjadi hitam.

"Tidak ada pertunangan. Aku tidak sudi kalau adikku menikah denganmu!" Jerit Naruto sambil memeluk Naruko dari belakang. Dan menghilang.

"Raja membunuh anaknya sendiri?"

"Itu... tidak benar, kan?"

"Kenapa kita punya raja seperti itu?"

"Sudah... kita pulang saja."

Rasa marah dan dendam berkumpul menjadi satu. "Aku janji. Aku akan membunuhmu sialan!!" Teriak Sasuke dalam hati.

.

.

.

"Selamat datang dirumah.." ujar Naruto dengan senang. Naruko ikut bahagia. Mereka berada disebuah rumah kecil yang asri dekat hutan. Rumah bewarna putih-kuning itu tampak nyaman untuk ditinggali.

"Neechan tinggal sendiri?" Tanya Naruko saat melihat perabotan perabotan khas rakyat terletak dimeja yang ada diruang tamu.

"Iya." Sahut Naruto sambil menaruh jubahnya. Mata dan surainya sudah berubah menjadi seperti semula. "Kesepian banget, tau ga sih?" Canda Naruto sambil mengambil gelas dan menuangkan air ke dalamnya.

Naruko terdiam. Menatap Naruto dengan pandangan berkaca kaca. Kemudian, berjalan pelan menuju kakakknya itu.

"Neechan..." kata gadis berusia enam belas itu. Naruto menoleh dan langsung saja diterkam oleh adiknya. Hampir saja ia kehilangan keseimbangan.

"Eh? Kenapa ini?" Tanya Naruto ketika adiknya, kembali menangis.

"Neechan.. neechan tau nggak? Aku itu juga kesepian... "kata Naruko. Naruto tertegun dan ikut menangis.

"Maafkan neechan, sayang..."

.

.

.

Naruto itu seperti mawar merah darah. Mati sekali, hidup dua kali. Tapi, bukan itu keajaibannya.

Gadis..

Gadis itu adalah..

Pengantin iblis.
Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HAPPINESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang