Ketahuan

267 44 5
                                    

Yein baru saja masuk ruangannya setelah Yunho mengajaknya jalan-jalan sebentar barusan. Netranya tiba-tiba saja tertuju pada setangkai mawar yang tergeletak di nakas beserta secarik kertas.

"Kak Jungwoo?" tanya Yunho, menatap Yein yang tengah memperhatikan bunga tersebut.

Yein mengangkat bahunya acuh saat ia membaca tulisan yang terbubuh di atas kertas yang ia pegang.

Kau tahu, bagiku kau seperti mawar. Cantik, tetapi sangat sulit untuk kugenggam. Durimu terlalu bahaya jika tidak tahu cara mengatasinya.

Yein melipat kertas tersebut, kemudian melemparnya bersamaan dengan mawarnya juga ke dalam tong sampah, membuat Yunho mengernyit bingung untuk beberapa saat. Kata-kata dari surat tadi amat menggelikan, pikir Yein yang lantas membaringkan tubuh dan memejamkan matanya. Jungwoo tidak akan pernah mengiriminya kata-kata seperti itu.

***

Di lain sisi, Taehyung meringis pelan saat menatap Yein membuang barang titipan Jungkook yang ia simpan di ruangan gadis tersebut. Taehyung benar-benar tak habis pikir dengan semuanya. Jungkook yang tiba-tiba berubah jadi makhluk bucin, dan Yein yang benar-benar berhati dingin.

Taehyung berbalik, mengakhiri sesi mengintip ruangan Yein. Tapi alangkah terkejutnya ia ketika di depannya terpampang sebuah wajah dengan tatapan mematikan.

"K-kamu...," Taehyung menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Apa?" Seseorang itu memukuli bahu Taehyung. "Kenapa lo ngintipin sodara gue, ha? Lo mata-mata, kan? Ngaku lo!"

"Woy! Berenti berenti!" pekik Taehyung menghindari pukulan Sujeong, perempuan tersebut. "Gue bisa jelasin!"

"Jelasin apanya, ha! Brengsek, ayo ikut gue!"

Taehyung diseret oleh Sujeong menuju koridor. Benar-benar tak paham Taehyung, kenapa ia bisa kalah dengan perempuan? Tapi, tenaga Sujeong memang benar-benar ajaib. Dia sangat kuat.

Taehyung membulatkan matanya saat Sujeong mendorongnya ke dalam ruangan gelap yang Taehyung tidak tahu ruangan apa. Ia tidak sempat memperhatikan karena terlalu terfokus akan Sujeong yang menariknya.

"Wah, lo serius mau--- eits!" Taehyung menghentikan ucapannya, matanya membulat, napasnya tersekat di tenggorokan begitu Sujeong memojokkannya ke dinding dengan sebelah kaki gadis tersebut yang terangkat menyentuh dinding di sisinya.

"L-lo...." Mendadak Taehyung kelu. Jantungnya berdebar hebat merasakan embusan napas Sujeong. Wajah Sujeong kali ini semakin dekat dengan tatapan mata tajam dan tangannya yang bersilang di dada dengan pongah.

"Gue tanya baik-baik, siapa yang perintahin lo buat mata-matain Yein?" desis Sujeong tajam.

"Gue perawat, bukan mata-mata."

"Gue percaya lo perawat. Tapi gue gak percaya kalau lo bukan mata-mata."

Taehyung melengos, hendak meninggalkan Sujeong tetapi tangan gadis itu malah ikut memenjarakannya. Astaga, nyali Taehyung jadi ciut hanya karena seorang gadis.

"Gue bener-bener bukan mata-mata!"

"Terus? Lo berani bertaruh demi jabatan lo?" Sujeong memamerkan smirknya. "Kalau ternyata lo ketahuan jadi mata-mata, tamat karir lo. T-A-M-A-T!"

***

Jungkook baru saja kembali ke restauran ayam panggang tempatnya bekerja setelah mengantar pesanan. Kemudian dikejutkan dengan seorang gadis tinggi dengan rambut sebahu yang menarik kerah kaus Jungkook hingga ia mundur beberapa langkah.

"Siapa ini woy? Lepasin!"

Tubuh Jungkook berbalik sekali sentakan. "Sujeong. Ryu Sujeong, sepupu Yein," balas gadis yang berdiri di hadapan Jungkook dengan tatapan nyalangnya.

"Sepupu?" tanya Jungkook bingung.

"Iya. Kata perawat idiot itu lo yang nyuruh dia buat mata-matain Yein, bener?"

"Astaga, Bang Tae lemes banget." Jungkook menghela napas dalam-dalam, lantas kembali menatap Sujeong tenang. "Iya, gue yang minta Bang Taehyung mata-matain Yein."

Bugh!

Satu tendangan mendarat mulus di perut Jungkook. Untungnya Jungkook jauh lebih kebal dari Taehyung karena ia sendiri jago bela diri.

"Kenapa?" tanya Sujeong tenang setelah menendang Jungkook.

"Karena gue suka sama dia," balas Jungkook. Begitu tangan ramping Sujeong hendak memukul wajahnya, dengan segera Jungkook menangkis tangan gadis tersebut. Gagal meninju dengan tangan, Sujeong menggerakkan kakinya hendak menendang Jungkook lagi, sayangnya Jungkook bukan lawan yang mudah. Ia memang tidak bisa melawan pukulan perempuan, tetapi bukan berarti ia menerima begitu saja serangan seseorang padanya.

"Ternyata pertahanan diri lo bagus juga," komentar Sujeong tersenyum miring. "Jauh sama si perawat kerempeng."

Jungkook menggeleng kecil. Ingin ngakak sebenarnya, tetapi ia tahan.

"Gue gak akan sembarangan ngizinin Yein buat kencan sama seseorang. Jadi silakan lakuin hal terbaik lo. Buktiin kalau lo layak buat suka sama Yein!"

Jungkook bergeming, menaikkan sebelah alisnya tak mengerti.

"Satu lagi. Jangan suruh orang buat mata-matain dia, lo kira dimata-matai enak apa? Deketin dia dengan cara gentle. Paham?"

Lagi. Jungkook masih bergeming bodoh. Benar-benar, ia memang cakap dalam menangkis serangan fisik, tapi sering mendadak lemot jika mencerna ucapan seseorang. Contohnya ucapan Sujeong.

"Ck, malah bengong. Gue balik!" Sujeong berdecak heran, menepuk bahu Jungkook keras kemudian berlalu meninggalkan lelaki itu sendirian di depan restoran.

Beberapa lama kemudian, Jungkook tersenyum kecil. "Itu artinya, gue punya kesempatan, kan, buat deketin Yein?" monolognya, lantas mengepalkan tangan semangat dan meninju udara.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fall and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang