Hidup Itu Keras

502 51 0
                                    

Jungkook berjalan lunglai memasuki gang setelah turun dari bus, kemudian menemukan Jimin yang tengah menjemur pakaian di depan rumah sederhana yang mereka sewa sama-sama.

"Lah, kok jalan kaki? Motor gue mana? Terus belanjaan?" tanya Jimin heran ketika melihat Jungkook.

Jungkook menghela napas lalu duduk lesehan di teras. "Ceritanya panjang," desah Jungkook lelah.

"Jangan bilang lo dibegal di siang bolong gini?" Jimin membawa ember kosong bekas cuciannya kemudian duduk di sisi Jungkook tanpa melepaskan tatapan penasarannya.

"Nggak lah. Orang juga pasti mikir kalau mau ngebegal gue."

"Iya, sih." Jimin mengangguk-angguk kecil. "Mana mau ngebegal orang dengan tampang kere kayak lo!" lanjutnya. Untung saja Jungkook sedang lelah sehingga tidak berniat memukul wajah menyebalkan Jimin.

"Bacot, ah." Jungkook merebahkan tubuh di atas ubin yang dingin. Amat sejuk setelah ia panas-panasan berlari menghindari kejaran Runa dan Rena. "Anak-anak pada ke mana?" tanya Jungkook, sedikit menolehkan wajah saat Jimin beranjak.

"Hoseok sama Bang Seokjin pergi ke kampus, gak tau mau ngapain. Taehyung pergi sama pacarnya. Bang Yoongi lagi tidur."

"Bang Namjoon?" Jungkook tanya.

"Kerja kayaknya," balas Jimin kemudian masuk.

Memejamkan mata dan mengambil napas dalam-dalam, Jungkook akhirnya bangkit dan menyusul Jimin ke dalam. Seperti biasa, rumah dalam keadaan yang berantakan. Dan anehnya, satu manusia bernama Yoongi bisa dengan begitu damainya tidur di antara tumpukkan baju kotor di atas kursi butut mereka.

"Bang Cim, lapar." Jungkook mengusap-usap perutnya seraya nyengir lebar menunjukkan gigi kelincinya yang lucu.

"Lah, kan lo yang bagian belanja minggu ini? Belanja dulu sana! Di lemari gak ada apa-apa juga, makanya Bang Seokjin gak masak."

Jungkook menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lantas mengetuk bahu Jimin dengan telunjuknya, membuat Jimin menoleh dan bertanya, "Kenapa?" Kemudian kembali melanjutkan kegiatannya membersihkan dapur.

"Ituloh...," Jungkook nyengir lagi. "Gue udah belanja tadi, Bang. Tapi---" ucapan Jungkook menggantung. "...ketinggalan."

"Apa? Kok bisa?" Jimin yang tengah mengelap meja di samping westafel seketika menghentikan kegiatannya dan menatap Jungkook kaget. "Terus itu... jangan-jangan motor gue---"

"Hehe iya, Bang. Sama motornya juga ketinggalan."

"BANGSAT!" Jimin murka. "Gak mau tau, ambil motor gue sekalian sama belanjaannya! Buruan. Se-ka-rang ju-ga!"

Eh. Jungkook meringis ngeri.

"Bang, masalahnya tuh, aduh gimana, ya?" Jungkook kebingungan sendiri. "Ngambilnya bareng sama Abang, ya?"

***

"Makanya jangan sok keren lo, tuh. Sok-sokan punya pacar banyak, giliran ketauan repot sendiri, kan?" ceramah Jimin di dalam bus setelah Jungkook menceritakan kejadian yang menimpanya.

"Namanya juga usaha menemukan yang terbaik, Bang. Daripada lo stuck mulu sama Kak Jiyeon tapi gak pernah kenotis," balas Jungkook polos.

"Kampret malah ngatain!"

"Ngutarain fakta, Bang, bukan ngatain."

"Terserah lo!"

Jungkook terkekeh melihat reaksi ngambek Jimin.

Fall and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang