Mimpi Buruk

389 35 19
                                        

Taehyung baru saja selesai keluar dari bank mengurus keuangannya. Sesuatu yang rutin ia lakukan beberapa bulan sekali. Kerja kerasnya bertahun-tahun tentu harus membuahkan hasil. Meski senang-senang adalah bagian dari hidupnya, tetapi masa depan adalah langkah yang harus ia perhitungkan sedari dini.

Selesai dengan urusan tentang uang, waktunya bersenang-senang. Hari Jum'at pertama memang sesuatu yang paling Taehyung tunggu. Karena itu adalah jadwalnya melepaskan penat setelah menjalani rutinitas yang sewaktu-waktu terkadang terasa membosankan.

Sebuah kelab malam terkenal di Itaewon adalah favorit Taehyung. Ketika masuk ke dalam sana, rasanya penatnya hilang. Meski ia hanya akan menari sendiri dan membatasi diri dengan orang lain.

"Kim Taehyung!"

Taehyung menoleh begitu seseorang memanggil namanya. Seorang perempuan, berbikini hitam, menampilkan lekuk tubuhnya yang menggiurkan. Namun Taehyung sama sekali tidak kehilangan fokusnya. Bukan ini yang Taehyung cari ketika ke kelab.

"Taehyung, kan? Aku Lea. Ingat? Kita pernah sekelas---"

"Maaf, kamu salah orang." Taehyung tersenyum singkat, meninggalkan perempuan itu. Ia tidak ingin terlibat dengan perempuan di tempat seperti ini.

Pojokan adalah tempat yang paling Taehyung hindari, karena beberapa manusia yang hilang kewarasan senantiasa melakukan hal-hal yang menodai mata di sana.

Taehyung menghampiri bar. Memesan segelas anggur seraya menikmati musik yang memekakkan telinga. Sesekali kepalanya mengangguk-angguk mengikuti irama. Tubuhnya sudah gatal sebenarnya, ingin turun dan menari sampai lelah. Tapi tunggu. Anggur adalah hal penting sebelum Taehyung melakukan hal gila di lantai dansa nanti.

"Saya lihat kamu selalu ke sini sendiri?" tanya bartender berlesung pipit yang senantiasa menyediakan minuman untuk Taehyung.

Taehyung tersenyum singkat, mengintip papan nama di seragam bartender itu. Choi Byungchan. Mungkin sudah hampir satu tahun Taehyung bertemu bartender itu, tetapi jarang sekali melakukan percakapan.

"Ya, saya lebih suka ke sini sendiri," balas Taehyung.

"Dan menari sendirian juga meski dalam keadaan semabuk apa pun," lanjut Byungchan terkekeh. Ternyata dia memperhatikannya.

Malam ini Taehyung hanya minum segelas anggur. Ia tidak ingin mabuk. Anggur malam ini hanyalah untuk membuatnya lebih percaya diri.

Taehyung meliukkan tubuhnya di area yang jauh dari asap rokok, tentunya yang tidak begitu ramai juga. Ia benar-benar ingin menari saja sampai penatnya hilang. Namun sebuah teriakkan di tengah-tengah lantai dansa mencuri perhatian Taehyung.

Perempuan yang tidak asing, bergaun merah ketat ---menonjolkan lekuk tubuh yang indah. Dia menari di atas panggung mini, meliukkan tubuh semakin heboh saat orang-orang menyorakinya di bawah.

"Dia? Anjing galak itu? Heol." Taehyung tak habis pikir bertemu dengannya di tempat seperti ini.

"Tambah volume musiknya!" teriak perempuan itu sambil menari. Dan entah mengapa Taehyung tiba-tiba terpaku. Apalagi saat tatapan mereka akhirnya bertemu dan mereka menyadari kehadiran masing-masing.

***

Hal yang tidak pernah Yein sadari adalah, bahwa hidupnya berharga. Bahwa mungkin, seseorang akan menangis saat ia tiada. Yein menyadarinya beberapa waktu lalu ketika ia berbicara dengan Jungkook dan ketika menatap Yunho yang tertidur lelap di meja belajarnya.

Yein merasa egois karena pernah memilih untuk menyerah. Ia lupa, ada orang yang mencintainya. Ada orang yang selalu menunggu hadirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fall and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang