Dwaddy! -: Buah semangka

1.8K 169 27
                                    

"Hei Jungwoo, jangan habiskan semangka ku dong" protesan keluar dari bibir Mark, pemuda tampan itu kesal karena Jungwoo si sepupu manjanya ini terus saja mengambil jatah semangka di piringnya.

Jungwoo menjulurkan lidahnya tak peduli, ia tetap saja mengambil potongan buah segar itu dari piring Mark. Keduanya hampir saja berkelahi hanya karna sepiring semangka manis yang sudah di potong, sementara itu Jaehyun dan Jeno lebih memilih untuk membiarkan saja kedua sepupu itu bertengkar.

"Mereka memang tidak akur, aku saja heran" kata Jeno sedikit berbisik, Jaehyun yang sedang memperhatikan anaknya itu ikut mengangguk setuju.

Dia juga heran, mengapa Jungwoo terlihat semakin manis belakangan ini.

"Yang satu sangat pemaksa yang satu lagi tidak mau mengalah, cocok sekali" balas Jaehyun sambil tersenyum-senyum.

Kedua pria tampan berbeda usia itu kompak sekali mengolah kari jepang dengan bahan-bahan seadanya, hanya ada kentang, wortel, dan dada ayam yang kemudian disulap menjadi sebuah hidangan yang cukup baik. Setidaknya penampilan dari kari mereka tidak buruk.

Jaehyun membawa hidangan itu kedepan meja ruang tengah disusul oleh Jeno yang juga membawa gelas dan air untuk minum. Mark mengambil posisi paling dekat dengan mangkuk kari sedangkan Jungwoo hanya mencibir kelakuan Mark yang seperti anak kecil.

"Daddy aku mau dada ayam! Tidak mau wortel ya" perintah Jungwoo pada sang ayah, pemuda itu masih anteng diatas sofa empuk sambil memangku piring semangka di pahanya. Jaehyun menatap putranya dengan lembut dan hanya menuruti kemauan calon anaknya tersebut.

Sepiring nasi kari jepang lengkap dengan katsu yang renyah tersaji dipiringnya, Jungwoo memekik senang saat mendapati potongan katsu dengan ukuran yang besar.

"Makan yang banyak ya" Jaehyun berujar dengan manisnya, oh jangan lupakan senyuman lembut yang selalu hadir disana. Jungwoo mengangguk patuh saat suara halus itu meminyanya, ia menyuapkan sesendok penuh kari hingga sulit untuk di kunyah.

"Ewnaak Dwaddy!" Puji Jungwoo dengan mulut penuh, suaranya bahkan terdengar lebih menggemaskan jika seperti itu.

"Habiskan oke?"

Acara makan siang dadakan itu berlangsung hangat, kehadiran Mark dan Jeno mengisi kesunyian apartemen luas itu sekarang dan lagi Jungwoo terlihat lebih senang karena punya teman berbicara—selain Jaehyun—tentunya. Keceriaan yang hampir redup dari wajah manis Jungwoo kini kembali cerah, tawanya yang lugu dan senyumnnya yang manis kembali menghiasi wajah cantiknya. Diam-diam Jaehyun mengucap banyak terimakasih atas kehadiran dua orang Lee di rumahnya.

Sekarang mereka berempat memutuskan untuk menonton film horror melalui flashdisk berisi film milik Mark, Jaehyun mengubah ruang tengahnya menjadi teater film dalam sekejab. Tirai-tirai diturunkan, pun lampu rumah sudah dimatikan. Sempurna sudah acara menonton mereka ditambah dengan berkaleng-kaleng soda dingin dan keripik kentang yang renyah.

Jungwoo memilih untuk duduk disamping ayahnya sambil memangku sebungkus keripik kentang rasa rumput laut, bocah itu menyenderkan kepalanya dengan enteng pada bahu Jaehyun. Tentu pria tampan itu tak akan menolak, justru ia meluruskan tangannya dan membiarkan Jungwoo untuk terlarut dalam dekapannya. Tak peduli dengan bagaimana tegangnya Lee bersaudara itu menikmati film mereka, Jungwoo justru tertidur dipelukan Jaehyun selama film berputar.

.
.
.

Jungwoo terbangun saat matahari telah turun dengan damai di ufuk barat, bibir mungilnya melenguh panjang menimbulkan suara cicit menggemaskan. Jaehyun yang baru masuk kesana ikut tertawa mendengar suara lucu tersebut. Ayah tampan itu menghampiri anaknya yang lebih mirip orang linglung karena baru saja bangun tidur, nampan makan malam pun ikut dibawanya kedalam kamar.

Dwaddy! - JaeWoo+Yong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang