Planned Time [HanJisung]

1.9K 281 49
                                    

Nyatanya, Kau mampu buat aku tertarik dan buat aku berkelana dalam ratusan kata yang termakan sebuah rasa yang indah.

-Han Jisung-

.
.
.

Han Jisung namanya. Siswa biang onar lantaran tingkahnya yang mampu membuat siapapun sakit kepala melihat kelakuannya. Han Jisung, terlahir dengan keadaan yang nyaris sempurna. Siapa yang tak ingin menjadi dirinya kala gelimangan harta dan kasih sayang yang cukup dibuncahkan dalam kehidupannya? Sayang, tingkah Jisung yang mencoreng kata sempurna nyaris berbeda seratus derajat serta penampilan bak anak preman.

Namun, Jisung tidak nakal seperti remaja umumnya. Jisung berbeda, nakalnya Jisung adalah sebuah pahala menurutnya. Siapa yang tidak tertawa melihat guyonan dan tawanya yang keras menggelegar? Suaranya yang nyaring dan hampir seluruh murid hapal suaranya. Jisung beranggapan ia telah menebar kebahagiaan, dengan segala guyonan dan tingkat humornya yang tinggi.

Senyumnya yang manis mampu membuat siapapun ikut tersenyum melihatnya. Tingkahnya yang tidak bisa diam dan terlewat aktif membuat siapapun yang mengobrol dengannya tak akan putus. Selalu ada topik pembicaraan yang mampu membuat lawan bicaranya terhanyut dalam cerita.

Namun, tidak dengan sekarang. Bahkan hingga ratusan tanya yang Jisung lontarkan pada gadis bermarga Park itu, hanya dijawab dengan anggukan, gelengan dan jawaban yang singkat. Jisung tahu, gadis yang baru saja ia kenali itu memiliki kepribadian yang sangat tertutup. Jauh berbanding terbalik dengan dirinya.

Dan, entah apa yang memotivasi Jisung untuk mengajaknya melihat dunia yang seharusnya gadis itu juga rasakan.

"Kamu tahu enggak? Enggak tahu ya? Oke, aku kasih tahu sesuatu sama kamu. Aku biasa menulis disaat malam, tepatnya di bawah langit biru bergradasi ungu dan hitam. Biasanya banyak inspirasi yang muncul berdatangan, teman-teman aku enggak ada yang tahu kalau aku punya bakat menulis. Mereka hanya mengenal aku sebagai sosok, ya seperti pertama kali kamu melihat aku tadi. Mereka menilai aku seperti apa yang mereka lihat." Jisung kembali bercerita setelah ribuan kali kalimat yang ia lontarkan tak kunjung mendapatkan respon yang ia inginkan.

Namun, seulas senyum lebar tampak kembali di bibirnya. Gadis itu menoleh padanya, tatapan matanya seolah tertarik pada pembicaraan yang ia ucapkan.

"Berarti kamu bukan menjadi dirimu sendiri." ucap gadis itu, Jisung terkejut. Nyatanya ia belum bisa menilai raut wajah seseorang, dipikir Ana akan bertanya lanjut dengan segala ketertarikannya. Ia pun menunduk tersenyum lalu menggelengkan kepalanya tanda ia tak setuju dengan perkataan Ana.

"Aku menjadi diriku sendiri, inilah aku. Tata cara pandang manusia memang selalu melihat dari sampul, sebelum tahu isinya seperti apa. Puluhan manusia yang aku temui setiap harinya sama saja. Mereka menilaiku sama, dan aku tetap menjadi diriku sendiri. Han Jisung si biang onar dan mereka tak tahu aku orang yang penuh imajinatif tinggi." Jisung kembali memperlihatkan cengirannya yang membuat Ana memalingkan wajahnya kembali.

"Hey, kamu ini kenapa sih? Aku ajak ngomong kamu dari tadi. Masa kamu enggak banyak nanggapin aku? Aku ganteng padahal." Jisung kembali menarik perhatian gadis itu. Namun, yang didapat hanyalah Ana yang menaruh kepalanya di lipatan tangannya seraya mendekap buku biru mudanya. Mengabaikan Jisung yang merasa jengkel lantaran untuk pertama kalinya ia tidak dianggap.

"Kamu gak bisa begini terus, nanti kamu gak bakalan punya teman!" Seru Jisung sedikit menaikan intonasi suaranya. Dilihat pergerakan Ana yang terusik kemudian kembali mengangkat kepalanya dan menoleh.

Tatapan mata Ana sayu, kosong namun menceritakan ada banyak kisah di dalamnya. Jisung merutuki mulutnya seketika, ia tahu ia salah bicara sekarang.

Art The Universe- Han Jisung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang