Miss [Ana]

917 147 31
                                    

Hati bilang, rasa suka membuat diri terbang jauh, membawa pada semesta yang berbeda. Membuat awal dari sebuah rasa yang tak luput dari kesalahan.

-HanJisung-
.
.
.

"Yailah biasa ajah kali liatin Ana-nya, jelek banget muka lo kalo lagi begitu" sindir Hyunjin pada Jisung yang tengah menyelesaikan lukisannya di ruang seni mereka. Seungmin menggelengkan kepalanya mafhum sementara Felix terkekeh kecil. Ana, satu-satunya perempuan disana hanya terdiam dengan sudut bibir yang diangkat kecil. Ada rasa malu dalam hatinya, senang menjadi nilai tambahan membuat pipinya kembali bersemu menghangat.

"Apasih doer?!" Jisung membalas tak acuh dan Hyunjin menggendikan bahunya tak perduli.

"Lusa nih pamerannya, gimana lukisan-lukisan kalian?" Tanya Seungmin pada teman-temannya yang mendadak pusing.

"Sebentar Min, ini punya gue belum selesai. Satu lukisan lagi kok santuy dikit lah...." Hyunjin menjawab, sembari menyembulkan kepalanya dibalik kanvas.

"Yang lain?" Tanyanya lagi sembari menatap Jisung yang masih membantu Ana dan juga Felix yang merapihkan lukisan-lukisannya.

"Gue? Udah ko" Felix menjawab yakin.

"Ana? Kalo lo gak bisa buat ngelukis ya gapapa. Biar kita ajah, lo cukup nyumbang puisi ajah gak masalah" Seungmin menatap gadis lugu tersebut yang kini tengah fokus menggores cat nya dibantu arahan Jisung.

"Ng-ngga masalah ko, Ji-Jisung bantu" katanya sedikit gugup ditatap Seungmin disana.

"Si Jisung mah modus doang Na, jangan baper ya ama dia" Hyunjin berucap yang mendapat tatapan tajam dari bocah Han tersebut.

"Bacot lo! Urusin tuh si Ryujin" jawab Jisung yang membuat Hyunjin memanyunkan bibirnya lantaran mengingat dirinya masih dianggurkan oleh si tambatan hati.

Disisi lain Jisung tak peduli pada sekitarnya, tatapannya hanya serius pada lukisan Supernova yang ditoreh dari jemari amatir milik Ana, goresan pada kuasnya memang terlihat berantakan jika dilihat dari dekat. Namun, ketika dilihat sedikit berjarak semua tertutupi dengan perpaduan warna gradasi yang indah. Gelap tapi terang, ada kecampuran yang menyatu padukan hal tersebut.

Jisung sesekali mengarahkan pergerakannya. Genggaman kala itu membuat gemuruh besar pada diri Ana. Jisung tak peduli, lebih tepatnya mengabaikan ledakan yang sama. Kupu-kupu berterbangan diperutnya dan Ana mengalahkan cantiknya sayap yang mengepak. Jisung menjamin itu, lekuk senyum lugu sang gadis menggambarkan lukisan yang akan rampung itu. 

"Gradasinya bagus, kamu bisa jadi pelukis loh Na..." Jisung tertawa kecil. Jarak keduanya hampir tiada batas membuat degupan itu semakin terasa. Ana tidak peduli pujian tersebut, seluruh afeksinya tertahan dengan atensi yang mengarah pada si bocah Han.

"Uhm, Sung..." gumam Ana tak nyaman.

"Ya..?" Jisung menoleh bersamaan dengan Ana yang juga menoleh. Tak ada lagi jarak diantara keduanya, hembusan nafas hangat diterpa yang kemudian keduanya sama-sama kembali hirup. Siratan emosional keduanya tertukar, ledakan membuncah diantara keduanya. Kenyamanan yang terselubung, melengkapi kekurangan yang besar tertutupi akan sungging senyum kecil diujung bibir keduanya. Jisung berani bersumpah, binar mata dan bulu mata lentik dua bongkahan permata dihadapannya semakin membuatnya melayang bersama kunang-kunang yang menerangi gulita. Meski, ada jurang pemisah diantara keduanya.

"Ekhem...!" Hyunjin si biang onar mengintropeksi keduanya. Ada kekehan kecil dibibir tebalnya, serta Felix yang pura-pura bersenandung ria sementara Seungmin menyungging senyum tersirat.

Keduanya tergagap, Jisung menggaruk kepalanya bingung dan gadis bermarga Park yang kembali melukis mencoba untuk tenang. Mengabaikan gemuruh dalam dirinya yang mencoba memberontak untuk keluar dari zona tersebut lalu melepasnya dengan satu teriakan kencang. Namun, hatinya seakan terhibur dengan kalimat Felix yang dibuat dramatis.

Art The Universe- Han Jisung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang