7.a - Perfect Wings

3.2K 161 0
                                    

Disinilah mereka, di sebuah pusat perbelanjaan. Vio menggandeng tangan Almeera yang berada di sebelah kirinya dan sebelah kanannya menggandeng tangan Asley. Camilla berjalan di samping Almeera.

Camilla merasa orang asing yang masuk secara tidak di undang kedalam subuah keluarga kecil. Almeera hanya beberapa kali berbicara kepadanya, menanyakan merek dan jenis makeupnya, lalu setelahnya wanita itu meladeni ocehan Vio dan Asley. Bahkan Asley seperti melupakan keberadaannya. Camilla tersenyum miris seharusnya ia tidak berada disana, ini bukan tempatnya.

Mereka sampai di sebuah toko makeup ternama. Merupakan permintaan Vio yang langsung bertanya dan memaksa untuk membeli makeup milik Camilla terlebih dahulu, padahal mereka menemukan toko sepatu terlebih dahulu. Vio langsung manarik tangan Camilla untuk mencari makeupnya. Vio menghela napas lega ketika menemukan makeup yang persis sama seperti yang ia jatuhkan.

Vio berbalik dan tersenyum melihat Almeera yang juga memilih dan mengambil beberapa makeup. Sedang Asley melirik penasaran benda yang di pegang Almeera, sesekali mereka tertawa.

"Mom, dad. Kami sudah selesai" Teriakkan Vio membuat beberapa pengunjung mantap penasaran.

Awalnya Vio kira Almeera juga membeli makeup untuk dirinya sendiri, namun ketika ia menyerahkan semuanya satu kantung untuk Camilla, ia tidak terima. Ia hanya merusak satu, tapi kenapa harus di ganti sebanyak itu. Vio sempat mengeluarkan isinya dan mengambil dan hanya menyerahkan satu kepada Camilla. Almeera menghela napas dan memberi pengertian kepada Vio barulah anak itu menyerahkan semuanya kembali kepada Camilla, itupun dengan wajah cemberut dan kesal, sambil berulang kali mengatakan ia hanya merusak satu.

"Sampai berjumpa lagi nyonya Ginger. Ayo mom, dad kita makan. Aku lapar"

Almeera dan Asley terpelongo mendengar usiran gadis kecil itu kepada Camilla. Sungguh Asley tidak pernah mengajarkan anaknya begitu kasar kepada orang lain.

"Vio, dad tidak pernah mengajari mu kasar seperti itu" Asley menegus gadis itu yang wajahnya bertambah masam saja.

"Tidak apa Asley. Lagi pula aku masih ada urusan"

"Camilla, maafkan Vio. Ayolah, kali ini sebagai permintaan maaf kami. Lagi pula kau belum makan, kau baru saja selesai bekerja tidak baik bagi tubuh mu"

Ucapan Almeera lembut dan tegas secara bersamaan, membuat Camilla tidak bisa menolak. Ia merasa seperti di perintah atasannya. Tatapan Almeera tajam, sebenarnya hal itu membuat Camilla terintimidasi.

"Mom..." Renggek Vio tidak terima.

"Vio, ayo minta maaf kepada nyonya Gingger mu"

Meski kesal Vio tetap menuruti keinginan Almeera. Entah kenapa perasaan Camilla saja atau bagaimana, Almeera selalu memanfaatkan kepatuhan Vio untuk membuatnya cemburu.

Sore itu setelah makan Camilla pamit pulang yang tidak lagi di tahan oleh mereka. Camilla bersumpah tidak mau lagi terjebak di antara mereka. Vio seperti memiliki dendam kepadanya. Sore hingga malam sepeninggalan Camilla, Vio tidak lagi mau mencari sepatu roda. Ia memilih bermain bersama Asley dan Almeera, hingga lelah barulah mereka pulang. Vio tidak mau pulang, ia hanya memberikan pilihan, Almeera yang menginap di tempatnya atau Vio yang menginap di tempat Almeera.

Entah bagaimana cara gadis berambut merah itu menghasut kedua orang dewasa itu untuk menginap di apartemen Almeera. Jadilah mereka tidur satu ranjang bersama di ranjang luas milik Almeera.

***

Setelah malam di mana tidur bersama dan ke esokan paginya bangun terlambat yang menyebakan Vio tidak masuk sekolah dan Asley terlambat pergi ke kantor, hari itu Almeera tidak ada pemotretan dalam beberapa hari kedepan. Setelahnya Asley pulang kembali ke apartemen Almeera karena Vio memang masih berada di sana. Beruntung itu di ujung minggu dan keesokkan harinya sudah libur dan pekerjaan Asley juga tidak terlalu banyak.

Sisa minggu itu mereka habiskan dengan piknik dan berjalan-jalan. Asley sudah menghubungi ibunya, jika Vio tidak mau pulang. Memang seperti itu adanya, Vio tidak mau pulang bahkan untuk mengambil bajunya pun tidak mau. Malah Vio meminta mereka belanja baju untuk di tinggalkan di apartemen Almeera.

Di hari senin pagi, masih pagi sekali suara bel apartemen Almeera berbunyi. Almeera yang terbangun lebih awal dari biasanya membuka pintu, Asley dan Vio masih terlelap di alam mimpinya.

Pintu terbuka dan menampakkan wajah Amira yang terseyum bahagia dengan pakaian yang sudah rapi. Wajahnya terlihat begitu cerah. Almeera tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, merasa ia masih begitu berantakkan berjumpa dengan Amira.

Almeera mempersilahkan Amira untuk masuk dan meraih kantung yang di bawa Amira untuk sarapan mereka.

"Apa mereka masih tidur?"

"Ya, sepertinya mereka kelelahan. Beberapa hari ini Vio terus meminta bermain"

Amira mendekati Almeera dan mengelus lengan wanita itu. senyumnya terlihat begitu sedih. "Almeera, maaf" ujarnya penuh rasa bersalah.

Almeera tidak mengerti dengan permintaan maaf yang Amira ucapkan. Untuk apa ia meminta maaf, seperti ada yang salah saja.

"Maksudnya? Aku tidak mngerti. Maaf kenapa?"

"Sudahlah, aku hanya ingin meminta maaf. Kau ingin mandi? Biar aku yang menghidangkan di meja, sekalian bangunkan Asley. Aku ingin sarapan bersama kalian"

Almeera sebenarnya masih tidak puas, namun ia tidak ingin memaksa. Jika Amira belum mau saat ini, mungkin saat ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan kata maaf Amira tadi, jadi ia hanya mengangguk dan tersenyum, kemudian melakukan apa yang di minta Amira. Membangunkan Asley mengatakan jika ibunya datang berkunjung, kemudian pergi untuk membersihkan diri. Setelah mandi Vio sudah bangun, wajah lelahnya masih terlihat namun senyum cerah yang tiap pagi di berikan Vio menghilangkan rasa resah Almeera yang merasa anak itu begitu lelah. Pagi ini pun Vio begitu bersemangat pergi ke sekolah, perlengkapan sekolahnya sudah di siapkan oleh neneknya. Sebenarnya Vio sudah membawa perlengkapan sekolahnya di mobil ayahnya ketika ia berencana bertemu dengan Almeera, ia sudah merencanakan akan menginap di tempat Almeera, bagaimanapun caranya.

Perfect Wings (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang