Kedekatan Almeera dan anaknya juga keluarga bahkan mereka sduah beberapa kali piknik sekeluarga, yang di mana Adrey dan keluarga kecilnya juga ikut. Almeera sudah menerima anaknya dan statusnya. Hal itu membuat Asley membulatkan tekatnya untuk melamar Almeera. Ia ingin lamaran kali berjalan dengan benar, tidak seperti dulu ketika ia meminta Almeera menikahinya dengan paksaan dan beberapa ancaman, karena Almeera saat itu sedang mengandung anaknya.
Asley sudah mempersiapkan semuanya. Ia juga merepotkan para sahabatnya, meminta mereka memilihkan tempat untuk lamarannya dan sekaligus mereservasi tempatnya, tidak tinggal dekorasinya juga. Gerald hampir saja mencekiknya karena meminta menganti tempat karena menurutnya terlalu sederhana. Ia ingat kata-kata pria itu.
"Kau mempersiapkan semua hal gila ini, bagaimana jika ia menolak mu?" kesalnya.
Jacob juga ikut-ikutan "Kau yakin akan melamarnya?"
Kenapa mereka mencoba untuk menggoyahkan keputusan bulat Asley. Ia sudah yakin dengan keputusannya saat ini. Hanya Sev yang terlihat tenang-tenang saja dengan keputusannya. Hanya satu hal ini yang belum Asley perkenalkan kepada Almeera, yaitu teman-temannya.
Seperti biasa kali ini mereka makan malam bersama, namun kali ini tidak ada Vio. Asley memilih waktu yang tepat, karena gadis kecil itu ikut berlibur bersama Adrey.
"Kita makan malam di mana?" Almeera bertanya.
"Boleh kali ini aku yang menentukan tempatnya?"
Almeera mendegus "Biasanya juga seperti itu atau kali ini aku saja yang menentukan?"
"Aku saja. Aku sedang ingin makan di suatu tempat dan makanannya khas di sana." Kekeh Asley, hampir saja ia menggalkan rencananya. "Besok saja kau yang memilih"
Almeera hanya mengangguk menyetujui. Sesampainya di restoran, Almeera merasa ada yang aneh. Beberapa kali ia bertanya kepada Asley untuk memastikan apakah restoran itu buka, pasalnya tidak banyak orang di sana.
Lampu lift mati. Almeera merapatkan tubuhnya kearah Asley "Apa kau tidak salah pilih restoran Asley? Mereka pasti tidak memperdulikan kenyamanan pengunjung"
"Tapi makanannya enak Mi" kekeh Asley.
"Tetap saja, jika kita mati di dalam sini bagaimana?"
Lift berdenting. Tanda yang masih hidup di atas pintu lift menandakan jika mereka sudah sampai di tempat. Pintu lift terbuka, suasana gelap.
"Asley kita pulang saja. Sepertinya mereka tidak punya penerangan yang cukup"
"Baiklah, kita pulang saja. Tapi jangan menggunakan lift, jika nanti tiba-tiba liftnya mati"
Almeera mengagguk dan mereka segera keluar dari lift. Hanya ada pencahayaan dari satu lilin di ujung sana. Begitu kakinya beberapa langkah menjejaki lantai, lilin-lilin dan lampu-lampu menyala. Di depan sana lampu menyala bertuliskan 'WILL YOU MERRY ME' di bawahnya 'life of my live'.
Bibir Almeera bergetar, satu butir air mata jatuh dari mata indahnya. Asley meraih Almeera kedalam dekapannya, menenangkan wanita itu.
"Jangan di jawab sekarang, jika kau masih ragu. Aku tidak memaksa mu, aku hanya ingin melakukannya"
Almeera mengegguk dalam dekapan Asley, air matanya masih mengalir. Asley membimbing Almeera untuk duduk. Mereka makan dalam diam, tangan mereka saling bertautan. Asley terus tersenyum, ia bisa melihat kebahagiaan Almeera, namun juga ekspresi yang tidak bisa Asley jabarkan.
"Asley" Almeera terdiam beberapa saat menatap Asley bimbang, namun penuh tekat "Aku akan langsung menerima lamaran mu dengan satu syarat"
Asley tersenyum. Jangankan satu syarat, seribu syarat yang di berikan Almeera akan di sanggupi Asley.
"Apapun"
"Tinggalkan Violetta di panti asuhan"
Wajah Asley yang tadinya bahagia luruh seketika "Y...ya?" ujarnya ragu.
"Aku tidak mau anak ku kelak bersaing dengannya"
"Tapi Mi, itu tidak adil untuknya"
Almeera mengedikkan bahunya tidak perduli "Apa itu adil untuk ku? Begini saja, katakan siapa ibunya atau nama mantan istri mu?"
Asley menelan ludahnya kasar. Ia sudah yakin jika Almeera bisa menerima anaknya, tapi ia salah Almeera belum bisa menerimanya. Senyum di wajah Almeera ketika bersama Vio ternyata tidak nyata.
"Aku bisa memberi mu waktu Asley. Aku tidak akan kecewa jika kau tidak memilih ku, aku bisa mengerti. Tapi jika kau memilih ku, kau bisa mengirim ku tempat untuk berjumpa, namun jika tidak" Almeera menjeda ucapannya masih menelusuri wajah Asley "Kita cukup sampai di sini saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wings (END)
ChickLitAsley terbangun dengan gadis cantik berambut merah di sampingnya, ia sama sekali tidak tahu anak siapa gadis itu. Ada sebuah surat yang tidak tau siapa yang meletakkannya di atas meja kerja Asley mengatakan bahwa anak itu adalah anaknya. Setelah tes...