5

617 21 14
                                    

Kringg...

Bel berbunyi, tanda istirahat telah usai. Semua murid mulai meninggalkan kantin untuk mengikuti jam pelajaran kedua, tetapi hal itu tidak berlaku bagi Chaterine dan anak-anak lainnya, mereka masih setia menyeruput es teh manis yang tadi sempat dipesan. Mereka sepertinya enggan untuk meninggalkan tempat itu, atau jangan-jangan ...... kursi yang mereka duduki itu ada lemnya, jadi mereka nggak bisa kemana-mana karena pantat yang menempel pada kursi. (Pikiran authornya malah kemana-mana)

"Yuk, balik ke kelas." Ajak Chaterine bersemangat. "Udah nggak sabar tangan gue buat pegang alat gambar." seru Chaterine sambil menggosok-gosok kedua tangannya dan jangan lupakan senyuman manis di bibir mungilnya.

"Ia lah yang jago gambar, kita-kita yang nggak bisa mah hanya bisa pasrah sama Tuhan supaya diberi kuasa." Sinis Flora, tetapi hal itu tidak memudarkan senyum seorang Alexa Chaterine, senyumnya malah semakin mengembang membuat dirinya nampak lebih manis dari yang sebelumnya.

Jika sudah di perhadapkan dengan hal-hal berbau cat, kanvas, kertas gambar dan peralatan gambar lainnya, seketika sudut bibir milik seorang Chaterine akan terus tertarik keatas. Chaterine akan terus menampilkan senyumnya hingga gambar yang dirinya buat selesai. Menurut Chaterine, hanya dengan menggambar ia dapat mengekspresikan kondisi hatinya saat itu dan tidak lupa dengan senyuman yang selalu menemani, senyuman bahagia dan jangan lupakan senyuman mirisnya ketika mengingat masa lalu yang begitu sakit.

"Makannya udahan, habis duit gue kalian buat." Ucap Aditya dramatis sambil mengelus-ngelus dompet berwarna toska kesayangannya.

"Kan tadi lo yang nawarin." Sewot Ayu yang baru selesai dengan makanannya.

"Tapi enggak habisin basonya bi Siti satu gerobak juga kali, kasihan kan dompet gue kehilangan banyak nyawa."

"Ihh. Udah dong berantemnya. Mending kita masuk kelas, trus duduk rapi sambil menggambar." Ucap Chaterine menggandeng Ayu dan Aditya manja.

"Plisss..." Mohonnya disertai pupy eyes nya yang jika ada yang melihat tidak akan bisa menolak permintaannya.

"Yaudah deh." Pasrah Aditya dan Ayu.

"Eh, lo mau balik kagak. Kalau nggak, bantuin bi Siti jualan aja sono !" Ucap Flora tidak besahabat ketika melihat Hugo yang masih tak berkutik dari tempatnya duduk.

"Iye...Iye... sabar napa." Kesal Hugo.

"Nggak bisa sabar gue !" Ucap Chaterine kesal karena sedari tadi mereka tidak kunjung kembali kekelas.

"Galak amat. Lagi pms, ya ?" Goda Hugo yang tentu nya membuat Chaterine naik darah.

"HUGO !"

"Maap, maap. Becanda doang elah."

****

"Btw, hari ini gue nggak lihat Steven ama Bless." Ucap Chelsy. "Kalian pada tau tuh bocah kemana ?" Lanjutnya bertanya keberadaan Steven dan Bless. Memang sejak pagi, Steven dan Bless sama sekali tidak kelihatan batang hidungnya.

"Bless ikut olimpiade, kalau Steven nggak tau gue." Jawab Hugo sambil terus berjalan mengikuti para gadis-gadis.

"Steven lagi di korea. Biasa, nonton konser Blackpink dia mah." Kini Kristin yang memberitahu keberadaan bocah tersebut. "Iri gue sama tuh bocah. Tiap kali ada konser Blackpink, pasti tuh kutil usahain buat pergi. Lah gue, hanya bisa lihat dari HP." Sedih Kristin. Kristin memang sangat menyukai grup band Blackpink, tetapi dirinya tidak bisa menghadiri setiap konser karena tidak di izinkan bundanya. Jika kalian bertanya, mengapa Steven bisa pergi itu karena dia adalah seorang fanboy fanatik.

"Udah nggak usah sedih-sedih, libur nanti kita ke Korea bareng-bareng. Disana kita bakalan beli banyak aksesoris Blackpink dan BTS kalau lo mau." Bujuk Flora.
"Dan lo harus ikut." Tunjuk Flora tepat didepan wajah Hugo.

"Ogah. Nggak mau gue nemenin kalian buat beli aksesoris yang ada gambar bancinya." Tolak Hugo yang mengundang tatapan tajam dari sahabat ceweknya.

"Tadi Hugo bilang apaan, gue sama yang lain nggak denger tadi." Tanya Siska pura-pura tidak dengar dengan nada yang di buat-buat lembut. Bukannya terdengar lembut, hal itu malah terdengar mengerikan di telinga Hugo.

"Coba ulang. Tadi gue hanya denger kata banci tadi. Emang siapa yang banci ?" Tanya Aditya dengan seringai jahatnya, dan jangan lupakan yang lainnya yang tengah memamerkan tinju mereka.

"Eh, itu... Enggak kok, tadi gue bilang nggak sabar pengen-" Ucapan Hugo terhenti ketika sebuah kepalan tangan mendarat tepat di perutnya, kemudian disusul oleh kepalan tangan lainnya yang mendarat di tubuhnya.

Yap ! Pelakunya adalah sahabat ceweknya sendiri. Chaterine dan yang lainnya sangat tidak suka jika ada yang menjelek-jelekkan grup band kesukaan mereka. Mereka akan melakukan apapun bahkan pada sahabat sendiri.



















Hai readers !
Kalian pada kangen ya sama Reano.

Maafkan author  yang kelamaan up.

Author benar-benar minta maaf sebanyak-banyaknya.

Jangan lupa vote dan comment nya


Love you :*



REANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang