6

599 20 21
                                    

Kini, Chaterine dan lainnya telah sampai di ambang pintu kelas XI-2. Mereka masuk dengan santainya sambil menyeret tubuh Hugo yang tidak bisa bergerak karena pukulan dahsyat yang didapatnya akibat mengejek grup band kesukaan sahabatnya.

Memang, pukulan chaterine dan yang lainnya tidak seberapa bagi Hugo tetapi  pukulan yang diluncurkan oleh Flora memang benar-benar tidak bisa pria itu pungkiri rasa sakitnya.

"Kalian kenapa baru datang !?" Tanya bu Dina tegas. "Dan dia kenapa ?" Lanjut guru seni itu bertanya sambil menunjuk tubuh Hugo yang terkapar di tanah.

"Maaf bu, tadi nih kutil lari-lari di tangga sampe jatuh, trus saya sama yang lain ikut bantuin. Jadinya sekarang kami semua terlambat." Alibi Laly yang disambut tatapan kagum dari sahabatnya karena berhasil membuat alasan yang pasti dapat di terima guru tersebut.

"Ya, sudah. Duduk di tempat kalian masing-masing. " suruh bu  Dina pada Chaterine dkk.

Saat pelajaran akan kembali di mulai, seseorang mengetuk pintu kelas Chaterine. Lalu dari pintu tersebut masuklah pak Hendra yang adalah kepala sekolah di SMA ini, diikuti seorang murid pria berjalan santai di belakangnya. Semua perhatian tertuju pada pria tersebut, siapa yang perhatiannya tidak teralihkan jika di depan kelas kini berdiri seorang pria tinggi yang wajahnya super duper ganteng.

Tetapi berbeda dengan Chaterine, disaat murid lain tengah memperhatikan anak baru ia malah sibuk mempersiapkan peralatan gambarnya.

"Ekhem. Perhatian semuanya ! Hari ini kalian kedatangan teman baru." Umum pak Hendra. Perhatian Chaterine kini beralih menatap pak Hendra dan anak baru tersebut bergantian.

"Silahkan memperkenalkan diri." Suruh pak Hendra pada anak baru tersebut.

"Reano. Reano calvin putra." Singkat. Satu kata yang menggambarkan perkenalan itu.

'Jadi gini ya modelan cowok yang bakalan di comblangin sama gue. Keknya dia dingin deh, pasti tuh kutil nggak bakalan mau sama gue. YES !' Batin Chaterine senang.

"Silahkan duduk di samping Chaterine." Suruh pak Hendra.

"Tapi pak, kursi di samping saya sudah di tempati sama Kristin." Protes Chaterine.

"Kristin silahkan pindah ke depan." Suruh pak Hendra pada Kristin "Sekarang sudah tidak ada alasan lagi." Ucapnya pada Chaterine.

Anak baru yang diketahui namanya Reano itu berjalan mendekati Chaterine dan duduk di sampingnya.

"Kenalin, gue Reano Calvin Putra, cowok yang terlahir tampan abad ini." Ujar Reano mengulurkan tangan dihadapan Chaterine, berharap gadis itu membalas uluran tangan tersebut.

Bukannya membalas uluran tangan Reano, gadis chubby itu malah menatap Reano datar lalu membuang pandangannya setelah itu.

"Nggak usah sok dekat, deh!" Ketus Chaterine masih belum mau menatap Reano.

"Satu lagi, nggak usah sok kecakepan." Lanjut Chaterine.

'Gue salah apa coba. Baru ngenalin diri aja, udah buat orang kesal. Emang ya, jadi
cogan tuh nggak mudah. BTW, cewek disamping gue lucu juga ya. Jadi pengen nyiu-ehh, maksudnya pengen sayang.'

*****

Pelajaran kedua akhirnya berakhir. Setelah beradu kemampuan dengan pelajaran seni, akhirnya semua murid bisa melepas penat di jam istirahat.

"YO WHAT'S UP GENGS. KEMBALI LAGI BERSAMA GUE KRISTIN,"

"GUE AYU,"

REANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang