11

463 17 42
                                    

"Babang ku yang buluknya gak ketulungan!"

"Adek gue yang galaknya kebangetan!"

Hal biasa bagi pengunjung kantin SMA Budi Sakti jika mendengar teriakan bersahut-sahutan seperti itu. Bagi warga SMA Budi Sakti, bukan kantin namanya jika tidak terdengar teriakan heboh dari anak 'bucin sejagad'.

Sama seperti yang dilakukan Chaterine dan Jonathan saat ini. Dua bayi Anoa itu tanpa ragu mengeluarkan suara perak yang mereka miliki sejak lahir. Kenapa perak? Karena 'emas' sudah sering di gunakan. Oke next...

"Bang, gue denger tadi pagi lo jemput gebetan, ya?" Bisik Chaterine yang mana masih dapat didengar oleh teman-teman Nathan.

"Gile! Udah punya gebetan aja lo!" Elon, selaku sahabat Jonathan menepuk keras bahu Nathan. Kabar ini tentunya membuat teman-teman Jonathan gaduh, secara Jonathan itu sulit sekali membuka hati pada wanita. Sekali membuka hati, wanita yang diincar justru tak mau. Sungguh kasihan.

"Akhirnya sahabat gue laku juga." Sama dengan Elon, Satria juga menepuk keras tubuh Nathan. Bedanya, kalau Elon memukul keras di bahu Nathan dengan tangan kosong, Satria malah menepuk keras kepala Nathan dengan piring siomay nya.

"Tai! Pala gue!" Maki Nathan balik memukul kepala Satria dengan tutup panci siomay kang Gunawan.

"Eh Ferguso! Pala nih,pala!" Satria menunjuk-nunjuk kepalanya yang di pukul.

"Siapa suruh ganggu singa!" Ketus Nathan melipat tangan di dada.

"Lo gak cocok jadi singa, cocokkan jadi babi." Balas Satria tak kalah pedas.

"Ngehina gue, lo!" Jonathan mengangkat kepalan tangannya berniat memberi bogeman di wajah tampan Satria.

"Gak seneng, bilang!" Lanjut Satria menendang Meja.

"Gelut woy! Gelut! Yang menang anjing gue yang kalah babi gue!" Diantara Nathan dan Satria, Elon berdiri sambil memanas manasi.

"Bacot!" Teriak Jonathan dan Satria bersamaan sambil melempar botol air mineral yang masih berisi penuh.

Dari sisi lain, Chaterine tersenyum senang bisa mengadu domba abang plus Satria, sahabat abang nya sendiri. Anggap saja, ia melakukan itu sebagai pembalasan karena Jonathan tidak mengantar dirinya kesekolah.

"Udah puas buat rusuh kantin?" Tanya Flora menatap Chaterine yang berjalan kearah anak bucin sejagad berkumpul.

"Udah." Jawab gadis itu santai lalu mendaratkan bokongnya di kursi kosong disebelah Siska.

"Cewek gue emang sering gitu, ya?" Tanya Reano menatap Chaterine.

Chaterine sudah capek. Chaterine tidak akan melarang Reano lagi untuk mengatakan bahwa dirinya adalah milik pria batu itu. Walau dilarang sampai mulut berbusa pun, sepertinya Reano tidak akan mau menurut.

"Gak sering-sering amat." Jawab Nuel mencuri keripik singkong milik Chelsy.

"Keripik gue!" Chelsy menarik paksa Cemilannya kembali dari tangan berdosa Nuel. Bukan hanya itu, gadis berambut panjang itu menghadiahi Nuel dengan tampol-an dahsyatnya.

Reano dan anak-anak lainnya melanjutkan perbincangan mereka hingga seorang datang kearah mereka. Ralat. Lebih tepatnya kearah Chaterine.

"Chaterine." Sapa pria tersebut tersenyum manis kerah Chaterine.

"Eh, kak Hans. Ada apa kak? tumben nyariin Chaterine?" Chaterine penasaran tentunya, tumben sekali kakak kelasnya sekaligus seniornya di ekstrakurikuler seni mencarinya.

"Gue mau ngajak lo ke taman hiburan nanti malam." Ujar kakak kelasnya itu tetap dengan senyum manisnya.

Chaterine menatap sahabatnya satu persatu. Pandangannya terhenti pada Siska yang menunduk tak mau melihat adegan yang sangat-sangat ia benci.

REANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang