9

450 24 3
                                    

Sebelum baca di
Vote dulu

Happy reading :*

"Ket, maafin gue." Rengek seseorang tersebut.

"....." Sedangkan yang dimaksud tak bergeming.

"Maafffinn dong, kan udah gue beliin es krim cokelat." Pria tersebut tak henti-hentinya merengek, bahkan sampai menarik-narik lengan baju Chaterine.

Chaterine berusaha keras untuk tidak tertawa melihat wajah memohon pria di sebelahnya ini. Ekspresi itu sangat lucu bagi Chaterine. Sebenarnya Chaterine sudah tidak marah lagi dan sudah memaafkan pria tersebut, tapi ia ingin mengerjai pria itu saat ini. Hitung-hitung sebagai tindakan balas dendam.

"Hmmm" kini Chaterine merespon dengan deheman.

"Hmmm apaan?" Tanya pria itu.

"Iya. Gue maafin." Jelas Chaterine.

"Serius."

"Duarius."

"Yeey...! Gue di maafin. Yuhuyy...!" Pria itu berjingkrak-jingkrak kegirangan. Dasar bocah.

"Udah happy-happy nya?" Tanya Chaterine.

"Udah dong Alexayang."

Flashback on

Chaterine memutar badannya kebelakang. "Aaaaaa! Hantu!"Teriak gadis itu ketakutan melihat sosok mirip manusia tetapi dengan mata yang sepenuhnya putih, dan jangan lupakan mulut yang menganga lebar.

Chaterine menutup wajahnya ketakutan dengan kedua tangannya.

Dan tiba-tiba, sebuah tangan memegang pergelangan tangannya, dan...

"ALEXAYANG!" Teriak sosok tersebut sambil menarik tangan Chaterine hingga wajah Chaterine kelihatan.

Sedangkan Chaterine, ia masih ketakutan dan enggan untuk membuka matanya.

"Ket." Ucap sosok tersebut tetapi tidak di tanggapi Chaterine.

"Alexayang, matanya di buka dong." Hasilnya sama. Chaterine tidak mau membuka matanya.

"Ket, ini gue Reano, masa depan lo." Ujar Reano kepedean.

Mata Chaterine perlahan terbuka. Dan kini diri nya dapat dengan jelas melihat siapa sosok yang mengagetkannya tadi.

Betul! Five clap buat kalian yang jawab Reano.

Reano tadinya tengah lari sore, tapi karena haus ia lewat mini market terlebih dahulu. Didalam mini market, pria itu melihat Chaterine tengah berada di kasir. 

Ide mengerjai Chaterine pun terlintas dalam otaknya. Bagi Reano, sangat tidak baik jika menyia-nyiakan ide yang muncul. Jadi, prinsip Reano = menggunakan setiap ide yang muncul. Baik atau buruk tidak masalah.

Plakk...

Chaterine menimpuk kepala Reano dengan cemilan yang baru ia beli. Tidak peduli jika isi Cemilannya rusak, Chaterine tetap memukulkannya pada Reano. Yang ada di otaknya saat ini adalah bagaimana cara agar ia dapat meluapkan segala kekesalannya.

"Aduhhh, sakit Alexayang." Reano meringis kesakitan, tapi pria itu masih sempat-sempatnya menggoda Chaterine.

"Biarin sakit! Gue gak peduli." Chaterine masih tetap dengan aktivitasnya, memukuli Reano.

"Iya...Iya... Gue salah. Maafin gue."

Chaterine berhenti memukuli Reano lalu menatap pria itu tajam.

REANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang