13

491 18 66
                                    

Sebelum di baca jangan
Lupa di vote, Yee.
Kalau gak di vote, author
Nangis darah, loh.

Canda doang.

Happy reading

"Dasar bocah." Orang tersebut mulai bersuara lalu membuka topi dan maskernya yang membuat Chaterine mematung.

"Ngapain ngikutin gue sih?!" Gerutu Chaterine pada sosok di hadapannya. Nampaknya, Chaterine sudah agak dekat dengan sosok tersebut, terlihat dari gaya bahasanya.

"Yahh, udah kebongkar." Ucap sosok tersebut membuka jaket hitamnya.

"Raka!" Yapss. Sosok yang mengikuti Chaterine adalah Raka.

Tak lama, Hans datang dengan deru napas memburu karena capek mengejar Chaterine. "Lo hah... cepat banget hah... hah... larinya."

Chaterine tak menjawab hans, sorot tajam matanya masih tertuju pada Raka yang membalasnya dengan cengiran tanpa dosanya.

Hans mengikuti arah pandang Chaterine. "Eitss... ngapain bocah ngikutin gue sama Chaterine. Kurang kerjaan ya lo, sampai ngikutin kita-kita." Hans mencibir Raka dengan nada ketus.

Raka memutar bola matanya malas. "Heh, kambing tua, lo pikir gue mau apa buntutin lo pada. Gue ngikutin lo berdua karna di suruh."

"Kurangajar lo ya ngatain gue kambing tua!" Kesal Hans hendak memberi bogeman pada Raka namun langsung di hindari pria tersebut.

"Lagian ya, mendingan gue ngedate bareng Nia malam ini. Dari pada jadi penguntit kayak gini." Lanjut pria itu ogah ogahan.

"Siapa yang nyuruh lo!" Tegas Chaterine bertanya dengan sorot mata tajam yang sama sekali tidak menyeramkan, malahan sangat imut jika di lihat.

"Woy! Keluar semua!" Teriak Raka membuatnya menjadi pusat perhatian, secara mereka masih berada di daerah yang ramai pengunjung.

Ada banyak sorot mata yang mengarah pada Raka, tatapan tidak suka lebih banyak dilemparkan pada pria tersebut. Tak ayal, ada juga tatapan kagum dari orang-orang terutama para cewek.

Krrkk... krrkk...

Semak-semak di sekitaran tempat Chaterine berdiri bergerak menghasilkan suara gesekan.

Tak lama, keluar lah 13 orang dari dalam semak yang berpakaian serba hitam seperti yang Raka gunakan. Hans ternganga melihat penampakkan itu, ini memang pengalaman pertama bagi pria itu. Mungkin dari yang kalian ketahui Hans adalah seorang pria yang kelihatannya bad, dan cool saat di luar sekolah, tapi tak ada yang tahu jika tempat tongkrongan pria tersebut hanyalah cafe dan tempat elit lainnya. Benar-benar sangat berbeda dengan cowok bad yang biasanya memilih tempat menyeramkan dan aneh sebagai tempat tongkrongan.
Singkatnya, Hans terkejut karena belum terbiasa melihat perkumpulan orang-orang  Kurang waras dalam satu tempat yang sama. Ralat, lebih tepatnya orang-orang yang sudah tidak memiliki yang namanya kewarasan.

Ke-13 orang tersebut membuka topi dan masker mereka secara bersamaan. Melihat semua wajah-wajah itu, Chaterine rasanya ingin mengakar wajah mereka satu persatu, terutama wajah terakhir dari barisan ke-13.

Kristin, Ayu, Aditya, Laly, Chelsy, Flora, Raka, Bless, Netter, Hugo, Krisman, Nuel and the last R.E.A.N.O.

"Siapa yang nyuruh ngikutin gue?!" Tanya Chaterine menatap ke-13 sahabatnya.

"Itu tuh! Babang tamvan lo!" Ketus Nuel melempar topi hitamnya pada Reano.

Chaterine beralih menatap Reano seorang saja. Bukannya takut, pria di hadapan Chaterine ini malah senang mendapat pelototan dari gadis pujaannya. Memang, jika seseorang sudah jatuh hati maka dunia serasa menjadi tempat dimana otak dan dirinya berfantasi liar. Upsss... bukan untuk orang yang sedang jatuh hati, lebih tepatnya untuk Reano seorang. Karena makhluk yang satu spesies dengan Reano sangat terbatas jumlahnya.  

REANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang