Two

68 3 0
                                    

   Ravika Almaira Megantara, yang biasa dipanggil Vika merupakan seorang gadis yang sangat pintar, wajahnya memang tidak secantik Shasa yang seperti model tapi Vika memiliki wajah yang manis, mata yang biru, hidung mancung, dan rambut coklat yang ikal.

   Vika memliki kharisma nya sendiri didalam dirinya, Vika menjadi tenar disekolah bukan karena dirinya paling kaya yang suka menindas apalagi membully. Malahan Vika sudah menjadi hero disekolah melindungi siswa/siswi dsekolah ini yang suka ditindas oleh teman-teman nya yang merasa lebih mampu.

   Vika dan teman-temannya paling tidak suka apabila ada orang yang menindas orang lain, sampai-sampai Vika rela melindungi teman-temannya yang ditindas sampai Vika yang harus masuk ruang BK, memang Vika bukanlah sosok murid yang disiplin dan patuh terhadap peraturan. Bahkan sering sekali ia mendapat surat panggilan orang tua yang membuat Papanya semakin kesal memiliki putri seperti Vika yang selalu membuatnya malu. Maka dari itu mamanya lah yang selalu datang dan menghadapi guru BK.

  Tetapi tidak dipungkiri jika Vika adalah murid yang sangat pintar dan menguasai segala sesuatu yang baru ia pahami, Vika bukan sosok gadis yang kutu buku yang selalu membaca buku setiap menitnya. Bahkan Vika tidak pernah belajar ataupun mengerjakan tugas sekolahnya, kelebihan Vika hanyalah jika ia dijelaskan secara terperinci ia pasti akan langsung bisa memahami dan sampai ujian pun ia akan tetap memahaminya tanpa mengulangnya kembali, dan hasilnya selalu unggul dari teman-temannya yang sudah mati-matian belajar.

  Contohnya seperti ini disaat Vika ada pr Vika malah santai, walaupun ia mengerjakan disekolah ia pasti mengerjakannya dengan cepat dan,

   "selesai" kata Vika langsung menyodorkan buku biologinya kepada Shasa yang masih menyalin jawaban dari Vika, "ah lama lo Sha nulis doang" sambungnya lagi,

   "berisik lo ah vik lo tu yang kecepetan nulis udah kayak kereta, cepet banget" jawab Shasa yang masih sibuk mengerjakan tugas biologinya,

   Lalu setelah selesai Shasa memberikannya ke Andi sang ketua kelas di kelas Vika.

   Bel tanda istirahat pun berbunyi, Vika dan Shasa segera kekantin menyusul teman-temannya yang sudah berada dikantin terlebih dahulu,

  "wiiihhhh udah pada makan aja mba-mbanya ini, laper ya mba" kata Vika tiba-tiba yang baru sampai dan langsung duduk dikursi samping alya,

   "nungguin kalian mah lama, mending makan duluan" jawab Adel yang sedang mengunyah tekwan model miliknya,

  "Tau nih Vika tadi ngobrol sama si juandi, jadi gua yang ikutan disuruh ngerjain buat puisi sama pak Herman" kata Shasa yang masih sebal prihal tadi dikelasnya,

"lah lo sendiri yang gupek nyalahin gua" bela Vika tidak ingin disalahkan,

  "ngapa dah emangnya?" tanya Alya,

"itu si Shasa kena cium spidol dari pak Herman gara-gara berisik, hahahha" jawab Vika sambil tertawa mengingat insiden tadi dikelasnya,

  "hahahaha kok bisa sih Sha, lo ngapain pak Herman sampe baper trus nyium lo gitu?" tanya Adel yang langsung tertawa mendengar Shasa terkena timpuk spidol oleh Pak Herman, guru yang terkenal tampan tapi juga galak terhadap murid-murid yang tidak memperhatikan pelajarannya.

  "gua tadi nanya sama juandi dia kesekolah naik apa, soalnya gua kan gak bawa mobil makanya gua mau nebeng mumpung searah, eh Shasa ikut-ikutan ngadep belakang, ya udah deh kelar urusan diliat bapak ganteng" jawab Vika menjelaskan,

  "dan akhirnya malah gua yang kena timpuk spidol mana ngenyut lagi" sambung Shasa dengan ekspresi yang menahan sakit dan memegang kepalanya yang tekena spidol itu, membuat keempat temannya tertawa melihat ekspresi Shasa yang menggemaskan itu,

Hidup {Tidak} IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang