Eight

41 1 0
                                    

    Vika dan Adel sudah berada di kantor BNN, mereka disuruh duduk disofa yang terasa nyaman itu,

  Seorang wanita paruh baya yang umurnya sekitar 30an itu datang dari ruang laboratorium yang tidak jauh dari tempat mereka duduk,

   Dari papan namanya wanita itu bernama Riana, dari pakaian dan gelar yang berada didepan namanya, terlihat sekali bahwa wanita ini adalah seorang dokter ia memakai jaslab dan juga sarung tangan serta masker,

   Riana tersenyum kearah Vika dan Adel yang saat itu hanya diam diri memikirkan nasib mereka masing-masing,

  Riana memanggil mereka untuk masuk kedalam ruang lab untuk dites urine, mereka berdua pun masuk dan mengikuti pemeriksaan itu yang dikawal oleh keamanan BNN,

   Setelah mereka selesai diperiksa, Riana meminta mereka untuk menunggu karena akan dicek hasil pemeriksaan yang sudah mereka lakukan,

   Tidak lama dari mereka keluar lab, Rudy dan Sintya sudah sampai dikantor BNN dan menemui Vika,

  Terlihat jelas bahwa Papanya sangat emosi,
 
  Saat Papa dan Mamanya masuk menghampiri mereka, Vika dan Adel berdiri menyambut mereka dengan raut wajah yang gelisah,

  PLAKK!!

Rudy menampar Putri bungsunya itu setelah ia sudah berada didepannya, orang-orang yang berada diruangan itu ikut terkejut,

Apalagi Adel, ketika Vika ditampar oleh Papanya ia langsung menelan ludah merasa bersalah,

   Vika hanya memegang pipinya dan menatap Papanya penuh emosi dengan mata yang berkaca-kaca,

  "mau sampai kapan Vika kamu mempermalukan Papa, Hah! Apa yang sudah kamu lakukan sudah keterlaluan!!" bentak Papanya pada Vika,

  Sintya yang berada disamping suaminya berusaha menenangkan suaminya agar dapat menahan emosinya,

   "Pa tenang Pa, kita bicarakan baik-baik jangan pakai emosi" kata sang Istri,

  "sudahlah Ma jangan kau manja terus dia, akibatnya seperti ini! Selalu membuat malu!" bentak lagi Papanya,

  "jawab Papa! Sudah berapa lama kamu mengkonsumsi barang terlarang itu hah?!" tanya Papanya dengan nada tinggi,

   "Apa? Apa peduli Papa? Percuma Vika jawab, Papa juga gak pernah peduli sama Vika! Tapi satu yang harus Papa tau, Vika akan membuktikan bahwa Vika selalu menghormati Papa menjaga nama baik Papa sekalipun Papa gakpernah peduli kepada Vika!!" jawab Vika berani sambil meneteskan air matanya, dan pergi keluar kantor BNN menuju sekolahannya yang diikuti oleh Adel,

    Riana memberitahu pihak keluarga Vika dan juga guru BK bahwa hasil tes akan keluar setelah 3 hari lamanya,

  Sebelum hasil tes itu belum bisa diambil, Vika mendapatkan skors selama 3hari sambil menunggu hasil tes itu, dan setiap hari Vika harus melapor ke gedung BNN untuk pemeriksaan sampai tes itu keluar,

   Karena Adel tidak terbukti membawa barang haram itu, Adel terbebas dari hukuman sekolah tapi tetap mengikuti pemeriksaan seperti Vika,

  Selama 3 hari Vika diskors Vika tidak bisa kesekolah tapi bukan berarti Vika tidak bisa menemui teman-temannya,
  Ya, seperti saat ini Vika menemui teman-temannya dicafe tempat biasa mereka berkumpul, ada Eky juga disana,

   Vika sudah menunggu teman-temannya sejak 25menit yang lalu, dan yang datang pertama adalah Eky,

  "oy Vik, gimana kabar lo? Daritadi?" tanya Eky yang sudah duduk dikursi samping Vika,

Hidup {Tidak} IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang