Six

38 1 0
                                    


    Vika membuka kedua matanya dan pertama kali yang ia lihat adalah atap berwarna putih gading,

   Kepala Vika sedikit pusing saat membuka kedua matanya, dan menyadari bahwa dirinya berada diruang UKS,

  Vika sadar dirinya sedang berada diranjang UKS ia pun bangun tanpa peduli dengan kepalanya yang masih pusing,

   "gak usah dipaksain kalo masih sakit" kata seseorang yang berada disamping vika, yang sudah sedari tadi menunggu Vika sadar,

   Vika pun bingung kenapa seseorang itu bisa berada disini bersamanya,

   "lo tadi pingsan dikantin terus langsung dibawa kesini" katanya, sambil mengambil sesuatu dari lemari kaca yang berisikan obat-obatan,

   "kok lo disini? Teman-teman gua dimana?" Tanya Vika pada seseorang itu yang ternyata adalah Nicho,

  "udah pada masuk kelas, tadi kata dokter sekolah harus ada yang nungguin lo" kata Nicho sambil menyodorkan obat pusing kepada Vika,

  "kenapa lo yang nungguin gua?" tanya Vika bingung pada laki-laki yang berada di dekatnya ini, karena setiap Vika dalam masalah ia selalu ada disisinya 

  "kan gua udah bilang semalem sama lo buat jangan masuk dulu, kondisi lo itu lagi kurang sehat" katanya ketus,

  Vika hanya diam dan bingung dengan laki-laki itu, mengapa ia begitu peduli padanya

Vika mengambil gelas dan obat yang disodorkan oleh Nicho lalu meminum nya,

  Seorang siswi yang kira-kira adalah adik kelas mereka datang dari pintu sambil membawa sebuah mangkuk yg tidak diketahui Vika isi nya apa karena mangkuk itu tertutup oleh piring kecil,

   "ini kak buburnya, kata Bu Jihan abis makan disuruh minum ini" katanya sambil memberikan mangkuk yang ternyata isinya adalah bubur dan kantungan plastik yang ntah apa isinya,

   Nicho menerimanya dan adik kelas itupun langsung keluar dari ruang UKS,

  Nicho menyodrokan mangkuk itu dan menyuruh Vika memakannya, Vika menerima mangkuk itu dengan ragu,

  Bukan, bukan karena Vika tidak suka tapi karena ia ragu,

  Ya, dalam keadaan kurang sehat seperti ini apalagi perutnya yang sama sekali tidak enak ia rasakan,

   Nafsu makan nya akan menghilang dan ia tidak akan bisa memakannya,

  Vika hanya memegang mangkuk itu sambil melihatnya saja tanpa disentuh sama sekali,

  Nicho yang melihatnya langsung menarik mangkuk itu dan menyuapi Vika serta memberi isyarat untuk membuka mulutnya setelah sendok yang berisi bubur itu sudah didepan mulutnya,

   Dengan perlahan Vika membuka mulutnya dan memakan bubur itu,

"lo harus isi perut lo jangan ditahan kalo masih perih" kata Nicho sambil menyuapi bubur itu ke mulut Vika,

"gua tu kalo lagi begini gak mau makan takut mual" kata Vika,

  "ya karena lo belum isi perut lo, makanya kalo makan itu jangan suka telat bahaya kalo udah kena Magh" kata Nicho pada Vika, sikap Nicho yang seperti ini terlihat mereka berdua adalah sepasang kekasih,
Sangat manis,

 
   Dari bilik pintu UKS ada seseorang yang memperhatikan mereka dengan perasaan yang amat panas dan terbakar cemburu, tapi tidak bisa melakukan apa-apa,

   Laki-laki itu mengepalkan tangannya tanda kesal, ingin sekali Eky menghampiri mereka dan menggantika posisi Nicho yang menyuapi Vika,

  Tapi tidak mungkin, karena ia bisa ke ruang UKS dengan alasan ingin ketoilet tapi nyatanya ia ingin melihat kondisi Vika,

Hidup {Tidak} IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang