0 - [ Prolog ]

149 12 3
                                    

Hening, ruangan bernuansa putih yang begitu sunyi menyisakan kesedihan dalam diam. Lalu sesekali terdengar isak tangis yang berusaha disembunyikan.

Hiks hiks hiks

Air bening mengalir dari dua kelopak mata seseorang yang tenggelam dalam rasa sakit. Menyaksikan peristiwa penghancur hati terjadi berturut-turut dalam sekejap waktu.

Perempuan ini hanya menatap sendu saudari kembarnya yang terbaring tak berdaya di atas kasur. alat bantu pernafasan yang digunakan oleh saudarinya menandakan betapa parahnya keadaan saudarinya itu.

-----
°'Problematic'°
>Twins<
-----

"Lulu... Sini kamu." panggil seorang wanita paruh baya.

"Kenapa bun?" sahut sang anak yang nampak tengah bersiap berangkat sekolah.

"Nilai ujian semester matematika kamu 40 yah?" Tanya Tarissa memastikan.

Luella terkejut, kok tau sih? Kan kertasnya dah gua buang. Tanya Luella dalam hati. Dengan cepat mata Luella mencari sosok yang mirip dengan dirinya, ia menoleh kesetiap ruang dalam rumah.

Akhirnya Luella menemukan saudari kembarnya yang tengah duduk manis menikmati sarapan di ruang tamu.

Nasyella yang merasa sedang diawasi mendapati Luella tengah menatap malas penuh kengerian padanya. Nasyella pun terkekeh, tak lama kemudian Tarissa kembali bertanya pada Luella.

"Lulu! Nilai kamu berapa?" Kesal karena merasa diabaikan oleh sang anak, Tarissa meninggikan suaranya.

Luella dan Nasyella yang sama-sama terkejut malah bergegas siap-siap perlahan pergi kesekolah.

"Emmm... emm..." Luella tidak langsung menjawab. Dan ketika ia siap melesat pergi, ia baru mengatakan yang sesungguhnya, "40 bun!" Seru Luella kemudian berlari keluar rumah secepat mungkin.

Begitu juga dengan Nasyella yang berlari di belakang mengikuti Luella.

Tarissa hanya bisa mengambil nafas panjang melihat tingkah laku dua anak kembarnya.

Berlanjut...

Problematic TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang