7 - [ Kenapa? ]

19 4 1
                                    

Waktu menunjukan pukul 12 siang, bel pulang sekolah pun berbunyi.

Di sebuah kelas, nampak begitu riuh penghuni di dalam bersorak sorai gembira namun tak berlangsung lama. Karna setelahnya seorang ketua kelas menginstruksikan teman-temannya untuk duduk kembali ke kursi masing-masing.

"Kayak biasa, setiap 2 minggu sekali kita acak tempat duduk. Gue udah kocok nomor absen kalian tadi, jadi sekarang gue bacain nih hasilnya."

Suasana kelas seketika hening, saling tegang dan berbisik semoga mendapat teman sebangku yang bisa diandalkan. Namun semua tak selalu berjalan sesuai yang kita harapkan. Contohnya Luella, ia tak pernah menyangka bahwa 2 minggu ke depan ia akan duduk bersebelahan dengan–

"Nomor 18 sama nomor 35, jadi Luella duduk sama Seren."

Deg

Nenaonan iye?!, Luella yang tadinya bersandar tak peduli di kursi kini duduk tegap.

What the–?!, Seren lantas berdiri dari kursinya begitu terkejut.

Anak-anak pun mengalihkan pandangan sebentar pada Seren yang saling melempar tatapan tajam dengan Luella. Seolah ada laser diantara kedua pasang mata tersebut.

Setelah semua nomor urut absen sudah dipasang-pasangkan juga diacak tempat duduk, warga kelas pun langsung berhamburan keluar meninggalkan beberapa anak dikelas.

"Yes, gue duduk sama Nana!" Pekik Sadir gembira sambil melakukan tos dengan Nasyella.

"Yang penting ulangan mtk ada Reno." Ujar Audy melirik teman sebangkunya nanti yang tampak acuh tak acuh.

Melihat sikap Reno, Hairu berucap "lo mah enak Ren, pinter. Lah gue nasibnya gimana ini duduk sama Jiha?".

Jiha terkekeh pelan, "selaw, percaya aja sama gue."

Luella yang berada di kursi paling belakang hanya mengangguk pelan dengan senyum tipis. Saat ia hendak melangkah, tali sepatu kanannya terjulur tanpa simpul ikatan sehingga ia bergerak jatuh.

Beruntung ada sebuah tangan yang menyanggahnya dari belakang hampir seperti memeluk.

"Hati-hati dong temen sebangku," bisiknya pelan, hanya didengar Luella.

Luella segera menepis kedua lengan kuat itu dan membuang pandangan ke arah lain. Seren tersenyum miring, tak terartikan.

"Gue duluan yah," Ucap nya kali ini sedikit keras membuat teman-teman yang lain baru menyadari keberadaannya lalu melambaikan tangan.

Setelah Seren benar-benar menghilang dari area kelas, Luella membuang nafas lega. Rasanya peristiwa tadi cukup memalukan, untung saja teman-temannya tidak melihat kejadian tersebut.

"Gue pulang dulu... see you." Luella menampilkan raut datar kemudian melewati kumpulan teman-temannya tanpa menoleh Nasyella sedikitpun.

Nasyella sadar akan sikap saudari kembarnya, ia juga berpamitan sebelum mengikuti Luella dari belakang.

Sesampainya mereka di luar gerbang sekolah, "Lulu... Lu! Tunggu!" Seru Nasyella seraya mengatur nafas mengejar langkah kaki Luella yang sudah sangat jauh namun kini terhenti.

Ketika sudah mensejajarkan posisinya, Nasyella bertanya, "Kenapa?".

Luella mengernyit lalu menoleh ke kanan pada Nasyella, " kenapa apanya?".

"Kenapa lo jauhin gue?, Kalo gue bikin salah bilang jangan diem. Gue juga gak tau kan kalo lo diem aja."

Setelah kalimat Nasyella langkah keduanya terhenti di sisi jalan, " gak ada apa-apa." Jawab Luella.

Problematic TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang