3 - [ Kembali ]

54 7 0
                                    

Nasyella baru saja selesai mandi, sambil mengeringkan rambut dengan handuk ia tersenyum sendiri mengingat kata-kata Elvano. Ia jadi semakin bersemangat dan yakin bahwa suatu saat ia bisa mencapai cita-citanya.

Sementara Luella tengah menikmati teh hangat di teras belakang. Ia masih merasa janggal dengan penjelasan Seren tadi. Tak lama, orang yang sedang ia pikirkan menelfon.

"Lu... besok ada waktu gak?." Suara di seberang sana.

"Emang kenapa?."

"Ketemu aja, jalan-jalan gitu. Kita udah lama kan gak pergi bareng."

"Sip lah, jem berapa?."

"Nanti gua kabarin lagi, Oke?."

"Oke."

"Ya-yaudah, selamat malem... mi-mimpiin gua- eh mimpi indah maksudnya."

Tut

Sambungan telefon tiba-tiba diputus oleh Seren. Luella tak begitu mempedulikan, toh sudah biasa. Ia kemudian berniat pergi tidur. namun sebelum sampai di pintu kamar, ia tak sengaja mendorong sebuah bingkai foto yang semula ada diatas meja dengan sikunya.

Di foto tersebut terlihat Luella dan Nasyella kecil yang tersenyum sambil memamerkan gigi mereka yang tanggal, mereka nampak begitu bahagia bergandengan tangan dan seorang anak laki-laki tengah merangkul mereka dari belakang.

Jika orang lain melihat foto tersebut, maka mereka akan beranggapan bahwa anak laki-laki itu adalah kakak dari dua adik kembarnya.

Senyum dengan cepat melengkung di bibir manis Luella, ia mengingat kembali masa kecilnya. Dimana ia dan Nasyella masih sangat dekat, bahkan tak bisa dipisahkan.

"Kak Nio..." Gumamnya pelan seraya mengusap benda persegi panjang itu.

Saat pikiran Luella tersita oleh kenangan masa lalu, Nasyella datang dan mengagetkannya.

"Idih senyum-senyum, kek iklan popsedon lu." Celetuk Nasyella dengan wajah datar yang tertutup masker.

Luella melompat kaget, "Askjgddgfhjk asw!".

"Selaw dong, gak usah ngegas." Kemudian Nasyella beralih ke ruang keluarga dan menyalakan televisi.

"Jangan pake masker putih dong! Bikin kaget njir." Ujar Luella.

"Serah gua lah, muka gua ini."

"Cih." Luella tak ingin memperpanjang debatnya, ia pun masuk ke kamar dan terlelap karena begitu lelah.

Nasyella yang terhibur dengan sebuah acara televisi, tertawa terbahak-bahak. Sampai Tarissa terganggu dan menghampiri anaknya itu.

"Nana... Anak gadis kok ketawanya kayak pake toa?." Ucap Tarissa.

"Eh bunda, keganggu yah? Maaf deh, nanti suaranya aku kecilin kok." Sahut Nasyella.

Kemudian Tarissa duduk disamping Nasyella dan menyandarkan kepala di bahu sofa.

"Bun..." panggil Nasyella.

"Hm."

"Kak Nio kapan pulang? Aku kangen." Ujar Nasyella persis seperti apa yang tengah saudara kembarnya rasakan.

Tarissa sempat berdiam, kemudian menjawab "masih lama."

"Iya, lama nya sampe kapan?."

"Sampe dia pulang lah."

"Apasih bunda? Gajelas."

Hal berikutnya yang terjadi adalah pukulan ringan mendarat dikepala Nasyella.

Problematic TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang