10 - [ Berbaikan ]

23 2 0
                                    

Di dalam kendaraan beroda empat tersebut, dua orang gadis kembar membisu dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Rencana untuk memata-matai sang bunda gagal karena sang bunda dan pria yang mereka curigai memiliki hubungan lebih daripada karyawan-atasan dengan sang bunda tiba-tiba keluar dari kafe tanpa satupun kalimat terdengar.

Namun hal itu bukanlah masalah utamanya, melainkan akibat dari skin ship yang mereka lakukan bersama dua orang lelaki di kafe tadi.

Seumur hidupnya, Nasyella tak pernah sekalipun berdekatan dengan lawan jenis melebihi jabat tangan. Elvano adalah laki-laki pertama yang Nasyella rangkul.

Sementara Luella, bukannya tak pernah berdekatan dengan Seren. Ia hanya baru menyadari bahwa mendekap Seren mampu menghabiskan oksigen di dadanya. Sungguh, dia tak akan pernah melakukannya lagi. Memalukan, terlebih sekarang mereka tengah berperang dingin.

Oh tidak, Nasyella dan Luella tak menyadari semburat merah di wajah masing-masing. Lalu keduanya mencoba mengendalikan diri dan melupakan kejadian di kafe.

"Ehm, Lu..." panggil Nasyella memecah hening, membuat kepala Luella bergerak menghadapnya.

"Hm?"

"Kenapa lo marahan sama Seren?" Setelah sekian lama, akhirnya Nasyella dapat mengeluarkan pertanyaan yang sudah tersimpan di benaknya jauh-jauh hari. Sekaligus topik untuk mengalihkan pikirannya.

Tidak langsung menjawab, Luella terlihat ragu. ia terdiam cukup lama dan sesekali bibirnya terbuka namun langsung tertutup lagi.

"Dia–"

"Oke, neng. Udah sampai."

Baru satu kata terucap, kalimat Luella langsung terputus karena pengemudi taksi online yang mereka naiki.

Setelah mengucapkan terimakasih dan turun dari taksi online tersebut, mereka berjalan pelan menuju pintu rumah. Langkah mereka mengendap-endap, takut jika sang bunda pulang lebih cepat seperti kemarin, dan menemukan mereka yang kembali ke rumah telat 3 jam dari waktu seharusnya.

Kaki kedua gadis itu memijak lantai rumah hati-hati dan menutup pintu dengan gerakan lambat. Mereka menoleh kesana kemari, memastikan bahwa sang bunda belum pulang.

Ketika benar-benar yakin bahwa hanya ada mereka di rumah tersebut. Luella dan Nasyella dapat bernapas lega.

Mereka langsung melempar tubuh di sofa ruang tengah. Menatap langit-langit rumah dengan perasaan lelah. Hanya ada hening sampai Nasyella membuka pembicaraan yang sempat tertunda tadi.

"Oh iya, jadi kenapa lo bisa marahan sama Seren?" Tanya Nasyella menatap saudarinya disamping yang tengah memejamkan mata.

Luella pun mengerjap kemudian menoleh, membalas tatapan penasaran Nasyella.

"Gara-gara mantannya." Terdengar helaan napas setelah kalimat Luella barusan.

Nasyella seketika berdiri tegak,
"Hah? Kok?" Dia benar-benar tak mengerti jawaban Luella.

Luella mengangguk, sepertinya ia tak bisa menyembunyikannya lagi.
"Kayaknya Seren bakal balikan deh sama mantannya."

Nasyella melebarkan kelopak matanya dan berkedip berkali-kali, sangat terkejut.

"Jadi belakangan ini, gue emang udah ngerasa kalo Seren jadi sibuk banget. Jarang nge-chat, sukanya buru-buru, kalo gue ngomong dicuekkin. Sampe waktu jalan-jalan sama dia minggu lalu, gue cek hapenya karna ada notif. Ternyata itu mantannya."

Nasyella terdiam tanpa mengalihkan pandangannya dari Luella, ia masih menunggu penjelasan Luella lebih.

"Dan pas gue liat chat-annya, mereka udah dari lama komunikasi lagi. Gua langsung ngerasa dibohongin. Yah, gak ada hak sih gue. Tapi apa dia lupa, seberapa hancurnya dia pas ditinggal sama mantannya karna orang lain yang katanya lebih baik dari Seren. Dan pas gue tanya, akhirnya dia ceritain semuanya ke gue. Termasuk mereka yang sering ngabisin waktu berdua. Semudah itu dia lupa kelakuan mantannya yang ngebuang dia?"

Problematic TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang