-HIATUS-
"Seorang lelaki yang telah menyelamatkan nyawamu 5 tahun yang lalu telah kembali ke kehidupanmu tanpa kamu sadari. Dan akan menemanimu hingga ia meninggalkanmu dengan senyuman hangat untuk terakhir kalinya. Aku berharap engkau dan dirinya a...
Ada apa denganku? Kenapa aku seperti ini? Siapapun tolong beritahu aku!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~~~
Aku merasakan sesuatu yang mulai perlahan-lahan menghilang, ntah apa itu. Dan aku ingin menggapainya agar sesuatu itu kembali padaku. Tapi ternyata hasilnya nihil.
Samar-samar aku merasakan seseorang yang sedang mengelus-ngelus punggung tanganku dengan sangat lembut.
Aku sangat ingin membuka mata ini dan melihat apa yang sedang terjadi.
Seperti ada yg menahan mataku untuk terbuka. Dan aku berusaha semampuku.
Perlahan-lahan aku membuka mata dan melihat siapa yang sedang di sampingku.
"Hana?! Yaampun!! Akhirnya kamu siuman!!"
Ternyata Eunsang lah yang sedari tadi mengelus-ngelus punggung tanganku, dia sepupuku dan.. apakah sejak tadi dia disini menungguku?
Tunggu.. I-ini.. R-RUMAH SAKIT?!!!
"Ah, aku.. kenapa?" Ujarku yang akan bangkit dari ranjang yang aku tempati ini. Ntah kenapa badanku terasa sakit semua.
"Eh?! Hana! jangan duduk dulu, kamu harus baring dulu," Eunsang menahanku saat aku akan memposisikan badanku menjadi duduk, dia menahan tangan dan punggungku secara pelan.
"Kamu koma, dan sudah 1 minggu kamu disini."
A-apa aku tidak salah dengar kan? Aku? Koma?!
"Aku koma? 1 minggu? K-kamu gak bercanda kan?"
"Nggak han, kenapa sih aku harus bohong? Udah ya sekarang kamu istirahat dulu. Bentar, aku telfon kak Hangyul dulu." Eunsang mengambil handphone dari sakunya dan mulai menelfon kak Hangyul.
*cklek*
"Oh? H-han.. HANA!!!" Teriak kak Hangyul yang membuatku tersontak.
Kak Hangyul lari kecil kearahku. Dia terlihat imut saat ia berlari dan--- sebentar.. Kak Hangyul m-menangis?!
"Hana!! Ya ampun kakak kangen!! Kamu udah baikan? Mana yang sakit? Kasih tau kakak." Kak Hangyul memelukku dan mengelus rambutku dengan sangat lembut. Inilah mengapa aku sangat sayang padanya. Kak Hangyul selalu peduli padaku, kapanpun itu.
