tentang

112 11 0
                                    

Apa kabar samudera?
Semoga baik-baik saja disana, pun aku.

Bagaimana Samudera? Sudah tiga tahun ya? Tak terasa semenjak perpisahan kita itu aku mati-matian rindu yang ingin pertanggung jawaban, mati matian menahan diri yang ingin berbicara denganmu, mati-matian juga aku menahan semuanya.

Sekarang rasanya makin bertambah Samudera, alasan aku menulis ini adalah agar aku dapat menumpahkan semua rindu dan cakap yang ingin kulakukan bersamamu lagi.

Samudera,
Aku ingin kesana, bertemu denganmu. Duduk bersamamu lagi menikmati senja lagi sambil tertawa. Meskipun aku tahu Samudera, itu hanya anganku semata.

Samudera,
Tiga tahun juga aku diam-diam mencuri kabarmu, diam-diam mengetahui keadaanmu. Aku bahagia saat kamu juga bahagia Samudera.

Samudera,
Perasaan ini masih mengambang, banyak orang yang singgah pada hati saya, namun saya hiraukan. Bukan saya hiraukan, tapi selalu ada ruang yang bertuliskan namamu di hatiku yang membuat mereka mundur perlahan meninggalkan.

Samudera,
Hati yang nakal ini hanya ingin denganmu, ingin dibahagiakan oleh kamu. Meski aku tahu kamu sudah membenci saya terang-terangan.

Tidak apa Samudera, tidak apa. Aku menerimanya. Anggap saja semesta telah memberikan hukuman padaku yang belum aku tuntaskan masa tahanannya.

Samudera,
Kamu boleh bahagia, tapi jangan menjadi diri yang berbeda, kamu harus bahagia atas dirimu sendiri.

Samudera,
Kamu berhak bahagia, pun aku. Tapi nyatanya mengucapkan kalimat ini sangat sulit untuk dilakukan. Seperti ada benteng kokoh yang membuat aku harus bertahan padamu.

Samudera,
Dimanapun kamu berada, aku rindu. Rindu sangat, rindu ini tak terpecahkan selama tiga tahun ini. Yang kulakukan hanyalah hal bodoh melihat foto profil whatsapp mu saja. Melihat kapan kamu terakhir dilihat aktif. Hanya itu Samudera.

Aku ingin pulang saja Samudera
Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu saja Samudera
Seperti kala itu
Iya kala itu samudera

Malam ini, semua rindu rasanya pecah
berhamburan di lantai
rindu yang sudah tidak bisa terbendung lagi
rindu yang sudah tidak bisa tertahan lagi
Aku lelah samudera, jika harus terus menerus menahan rindu ini sendirian
Rindu juga butuh pertanggungjawaban
Rindu juga butuh komunikasi
Rindu juga butuh kamu samudera
Jarak terlalu membatasi kita,
Benteng yang kokoh sepertinya sudah membentengi antara aku dan kamu. Sepertinya.
Aku rindu Samudera, aku rindu berbincang denganmu
Melihat kamu rasanya aku ingin sekali memelukmu, menangis mengeluarkan keluh kesahku bagaimana aku menahan semua rindu yang melanda diri ini aku.
Perasaanku bukan sebercanda itu Samudera, bukan.
Perasaanku dalam, sudah dalam Samudera.
Aku tidak tahu harus berkata apa lagi.
Semuanya tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata. Tidak bisa samudera.
Aku ingin bicara sama kamu saja
Mendengarkanku
Mendengarkanmu
Samudera
Aku ingin kita bicara
Satu kali kesempatan saja
Aku ini bukan bayangan samudera
Aku ini ada samudera
Ada di depanmu
Ada di hadapanmu
Ada di hatimu
Aku ingin keberadaanku ada di matamu
Jangan sampai aku jadi bayangan samudera
Jangan sampai
Samudera, mendengar kata perpisahan itu bagai pedang yang menancap kokoh dalam hati saya
Bagai anak panah yang tidak hilang
Samudera
bicara ya sama saya?
satu kali saja
saya rindu.

Samudera,
Jika saya bisa bertemu denganmu satu kali saja? Bolehkah saya berbicara yang sejujurnya?

Surat untuk Samudera,
aku yang selalu ditiadakan.

Surat untuk SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang