18_Manis

64 6 1
                                    

Keesokan harinya....

"ABANG HUJANNNNN"

Tok...tok...tok....

"ABANGGGGG"

"ABANGGG HUJANNNN"

"FAUZAN CHANDRA NOZA"

Tok...tok...tok...

Bruk...

"Aduhhhh"

"Ngapain sih dek ganggu tidur aja?"tanya Fauzan yang kesal saat Lala menggedor-gedor pintu kamar nya dengan keras.

Sudah tahu Fauzan ingin tidur sampai jam 9 karena hari ini jam kuliahnya dimulai saat siang hari.Eh malah keganggu.

"Bukan nya bantu diri malah ngomel gak jelas"ucap Lala sambil mengerucutkan bibirnya.

"Salah sendiri siapa suruh diri disitu"ucap Fauzan tak ingin disalahkan.

"Itu sepeda Lala ban nya kempes lagi"ujar Lala menjelaskan mengapa ia harus mengganggu tidurnya Fauzan.

"Ya kan bisa pakai cara lain kesekolah Clara"ucap Fauzan mengusap wajahnya kasar.

Lala hanya menundukkan kepalanya,jika Fauzan sudah memanggil nama aslinya tanpa embel-embel 'dek' maka ia yakin abang nya itu sudah sangat kesal pada dirinya.

"Re..rencana nya gitu,tapi uang saku Lala gak ada bang"ucap Lala tanpa mengangkat pandangannya menatap wajah Fauzan.

"Mama Papa subuh tadi udah berangkat ke Bandung,Mang Oli lagi cuti 2 hari"

"Yaudah tunggu bentar"Fauzan berlalu kedalam kamarnya,untuk mengambil uang.

Bodoh umpatnya pada dirinya sendiri mengapa ia tidak ingat kalau Mama Papanya ke Bandung,dan Mang Odi yang sedang cuti.Pantesan Lala gak sabaran mengetok pintu tadi.

Fauzan kembali menghampiri Lala yang masih menundukkan kepalanya,sejenak ada perasaan bersalah dalam hatinya karena telah memarahi adik nya itu.

"Ini,nanti pulang langsung kerumah ya"

"Iya bang"jawab Lala lalu pamit dan mencium punggung tangan Fauzan, sekali lagi ia tak menatap Fauzan ia tetap menundukkan kepalanya.

"Dek"panggil Fauzan menahan pergelangan tangan Lala,saat Lala hendak berbalik.

"Iya bang"

"Balik,tatap abang"ucap Fauzan dingin,namun jujur ada rasa khawatir dalam hatinya.

Lala berbalik namun ia tetap saja menunduk,sesekali tangannya menyentuh pipinya.

"Tatap abang"ucap Fauzan kini lebih lembut.

Lala perlahan mengangkat pandangannya,dan

"Astaga dek"panik Fauzan menangkup wajah Lala menggunakan kedua tangannya.

"Kenapa nangis?"tanya Fauzan,sungguh tadi ia tak ada niat untuk memarahi Lala.

Fauzan menghapus air mata Lala menggunakan ibu jarinya,lalu menarik Lala kedalam pelukannya.

"Maafin abang,tadi gak maksud marahin kamu"ucap Fauzan sambil mengelus lembut rambut Lala.

"Lala takut abang seram tadi kayak gitu"ucap Lala sambil mengeratkan pelukannya pada Fauzan.

"Seram dari mananya orang ganteng gini"ucap Fauzan lalu mencubit hidung Lala yang memerah.

"Ihh sakit tau"

"Udah ah Lala nanti telat.Bye abang hujan"pamit Lala,sambil mengelap sisa-sisa air matanya

Lala berlari keluar rumah,lalu berjalan menuju halte didepan komplek,ia masih menyempatkan tersenyum pada Mina yang sedang melayani pembeli ditoko kelontong milik mereka.

HARMONI ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang