Yuvin POV
"Yuvin! Tolong antar kue ke rumah Yohan ya"
Yohan... sudah berapa lama aku sulit menyebut nama itu, rasanya jarak diantara kita melebar terlalu luas. Padahal di dunia nyata, aku bisa menemuinya hanya dalam beberapa langkah kaki.
"Kakak lagi ngelamun apa sih?"
Eh, apa ini? Kok lenganku rasanya perih ya?
"Hyungjun!" Aish, sial. Pasti bakal memar nih, anak itu kalo mencubit tidak kira-kira.
"Disuruh mama, wlee", Hyungjun hanya menjulurkan lidahnya lalu kabur. Sakit, huhu... Mau tak mau aku melangkahkan kaki menuju mama.
"Nih Vin, bawa ke rumah Yohan. Udah dibayar kok", Mama memberikan bungkusan yang aku tidak tau apa itu.
"Apaan ini Ma?"
"Roti buaya!", bukan Mama, itu Hyungjun yang tiba-tiba menyahut.
"Emangnya Yohan mau ada acara apa? Ada-ada aja Jun", nah ini baru Mama. Hyungjun itu kenapa ya, suka sensi. Kayaknya lagi PMS deh.
Tanpa banyak bicara aku pergi membawa bungkusan itu, menuju rumah Yohan. Siapa tau bisa curi-curi ngobrol sebentar. Hehehe.
Satu menit kemudian aku sudah berada di depan rumahnya, sudah aku bilang kan, sebenarnya aku bisa menemuinya hanya dengan beberapa langkah saja. Tapi, begitulah...
Ding-Dong
Rasanya sudah lama sekali...
Ceklek
Yohan yang membuka pintu ternyata.Yohanie... menawan seperti biasa...
"Yuvin bilang apa?"
Oh shit, jangan bilang tadi aku bukan ngomong dalam hati!
"Hehehe, pagi Yohan. Ini titipan Mama", menyerahkan bungkusan lalu kabur, Yuvin, bodoh sekali sih!!!
"Eh, ga mampir dulu?"
Tapi Yuvin sudah masuk kembali ke rumahnya. Sial, padahal tadi kesempatan kan.
Entah sejak kapan hubunganku dengan Yohan jadi seperti ini. Yohan adalah anak yang lucu, semua orang menyukainya. Termasuk aku, bisa dibilang Yohan adalah prioritasku sedari dulu. Meski aku tidak tau apa artinya kehadiran aku untuk dia.
Teman baik, atau peliharaan. Dulu aku tidak terlalu peduli. Tapi sepertinya Yohan peduli, dan dia perlahan menjauh. Bergaul dengan anak-anak lain yang bisa dibilang setara. Mungkinkah dia menganggap aku tidak setara untuknya?
Tahun ajaran akhirnya segera dimulai, musim dingin akhirnya berakhir dan musim semi kali ini mereka bilang akan merubah hidup kami. Ah, mereka yang aku maksud adalah para orang dewasa.
Minggu depan kami akan kembali ke sekolah, di awal semester ini kami semua akan menjalani tes darah. Bukan untuk tau golongan darah, tapi untuk mengetahui identitas kami, Alpha, Beta, atau Omega. Semua siswa rata-rata berharap jadi seorang Alpha, tentu saja. Bagiku, Beta saja cukup, asalkan bukan Omega. Tidak bisa kubayangkan dengan badan sebesar ini aku jadi seorang Omega.
Kalian juga pasti berpikir seperti itu kan?
.
.
.
Eanjeaye susah sekali buat dapet 500karakter, ini masih 400an 🤣
Sudut pandang Yuvin dulu, Yohan kemudian~~~See you in the next chapter!
-bbbiyooo
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTSIGN | YUYO Omegaverse
FanfictionDulu, bertahun-tahun yang lalu, Yohan dan Yuvin bagaikan satu paket. Tidak terpisah. Dimana ada Yohan disitu pula Yuvin berada. Seiring bertambahnya usia, sang teman kecil berubah jadi asing. Tapi, Yuvin yang memendam, akhirnya punya kesempatan. Aka...