"Kakak bisa kan tinggalin Kak Yuvin?""Kalaupun kakak bukan mate-nya, kakak tetep bisa jadi sahabatnya kan?!"
"Aku ga punya siapa-siapa lagi, aku cuma ingin sama Kak Yuvin yang jelas udah ditakdirkan buat aku kak. Tolong..."
Beberapa kilas balik obrolan Yohan dan Byungchan sore tadi memenuhi pikiran Yohan. Yohan kira dengan mengobrol dengan anak itu mereka bisa sedikit menemukan titik terang.
Vin... Aku harus apa?
Yuvin adalah salah satu orang yang paling baik dan lembut di hidup Yohan. Hal itu juga yang menyebabkan dia dulu menjauh, karena Yohan tidak mau bergaul dengan orang yang dia anggap lemah. Terbukti Yuvin tidak bertindak terlalu kasar untuk menghindari Byungchan.
Tadi sore Yohan dan Yuvin janjian untuk wisata kuliner. Yohan kira dia sudah merasakan kehadiran Yuvin, tapi nyatanya Yuvin tidak datang. Maka Yohan menyusulnya ke tempat kerja. Yohan tidak tau kalau Yuvin sebenarnya sudah sampai tapi pergi lagi.
Huft... Yohan menarik nafas pelan-pelan. Yohan tidak dapat membayangkan hidup tanpa Yuvin. Hari-hari yang dimulai dengan pelukan hangat Yuvin adalah hari-hari yang sangat membahagiakan. Apa Yohan yakin ingin melepaskan kebahagiannya?
Tapi memang benar kan, kalaupun Yuvin tidak menjadi mate-nya lagi, mereka akan tetap berteman seperti sebelumnya.
.
.
.
"Yang, belom tidur?"
Hari sudah menjelang tengah malam ketika Yuvin sampai, Yohan masih di depan TV. Menonton drama yang sebelumnya tidak dia ikuti perkembangannya. Yohan menoleh sambil tersenyum tipis.
"Udah makan? Tinggal angetin aja ya kalo mau...", ujarnya tanpa beranjak dari sofa. Yuvin memeluk bahu Yohan dari arah belakang. "Maaf ya tadi sore mendadak ada kerjaan", menaruh kepalanya di bahu Yohan.
"It's okay, kamu bau ih. Mandi dulu nanti sebelum tidur", Yohan mencubit hidung Yuvin pelan sebelum melepaskan lengan Yuvin yang merengkuhnya.
Yohan mengelus cincin yang melingkar di jari manis Yuvin. Cincin yang sama dengan yang melingkar di jarinya. Menaruh kedua tangan Yuvin di atas perutnya tanpa ia sadari.
"Vin"
"Han"
Ucap keduanya hampir bersamaan, Yohan lalu tertawa. "Yuvin!?" dilanjut dengan mencubit lengan Yuvin pelan.
"Aaakk.. sakit.." Yuvin mengerucutkan bibirnya. Berpindah untuk duduk di samping Yohan.
"Utuutututu kacian anak mama...", mengunyel-unyel wajah Yuvin yang nampak semakin dewasa. Mereka bukan anak-anak lagi, lama sekali waktu yang mereka habiskan bersama.
Yuvin mengambil tangan Yohan untuk dia genggam di atas pahanya. Hening sesaat diantara mereka.
"Han, kamu pilihanku. Pilihan hati aku. Apapun yang terjadi aku tetep akan memilih kamu. Tolong jangan ragu. Tapi jika memang suatu saat kamu mau pergi, kalau benar itu kebahagiaan kamu, aku ga akan ragu untuk lepasin kamu", genggaman tangannya mengerat, Yuvin menaruh tangannya yang lain diatas genggaman tangan mereka.
Sebuah kecupan Yohan daratkan di pipi kanan Yuvin, "Sayang Yuvin... Tolong jangan lepasin aku"
"Asal kamu bahagia", Yuvin membalas dengan menggigiti gemas pipi Yohan.
"Geliii, udah! Sekarang makan dulu terus mandi!"
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTSIGN | YUYO Omegaverse
FanfictionDulu, bertahun-tahun yang lalu, Yohan dan Yuvin bagaikan satu paket. Tidak terpisah. Dimana ada Yohan disitu pula Yuvin berada. Seiring bertambahnya usia, sang teman kecil berubah jadi asing. Tapi, Yuvin yang memendam, akhirnya punya kesempatan. Aka...