15

10.6K 475 6
                                    

" eunghh " lenguh tari

Perlahan mata indah ith terbuka, dengan mata sayunya ia melihat jam yang berada di atas nakas. Jam baru saja menunjukan pukul 02.00 dini hari. Dengan perlahan ia bangun dari tidurnya untuk menunaikan salat malam yang rutin ia lakukan.

" bangunin nggak ya " tanya tari pada dirinya sendiri

" emm bangunin aja deh " ucap tari sekali lagi

" ustadz,,, ustadz fahmi " panggil tari kepada ustadz fahmi sembari menggoyangkan lenfan pria itu

" ya ada apa " jawab ustadz fahmi dengan suara paraunya

" emm mau ikut solat tahajud nggak " tanya tari sembari menundukan kepalanya

" memang sekarang jam berapa " tanya ustadz fahmi

" jam 02.00 " jawab tari

" ya sudah ayo " ajak ustadz fahmi

" sana kamu ambil air wudhu dulu " lanjut ustadz fahmi

" iyha " jawabku

Setelah mengambil air wudhu giliran ustadz fahmi. Sembari menunggu aku memakai mukena, membentangkan sajadahku dan ustadz fahmi serta menyiapkan baju koko milik ustadz fahmi

Setelah udtadz fahmi keluar dari kamar mandi ia langsung memakai baju yang sudah ku persiapkan, entah mengapa hatiku merasa senang saat ustadz fahmi mau mengenakan baju yg ku persiapkan

" sudah siap? " tanya ustadz fahmi

" sudah ustadz " jawabku

Setelah itu kami pun menunaikan solat tahajud bersama, untuk lertama kalinya aku berjamaah dengan seorang ikhwan yang tak pernah ku bayangkan akan menjadi imamku. dia seorang gus di pesantren tempatku menimba ilmu agama, seorang ikhwan yang banyak di kagumi santri putri di pesantrenku, sekarang ia menjadi imamku. Ini terasa seperti mimpi

" assalamualaikum warohmatullah "

Setelah salam, udtadz fahmi menghadap kebelakang dan menyodorkan tangan kanannya, aku pun meraih tangan itu dan menciumnya sebagai tanda baktiku padanya. Setelah itu, ia pun kembali menghadap kiblat untuk berdoa. Aku menengadahkan tanganku untuk memanjatkan doa kepada robb ku

Ya robb
Aku berterimakasih atas nikmat yang kau beri
Terima kasih ya robb, engkau telah memberiku seorang suami yang insya allah bisa membimbingku menuju jannah-Mu
Berikanlah keberkahan untuk rumah tangga kami agar kami bisa menggapai ridho-Mu
Aaminn

Tak terasa air mataku ikut mengalir bersamaan dengan aku mengusap wajahku

" tari " panggil ustadz fahmi

" ya ustadz " jawabku

" jangan tidur lagi, kita lanjut murojaah aja sambil menunggu azan subuh " ucap ustadz fahmi

" iyha ustadz " jawabku

" jangan panggil saya dengan panggilan ustadz, sekarang saya itu suami kamu, bukan ustadz kamu lagi " ucap ustadz fahmi

" panggil mas aja " lanjutnya

" i_iyha mas " jawabku gugup

" yasudah ayo sekarang murojaah aja " ajak mas fahmi

" iya mas " jawabku

Entahlah rasanya bibir ini sulit untuk menjawab lebih panjang lagi.

Aku pun beranjak untuk mengambil al - qur 'an kecil yang biasa ku pergunakan dan al - qur ' an dari mas fahmi saat menikah kemarin

Setelah itu kami pun bermurojaah bersama sambil menggu azan subuh

Skip

Tak terasa azan subuh pun berkumandang

" saya pergi ke masjid dulu " ucap mas fahmi sebari beranjak dadi duduknya

" iyha mas " jawabku dengan pandangan menunduk

Ceklek

Suara pintu dibuka, berarti mas fahmi telah keluar dari kamar dan berangkat ke masjid berasama papa. aku pun bergegas menunaikan ibadah solat subuhku

Setelah selesai aku pun turun kebawah untuk membantu mama dan bibi memasak

Sekitar 25 menit masakan pun jadi bersamaan dengan mas fahmi dan papa plng

" assalamualaikum "

" waalaikumusalam " jawab kami

Aku melihat mama berjalan menghampiri papa dan mengecup punggung tangan papa dan papa pun mengecup lembut kening mama...aku pun akan melalakukan hal yg sama dengan mama, aku berjalan menghampiri mas fahmi dan mengecup punggung tangannya tapi ini berbeda, mas fahmi tak mengecup keningku dengan lembut, ia hanya mengusap kepalaku lembut...ahh tak apa, aku tak mempermasalahkan hal ini

" mas udah pulang " tanyaku berbasa basi

" iya " jawabnya singkat

" ya sudah, ayo mari makan " ajak mama

Setelah itu pun kita makan dalam keadaan hening, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu

" ma aku udah selesai, mau ke kamar dulu " ucapku memecahkan keheningan

" mas aku ke kamar dulu " lanjutku

" iya " jawabnya singkat

Aku pun beranjak dari dudukku dan berjalan ke kekamarku. Sesampainya di kamar aku duduk di tepi ranjang. Tatapanku lurus kedepan, aku merenungi apakah pernikahan ini akan berjalan lancar seperti anganku, kenapa mas fahmi tetap dingin denganku











Maaf ya guys udah lama nggak update, soalnya lagi buntu mau di buat gimana alurnya...maaf kalau makin garing critanya

Jangan lupa vote and coment

Gus, Ana Uhibbuka Fillah [ Proses Penerbitan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang