Tari pov
Perlahan aku membuka mataku dan mengerjapkannya secara perlahan untuk menyesuaikan cahaya lampu, kepalaku rasanya sedikit pusing. Aku mencoba mengingat apa yang terjadi. Aku mengingat semuanya, semua hal yang telah aku lupakan, tentang ustad fahmi, mbak kayla dan kejadian sebelum aku amnesia. Aku memanggil ustad fahmi karna aku telah mengingat jika ia tak pernah mencintaiku dan mungkin tak akan pernah. Hal pertama yang ku lihat setelah membuka mata ada ustad fahmi dan mbak kayla tertidur di sofa dengan posisi yang sangat dekat. Apakah mereka tidak tau dosa orang yang bukan mahramnya berdekatan seperti itu apa lagi mbak kayla tertidur dengan posisi merebahkan kepalanya di pundak ustad fahmi. Jujur, aku sakit hati melihatnya. Akan lebih baik jika aku amnesia selamanya
Aku mencoba meraih gelas yang terletak sedikit jauh dari jangkauanku, badanku sangat lemas untuk bangun dari tidurku
Prank
Astagfirullah haladzim aku tak sengaja menjatuhkannya batinku
Hal itu mampu membangunkan mereka berdua
" apa kau baik baik saja " tanya ustad fahmi dengan nada sedikit khawatir
Kau bertanya seolah kau mencintaiku ustad, sadar tar, kau jangan sampai mencintainya lebih dalam dari saat ini batinku
"Saya baik baik saja ustad " jawabku dengan datar
"Ka_kau telah mengingat se_semuanya " tanya dengan gugup
" iya " jawabku dengan datar
" alhamdulillah ya allah " ucap syukur nya
" apa kau haus? Biar aku ambilkan minum " lanjutnya
" tidak usah repot repot ustad, biar aku mengambilnya sendiri " jawabku
Kemudian aku bangkit dari rebahanku dan berjalan keluar kamar dengan sedikit tertatih menuju dapur untuk mengambil minum, di luar kamar aku bertemu dengan mama
" kau sudah bangun nak? " tanya mama
" iya ma " jawabku dengan senyum manisku walau sedikit ku paksa
" kau mau kemana biar mama bantu " ucap mama
" aku mau ke dapur ma " jawabku
Dan mama pun memapahku pelan untuk menuju dapur, sesampainya di dapur mama membantuku untuk duduk di meja makan
" kau mau makan nak? Biar mama buatkan makanan " tawar mama
" aku nggak lapar ma, tapi aku haus " jawabku
" biar mama ambilkan minum " ucap mama
" iya ma, makasih " jawabku
Selang beberapa menit mama menyodorkan gelas kaca berukuran sedang yang terisi air putih, aku pun meraihnya dan meminumnya hingga menyisakan setengah
" alhamdulillah " ucapku setelah minum
Selang beberapa menit aku melihat ustad fahmi dan mbak kayla turun dari atas dengan wajah yang lebih segar, mungkin mereka sudah cuci muka pikirku. Mereka berjalan beriringan menuju dapur, sesampainya di dapur ustad fahmi duduk di sebelah kananku dan mbak kayla duduk di sebelah kiriku
" apakah kau mau makan " tanya ustad fahmi
Kau bertanya seperti itu seakan kau peduli denganku ustad batinku
" tidak " jawabku datar
" kenapa kamu tidak makan tar, biar mbak masakin apa yang kamu mau " ucap mbak kayla dengan senyum lembutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus, Ana Uhibbuka Fillah [ Proses Penerbitan ]
Romance" ustad, jangan memberikan harapan bila akhirnya aku akan kau tinggalkan orang yang benar - benar bertahan pun akan melepaskan bila terlalu sering terluka akibat penghianatan, dan kau tak akan tau bagaimana terlukanya bila kau berada di posisi itu "...