21

10.8K 508 38
                                    

Fahmi pov

Sepulang aku dari masjid komplek aku melihat wajah khawatir mama dan kayla, ada apa dengan mereka? Apakah ada sesuatu yang terjadi ketika aku pergi ke masjid? Lalu dimana tari. Daripada aku menerka nerka apa yang terjadi lebih vaik aku menanyakannya kepada mama dan kayla

" assalamualaikum ma, kay " salamku semabari mencium punggung tangan mama

" waalaikumusalam " jawab mereka

" kenapa wajah kalian terlihat khawatir, terus tari dimana dan apa papa sudah pulang dari kantor " tanya beruntun

" papa belum pulang dan tari tadi pergi " jawab mama

" memangnya tari pergi kemana " tanyaku

Dan kayla pun menceritakan dari awal sampai akhir kejadian yang terjadi dirumah, aku sangat terkejut ketika mengetahui bila kayla juga mencintaiku. Ada perasaan bahagia di hatiku tetapi aku harus sadar jika aku telah memiliki seorang istri. Seharusnya aku tak mencintai perempuan lain setelah aku mengucapkan kalimat ijab qobul atas nama istriku, aku sungguh berdosa karena perasaan ini. Tapi aku juga tak bisa berbuat apa apa. Aku telah berusaha untuk mencintai istriku tetapi tak bisa, ahh bukan tak bisa tetapi belum bisa

Disaat keadaan hening ini tiba tiba ada yang mengucapkan salam dari pintu utama

" assalamualaikum " ucap orang tersebut

" waalaikumusalam " jawab kami

Secara bersamaan kami menoleh kearah pintu utama dan ternyata ia adalah istri kecilku

Fahmi pov off

Tari pov

" assalamualaikum " salamku

" waalaikumusalam " jawab mereka sembari menoleh kearahku

Aku pun mematung di depan pintu, mereka tak mencariku bahkan tak ada rasa khawatir terhadapku. Aku bisa melihat raut wajah khawatir di wajah mamaku tetapi tidak di wajah suamiku. Hatiku sakit, aku seperti istri yang tidak di harapkan. Ya allah kuatkan hati hambamu yang lemah ini.

" assalamualaikum, ehh anak papa kenapa malah berdiri di sini?" tanya papa yang baru saja pang dari kantor

" iya pa " jawabku dengan senyum manis yang ku paksakan

Aku pun berjalan masuk beriringan bersama papa, sesampainya di dalam aku melihat mama bangkit dari duduknya dan menghampiri papa, sesampainya di depan papa, mama mencium punggung tangan papa dan papa mencium kening mama dengan lembut. Aku ingin pernikahanku seperti mama dan papa yang pernikahannya dilimpahi cinta dan kasih sayang. Aku pun melangkahkan kakiku menghampiri ustad fahmi dan meraih tangan kanannya untuk ku cium punggung tangannya, tanpa sadar air mataku menetes jan jatuh di punggung tangannya. Setelah melepaskan tangannya aku pun berlari manaiki tangga dan memasuki kamarku, aku tak peduli apa yang mereka fikirkan tentangku. Sesampainya di kamar air mataku mengalir dengan deras bagaikan anak sungai, aku tak bisa menahannya lagi untuk tidak mengalir

" ayo lah tar, kenapa kau sekarang selemah ini " ucapku untuk diriku sendiri

" kau harus kuat, jika memang ustad fahmi bukan jodohku pasti allah telah menyiapkan jodoh yang lebih baik untukku " lanjutku

Tak berapa lama pintu kamarku terbuka menampilkan sosok suami tampanku, suami Yang hatinya bukan untukku tetapi raganya milikku. Sebelum ustad fahmi melihat air mataku aku mengusapnya dengan sedikit kasar

Akh

Pekikku pelan karena pipiku tergores oleh kuku ku yang sedikir panjang. Hal itu dapat mengalihkan perhatian ustad fahmi

Gus, Ana Uhibbuka Fillah [ Proses Penerbitan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang