4. Pisau Perak

1.3K 172 1
                                    

Wormtail memasuki ruangan; mata bulat kecilnya mengerjap kebingungan saat dia hanya melihat James yang meringkuk di tanah. Sebelum dia punya kesempatan untuk bereaksi, bahkan terhadap cahaya liar di mata James, Harry dan Ron berhambur ke arahnya, menjatuhkannya ke lantai. James mengamati dengan tatapan kosong saat Harry dan Ron menarik Wormtail ke tanah. James tampak sedikit terkejut ketika Wormtail mengunci tangannya di tenggorokan Harry. Dia tidak menyangka Wormtail benar-benar menyakiti salah satu rekan Pelahap Mautnya. Sebenarnya, dia mengira pertarungan itu terlihat sangat palsu, tapi Harry menepak mulut Wormtail, menghentikan semua kebisingan dengan paksa.

"Ada apa, Wormtail?" seru Lucius Malfoy. Harry dan Ron saling melirik dengan panik. Tak satu pun dari mereka yang bisa meniru suara.

"T-tidak ada, semua b-baik-baik saja!" James berseru tiba-tiba, dengan meniru suara Wormtail. Mulut Ron ternganga, tapi sebelum dia benar-benar bisa bereaksi terhadap bantuan James, James telah menjatuhkan pandangannya ke lantai sekali lagi.

"Kau mau membunuhku?" Harry sesak napas, "Setelah aku menyelamatkan nyawamu? Kau berutang padaku, Wormtail!" James mengangkat tatapannya sekali lagi, akhirnya melihat bahaya sebenarnya yang dibawa tangan Wormtail. Wormtail tidak bereaksi terhadap kata-kata Harry, tangan peraknya mengerat.

"Lepaskan dia," bisik James. Tatapan Wormtail berputar ke arah James, dan dia menyeringai dengan sadis. "Kau lemah, Wormtail. Kau bukan apa-apa. Jika harus ada yang mati, maka itu harus kau." Wormtail semakin mengeratkan tangannya dan berkata,

"Akulah yang kuat sekarang, Prongs. Aku akan membunuh anakmu." James menyipitkan matanya; dia masih terlihat tidak percaya apakah Harry adalah anaknya atau bukan.

"Selamat, Wormtail. Kau cukup kuat untuk membunuh seorang anak kecil, yang tidak memiliki tongkat. Apakah itu bahkan diperhitungkan saat kau membunuhnya? Maksudku, kau menggunakan tangan Voldemort. Apa kau meminjam hidungnya juga?" Suara James lebih kuat dengan amarahnya. Harry tersedak lemah, matanya mulai berputar ke belakang kepalanya. Ron berusaha dengan susah payah untuk melepaskan tangan Wormtail. Seketika, tangan Wormtail menyentak dari tenggorokan Harry, mati-matian ingin meraih tenggorokan James sebagai gantinya. Dalam sedetik kemarahan belaka itu, Ron mampu merenggut tangannya. Kemudian dia mendorong Wormtail ke lantai sementara Harry jatuh ke lantai, terbatuk-batuk. Wormtail tampak terkejut dan geram pada James, dan pada sebagian besar dirinya yang sangat ingin membunuh James. Kemudian ekspresinya berubah menjadi ketakutan saat Harry—yang masih pemulihan—mengambil tongkat Wormtail dari tangan normalnya.

"Periksa sakunya," kata James dengan serak, amarah menghilang. Harry dan Ron berbalik dan memandangnya terkejut.

"Apa?" tanya Ron. James tidak memandangnya.

"Itu tongkatku. Ambil miliknya juga." Harry memandangi tongkat di tangannya dengan sedikit kagum. Dia sedang memegang tongkat ayahnya. Ron merogoh saku Wormtail, tampak jijik saat dia menyentuh Wormtail. Kemudian dia mengeluarkan tongkat kedua. Mata Wormtail terbelalak ngeri. Kemudian tangan peraknya mengkhianati pemiliknya dan berputar untuk menggenggam tenggorokannya sendiri.

"Tidak-" kata Harry, berusaha menarik tangan perak itu dari tenggorokan Wormtail. James tampak ngeri saat Wormtail jatuh ke tanah. Kemudian ekspresinya lenyap saat sebuah sambutan dingin menggantikannya setelah beberapa detik.

"Tidak! Relashio!" Ron mencoba melepaskan tangan itu dengan tongkat sihir Wormtail sendiri. Itu tidak berhasil, dan hanya beberapa detik kemudian, Wormtail sudah mati. James terdengar menelan ludah dan menatap mata Ron. Kemudian dia bertanya,

"Kenapa kau berusaha menolongnya?" Untuk sesaat, Ron ternganga memandang James, terkejut oleh kebencian dalam suaranya. Lalu tampaknya dia ingat bagaimana Wormtail telah memperlakukan James. Bagaimana dia mengutuknya dengan tongkatnya sendiri. Harry mengertakkan giginya, bukan untuk pertama kalinya dia berharap membiarkan Lupin dan Sirius membunuh Wormtail di tahun ketiganya. Ini adalah bukti; James ingin Wormtail mati. Dia ingin kedua sahabatnya untuk membebaskan dunia dari sampah itu bersama, sebelum sampah itu bisa menyakitinya dengan sangat buruk. Ron menyadarkannya dari pemikirannya dengan mengatakan,

"Karena perang ini sudah membunuh terlalu banyak orang." Harry memandang temannya dengan syok. Apakah Ron baru saja benar-benar mengatakan sesuatu yang masuk akal dan bijaksana? James tidak bereaksi, hanya menatap mata Ron hingga Ron berbalik dengan canggung. Ron bertemu mata Harry, jelas menyadari Harry yang sedang menatapnya dengan mulut ternganga.

"Ayo, Harry. Kita harus pergi." Seolah menjawab mereka, Hermione mengeluarkan jeritan melengking lagi. Keduanya bergegas menaiki tangga, hampir melupakan James dalam perjalanannya. Lagipula dia menolak untuk ikut dengan mereka. Apa yang bisa mereka lakukan dengan itu? Selain itu, jauh lebih penting untuk mengeluarkan Hermione dari sana. Hermione menjerit, lebih keras dari apa pun yang mereka bayangkan. Kemudian tiba-tiba berhenti. Hermione sedang berbaring di kaki Bellatrix, nyaris tidak bergerak sambil mengerang. Bellatrix sedang berbicara dengan Griphook.

"Well? Apa ini pedang yang asli?" Griphook memegang pedang itu, memandanginya dengan kagum. Akhirnya dia berkata,

"Bukan. Ini palsu."

"Kau yakin?" kata Bellatrix terengah, "Benar-benar yakin?"

"Ya." Bellatrix tersenyum jahat. Dia mengangkat lengan kirinya perlahan dan berkata,

"Dan sekarang kita panggil Pangeran Kegelapan!" Dia menekankan jari telunjuknya ke Dark Mark di lengannya, dan rasa sakit segera menembus bekas luka Harry. Voldemort sangat gembira atas penangkapannya. "Dan kurasa kita bisa melenyapkan Darah Lumpur ini. Greyback, ambil kalau kau mau dia!"

"TIDAAAAAAAAAAAAK!" Harry meringis saat Ron menjerit dan menggeram, "Langkahi dulu mayatku!" Bellatrix melihat sekeliling, terkejut. Tatapannya semakin tajam saat dia menyadari Ron dan Harry bersama-sama berhambur masuk ke dalam ruangan, dengan tongkat siap. Ketiga Malfoy mengeluarkan tongkat mereka dan mulai berduel. Greyback mengikuti jejak mereka setelah beberapa saat ragu. Harry dan Ron berduel sebentar, masing-masing sama terampilnya dengan lawan mereka.

"Berhenti atau dia mati!" Harry dan Ron berbalik untuk menghadap Bellatrix. Bellatrix mengangkat Hermione, yang terlihat tidak sadar, dan memegang pisau perak pendeknya ke tenggorokan Hermione.

"Jatuhkan tongkat kalian," bisiknya dengan marah, "Jatuhkan, atau kita akan lihat tepatnya seberapa kotor darahnya!" Keduanya terus menggenggam tongkat masing-masing.

"Kubilang jatuhkan!" pekik Bellatrix. Tetesan darah merah muncul di kulit kemerahan Hermione. Harry dan Ron menjatuhkan tongkat mereka secara bersamaan, saling memandang dan menerima bahwa semuanya sudah berakhir. Ketika mereka menyaksikan, Bellatrix tiba-tiba terlempar ke belakang, tongkatnya terlepas dari tangannya dan melewati kepala mereka. Hermione jatuh ke lantai, Harry dan Ron melihat sekeliling, mencari siapa pun yang menyebabkan ledakan.

Yang mengejutkan mereka, James berdiri di sana. Dia tiba-tiba menjadi sosok yang anehnya mengesankan, bersandar di salah satu dinding batu, lengan patah teruntai lurus ke bawah, sedikit terayun. Jelas dia tidak punya kendali atas bagaimana lengan itu bergerak. Lengannya yang satu lagi terulur ke depan, menunjuk ke tempat di mana Bellatrix berdiri. Lengan itu memegang tongkat Bellatrix dan sedikit gemetar, seperti seluruh tubuhnya. Kepalanya bersandar ke dinding, wajahnya yang pucat terengah-engah.

"Aku sudah ingin melakukan itu selama bertahun-tahun," katanya serak.

Kemudian dengan satu gerakan tidak pasti, tongkat Bellatrix jatuh dari tangannya, dan dia pingsan.

In His Eyes | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang